Orang Indonesia tak bisa lepas dari ponsel pintar
Merdeka.com - Google baru saja mengeluarkan hasil riset terbaru mereka terkait e-commerce tahun 2016 di Indonesia. Dalam risetnya tersebut dijelaskan bahwa menjelang puncak musim belanja pada 12 Desember ini menjelaskan bahwa tren yang mendominasi adalah mobile.
Sebesar 43 persen, masyarakat Indonesia sekarang memiliki ponsel pintar dan jika dibandingkan dengan negara seperti Singapura atau Korea Selatan jumlah ini cenderung masih rendah. Meski begitu, masyarakat Indonesia tak bisa lepas dari genggaman smartphone miliknya. Hal itu dibuktikan dengan 71 persen masyarakat Indonesia memandang smartphone merupakan perangkat utama bagi mereka untuk online. Angka itu pun diklaim paling tinggi di Asia Pasifik.
"Orang Indonesia itu memang gak bisa lepas dari ponsel. Kalau kita keluar negeri aja bisa diidentifikasi mana orang Indonesia, mana bukan. Kalau mereka bawa dua smartphone dan power bank, itu pasti orang Indonesia," ujar Industry Head Google Indonesia, Henky Prihatna di kantor Google Indonesia, Jakarta, Kamis (17/11).
-
Bagaimana orang Indonesia menggunakan ponsel? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
-
Siapa yang lebih banyak terpengaruh penggunaan ponsel? Hasilnya menunjukkan adanya hubungan yang jelas antara screentime yang berlebihan dengan keterlambatan dalam keterampilan kosakata dan tata bahasa pada anak-anak.
-
Apa dampak kecanduan ponsel? Tidak mampu melepaskan diri dari ponsel, bahkan dalam situasi di mana seharusnya ponsel tidak digunakan seperti saat berolahraga atau saat akan tidur, bisa menjadi tanda kecemasan.
-
Bagaimana cara orang AS mengurangi waktu pemakaian ponsel? Saat ini, masyarakat Amerika mulai beralih ke 'dumbphone' dalam upaya mengekang kecanduan ponsel pintar.
-
Smartphone apa yang paling banyak digunakan di Filipina? Filipina Menjadi negara nomor satu yang warganya tidak bisa hidup tanpa gawai, warga Filipina menghabiskan sebanyak 32,5 persen hari mereka untuk menggunakan ponsel.
-
Bagaimana cara mengatasi kebiasaan terlalu banyak menggunakan ponsel? Untuk mengurangi penggunaan ponsel yang berlebihan, tentukan waktu tertentu untuk menggunakan ponsel dan matikan notifikasi yang tidak penting.
Selain itu, indikasi lain adalah meningkatnya waktu dalam penggunaan di ponsel pintar. Rata-rata orang Indonesia menggunakan ponselnya dua jam seharinya. Hal ini jika dibandingkan dengan desktop sekitar 2,5 kali lebih lama. Detailnya adalah penggunaan untuk browsing di smartphone sekitar 68 menit sementara untuk desktop 52 menit.
"Dua-duanya masih dipakai oleh orang Indonesia, baik smartphone atau desktop," katanya.
Dengan informasi yang ada di atas berkaitan dengan popularitas seluler, riset ini menunjukkan bahwa bagi banyak masyarakat Indonesia ponsel pintar mereka merupakan asisten belanja baru.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri telekomunikasi dan game di Indonesia tengah mengalami perkembangan yang luar biasa di Asia.
Baca SelengkapnyaIni alasan mengapa orang-orang AS malas memakai smartphone.
Baca SelengkapnyaRiset ini membuat banyak orang tak sadar berapa lama mereka menatap layar HP.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tercatat ada 99,8 juta pengguna TikTok di Tanah.
Baca SelengkapnyaIni berdasarkan hasil survei Telkomsel Enterprise terhadap warga Indonesia jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.
Baca SelengkapnyaOpenSignal merilis data terbaru per Oktober 2023 mengenai kondisi kecepatan internet seluler di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSiapa mereka? Berikut orang-orang yang menguasai internet Indonesia.
Baca SelengkapnyaGSMA baru-baru ini menyoroti kemajuan pesat Indonesia dalam teknologi seluler
Baca SelengkapnyaPengguna Tiktok di Indonesia masih tinggi meski fitur TikTok Shop secara resmi berhenti beroperasi pada Rabu (4/10) lalu.
Baca Selengkapnya