Orang miskin tak bisa gunakan Facebook dengan benar?
Merdeka.com - Jejaring sosial mungkin bisa digunakan untuk menentukan status seseorang. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah penelitian, diketahui bahwa anak orang kaya lebih sering berinteraksi di jejaring sosial seperti Facebook ketimbang mereka yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi lemah.
Seperti yang dilansir oleh Huffington Post (25/6), penelitian ini dilakukan oleh Libraries Associate Professor dari Purdue University, Reynol Junco. Memeriksa lebih dari 2,3 ribu mahasiswa dengan usia rata-rata 22 tahun, dirinya mencoba mengetahui bagaimana gender, etnis, dan status sosial-ekonomi dapat mempengaruhi seseorang dalam berinteraksi di social media.
Para partisipan pun ditanyai mengenai berapa lama mereka meluangkan waktu di Facebook. Selain itu, juga ditanyai apa yang mereka lakukan jika sedang online di Facebook.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan dalam penyelidikan? Media Fars yang berafiliasi dengan Pasukan Garda Revolusi melaporkan, sebuah penyelidikan menyiratkan Haniyeh dihantam rudal dan menyimpulkan Israel terlibat dalam aksi pembunuhan ini.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Bagaimana penelitian dilakukan? Dalam Journal Current Biology, para peneliti memasang speaker dan kamera di sekitar 21 lubang air di South Africa‘s Greater Kruger National selama musim kemarau. Itu dilakukan dari bulan Juni hingga Agustus.
-
Siapa peneliti yang melakukan penelitian ini? Para peneliti mencatat bahwa bias visual mereka ini bahkan mampu memprediksi persentase suara yang akan diterima oleh masing-masing kandidat.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
Hasilnya, memang baik mereka yang anak orang kaya atau miskin sama-sama mengakses Facebook dengan jangka waktu yang sama setiap harinya, sekitar 101 menit. Namun, apa yang dilakukan si miskin dan si kaya di Facebook ternyata jauh berbeda.
Mereka yang miskin tercatat tak terlibat dalam 7 dari 14 aktivitas sosial di jejaring sosial paling besar sedunia ini. Beberapa kegiatan tersebut adalah tagging foto, berkirim pesan pribadi, chatting, dan menghadiri undangan.
Dari sini, bisa disimpulkan sebenarnya anak dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah tak menggunakan Facebook untuk keperluan interaksi. Padahal, jejaring sosial sejatinya dibuat untuk memfasilitasi siapa saja melakukan hal itu.
"Dari contoh di atas, siswa yang berasal dari status sosial ekonomi rendah sangat kurang dalam menggunakan Facebook untuk komunikasi dan berhubungan. Padahal, Facebook adalah salah satu alat komunikasi penting bagi para siswa," tulis Junco dalam laporannya.
Sebelumnya, Pew Research Center juga pernah melakukan penelitian yang mencoba mengungkap penggunaan Facebook bagi orang dewasa dengan mempertimbangkan status sosial dan ekonomi mereka. Hasilnya, pengguna dengan penghasilan tinggi lebih suka menggunakan jejaring sosial.
Dari kedua penelitian di atas, muncul sebuah pertanyaan: Apakah orang miskin tak bisa gunakan Facebook dengan semestinya? (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belakangan muncul fenomena mengemis di media sosial hingga menghebohkan jagat dunia maya.
Baca SelengkapnyaKemiskinan yang dialami seseorang bisa menyebabkan berbagai dampak pada kehidupannya termasuk pada penuaan dalam otak.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari UNESCO, Indonesia merupakan negara dengan tingkat minat baca terendah kedua di dunia.
Baca SelengkapnyaFloating duck syndrome merupakan kondisi ketika menganggap kesuksesan orang lain bisa dicapai dengan mudah.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan ingin mengungkap hubungan antara fitur wajah tertentu dan pengaruhnya terhadap persepsi orang terhadap orang di baliknya.
Baca SelengkapnyaMenko Muhadjir klaim pemahaman soal hal tersebut tidak utuh
Baca SelengkapnyaSebagian orang percaya, orang kaya biasanya memiliki sifat pelit. Benarkah?
Baca SelengkapnyaMasalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, pemerintah dipastikan tidak ada mengatur hal itu.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaAkses internet yang mudah membuat aktivitas judi online meningkat. Perputaran uangnya mencapai ratusan triliun rupiah.
Baca SelengkapnyaSalah satunya, karena rumah tak layak huni tidak memiliki air yang bersih.
Baca Selengkapnya