Pelaku Industri F&B Bisa Bertahan Kala Pandemi, Pakai Jurus Digital Ini!
Merdeka.com - Industri food and beverage (F&B) di Indonesia terpukul keras akibat pandemi Covid-19. Masyarakat pun lebih memilih untuk makan di rumah dibandingkan dine-in di restoran dan menghindari berbagai kafe, coffee shop atau bar/lounge.
Melihat dampak masif ini, pelaku industri F&B harus gencar berinovasi dan melakukan transformasi ke ranah digital secara cepat agar tetap dapat memenuhi kebutuhan para pelanggan, meski tidak dapat berkunjung ke outletnya.
Gunawan Woen, CEO Esensi Solusi Buana (ESB), menjelaskan penurunan penjualan terbesar terlihat saat PSBB di April tahun lalu, meski ada tren positif setelah PSBB dilonggarkan.
-
Mengapa platform kuliner penting untuk bisnis kuliner? Nah buat kamu yang juga punya bisnis kuliner, bisa banget bergabung dengan manisdansedap.com. Ini merupakan salah satu platform kuliner yang dapat membantumu mencari segala jenis makanan favorit yang ada di Indonesia. Selain itu, lewat platform tersebut, kamu juga bisa memesan beragam makanan dan minuman.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Dimana makanan kekinian bisa ditemukan? Dari media sosial hingga acara kuliner, berbagai hidangan baru bermunculan dengan tampilan yang menggoda dan rasa yang unik.
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
“Namun penjualannya belum pulih ke kondisi normal karena sebagian besar hanya dapat memulihkan sekitar 40-50 persen dari penjualan normal,” ujar Gunawan dalam rilisnya, kemarin.
Menurutnya, industri F&B merupakan salah satu industri yang lambat mengadopsi teknologi karena ketergantungan terhadap interaksi tatap muka dalam memberikan layanan. Masa pandemi ini menjadi momen tepat untuk mendorong restoran dan dapur rumahan mengadopsi teknologi, agar terus efisien dan bisnis restoran dapat fokus mengembangkan aspek lain bisnisnya.
Solusi Fintech Xendit
Xendit, perusahaan finansial teknologi di bidang pembayaran, bekerja sama dengan ESB, food technology startup, hadir untuk membantu para pelaku bisnis F&B terutama restoran melakukan transisi dan mengalihkan penjualannya secara online di masa pandemi.
Melalui kerja sama Xendit dengan ESB, diharapkan restoran-restoran di Indonesia dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional terutama integrasi layanan secara online. Mulai dari pembuatan pesanan, POS, pembayaran, hingga pengiriman.
Tessa Wijaya, Co-Founder dan COO Xendit, memaparkan beberapa strategi yang dapat dilakukan bisnis restoran di masa pandemi agar dapat terus bertahan. Misalnya, menggunakan waktu untuk berbincang dengan pelanggan dan mengerti kebutuhannya, sebisa mungkin menyederhanakan proses bisnis, dan memberikan customer experience yang baik meski tidak bertatap.
“Untuk memberikan customer experience menyeluruh, pembayaran juga menjadi hal yang yang sangat krusial untuk diperhatikan. Kami sudah membantu beberapa merchant ESB seperti Boga Group dan Ismaya, agar pelanggan dapat melakukan pembayaran melalui beragam pilihan metode pembayaran dengan sangat mudah, cepat, dan terpercaya. Jangan sampai pelanggan tidak menyelesaikan pembelian karena tidak ada metode pembayaran yang sesuai dengan keinginannya,” ungkapnya.
Didukung teknologi Xendit, restoran yang memilih untuk menggunakan ESB dapat menerima pembayaran menggunakan kartu debit dan kredit, transfer bank melalui virtual account yang bekerja sama dengan bank-bank ternama, serta e-wallet seperti OVO, Dana, dan LinkAja.
“Bisnis ritel seperti restoran sedang terpuruk akibat pandemi, tapi lini bisnis ini tetap menjadi komoditas utama bagi banyak orang dan akan terus relevan jika dapat dijangkau dengan mudah. Pada dasarnya, restoran harus cepat beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada agar terus dilirik oleh pelanggan. Dimulai dengan beralih ke online, melakukan promosi menarik, hingga memastikan kepuasan pelanggan," pungkas Gunawan. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, tantangan ini bukan tak ada solusi. Teknologi dipercaya akan memperkuat industri makanan dan minuman dalam negeri.
Baca SelengkapnyaDalam laporan keuangannya, manajemen KFC Indonesia menjelaskan kerugian tersebut dipicu oleh dua faktor utama.
Baca SelengkapnyaStrategi omnichannel merupakan langkah yang harus diadopsi para peritel di Tanah Air demi beradaptasi dengan tren bisnis, mengikuti pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaLima usaha sampingan yang bisa dikerjakan dari rumah.
Baca SelengkapnyaMenurut Biro Statistik Tenaga Kerja di Amerika Serikat (AS), biaya makan di restoran cepat saji meningkat lebih cepat dibandingkan biaya makan di rumah.
Baca SelengkapnyaMasih banyak UMKM Indonesia menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.
Baca SelengkapnyaPelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, tekadnya membangun bisnis di dunia digital memberikan kesempatan pada Benny raih omzet ratusan juta!
Baca SelengkapnyaHadirnya ekonomi digital tidak melulu demi pemasukan negara. Manfaat ini juga dirasakan masyarakat yang ingin mengubah nasib hidupnya menjadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaAturan ini diklaim akan mematikan usaha jasa kurir dan logistik domestik yang berujung PHK buruh.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, banyak startup yang mampu bertahan karena memiliki produk yang dibutuhkan masyarakat.
Baca Selengkapnya