Pemerintah AS Dilaporkan Larang Enkripsi, Ini Alasannya!
Merdeka.com - Berbagai kebijakan kontroversial pemerintahan Presiden AS Donald Trump tak bisa dimungkiri banyak mempengaruhi dunia teknologi. Setelah permasalahan dengan Huawei mulai meredam, kini ada isu baru lagi yang sedang ramai dibahas.
Pasalnya, para anggota senior dari pemerintahan Trump dilaporkan sedang mempertimbangkan kebijakan untuk melarang atau memperlemah enkripsi untuk aplikasi dan layanan komunikasi. Hal ini sesuai yang dilansir dari Android Authority mengutip laporan khusus website politik Politico.
Dalam laporan itu, disebut ada tiga sumber yang dekat dengan isu ini, sehingga laporan ini cukup valid. Disebut bahwa selama pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional, terjadi perdebatan soal kepentingan kebijakan pelemahan enkripsi ini. Pertemuan ini disebut dihadiri juga oleh lembaga "kunci" yang berwenang soal enkripsi.
-
Kenapa Trump ingin larang TikTok? Dengan kata lain, mereka memiliki hak untuk melarangnya jika Anda bisa membuktikan bahwa perusahaan China memilikinya.
-
Kenapa Amerika Serikat ingin melarang TikTok? Pemerintahan Trump bahkan menyatakan bahwa TikTok berpotensi menjadi sarana bagi pemerintah Tiongkok untuk mengumpulkan data pribadi warga Amerika.
-
Siapa yang mendukung larangan WhatsApp di kantor? Anthony Lai Cheuk-tung, yang menjabat sebagai direktur di perusahaan keamanan siber VX Research, memberikan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah ini.
-
Bagaimana TikTok bisa dilarang di AS? Jika tidak, aplikasi TikTok akan menghadapi kemungkinan sanksi berupa larangan beroperasi di wilayah Amerika Serikat.
-
Bagaimana Trump ingin lindungi TikTok? Trump menjawab, 'Saya akan mencoba membuat agar perusahaan lain tidak menjadi monopoli yang lebih besar.'
-
Apa itu enkripsi? Secara umum, enkripsi adalah suatu proses konversi informasi menjadi kode rahasia yang hanya dapat diakses oleh pengguna. Ini disebut sebagai komponen penting dari transformasi digital yang semakin mengedepankan privasi data. Dengan enkripsi, maka setiap pesan dan informasi yang Anda kirimkan pada seseorang dalam aplikasi percakapan online aman dan terlindungi. Bahkan pihak pembuat aplikasi tidak dapat mengakses informasi tersebut.
Bahkan secara spesifik, para pejabat memperdebatkan untuk meminta Kongres untuk "secara efektif melarang" enkripsi end-to-end.
Lebih lanjut, pertemuan ini gagal mencapai konklusi.
Pentingnya Enkripsi
Enkripsi sendiri digunakan oleh semua pihak di dunia teknologi. Mulai dari Apple, Facebook, Google, Telegram, smuanya. Teknologi enkripsi memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan atau menelepon pihak lain dengan aman. Hal ini karena komunikasi mereka terlindungi enkripsi sehingga itu adalah hal yang privasi dan tak bisa diakses pihak lain.
Lebih lanjut, enkripsi end-to-end bahkan membuat pesan yang kita sampaikan ke penerima tak bisa diakses bahkan oleh pemilik platform. Enkripsi semacam ini dimiliki oleh WhatsApp dan Telegram, yang menjamin bahwa kedua aplikasi chat tersebut tak bisa mengakses isi chat yang kita kirim.
Tak cuma itu, pabrikan dan pemegang platform smartphone juga menggunakan enkripsi untuk melindungi data pribadi yang tersimpan di smartphone.
Larang Enkripsi Cegah Terorisme?
Para pejabat di pemerintahan Trump yang mendukung pelarangan enkripsi ternyata punya maksud untuk pencegahan teroris. Hal ini dikarenakan pihak berwenang bisa lebih baik untuk menghentikan terorisme sebelum terjadi jika mereka memiliki akses.
Tentu hal ini bukan langkah yang terlalu efektif. Pasalnya, dengan membuka enkripsi, kejahatan lain bisa masuk. Seperti kejahatan siber yang menarget data pengguna dan data sensitif lainnya.
Selain itu, Pemerintah juga tak memiliki hak untuk mengoleksi data pribadi dari warga negaranya dengan terlalu dalam karena semua orang memiliki hak atas privasinya sendiri.
Memang sudah jadi rahasia umum jika beberapa aplikasi yang terlindungi enkripsi jadi tempat teroris untuk berkoordinasi.
Melansir jurnal Combating Terrorism Centre, Telegram digunakan anggota ISIS untuk menyebar propaganda di serangan Paris 2015 lalu, perekrutan pelaku penyerangan Christmas market di Berlin tahun 2016, dan juga untuk mengarahkan pelaku penembakan di Reina nightclub Istanbul malam tahun baru 2017.
Hal ini dikarenakan Telegram adalah aplikasi yang dijamin super aman, lewat fitur kanal dan chat rahasia ada di satu platform, ditunjang mudahnya membuat akun.
Raksasa Teknologi Mengecam Dirampasnya Privasi Pengguna
Sejak lama, para raksasa teknologi tidak ingin memberi pilihan tak aman pada penggunanya meski ada isu terorisme yang jadi risiko.
Di 2017, Telegram yang diblokir di Indonesia tidak mengurangi fitur apapun di platform mereka. Hal ini dilakukan meski Telegram jadi platform utama teroris. Meski demikian, ada 78 kanal publik Telegram yang dihapus.
Apple pun pernah bersitegang dengan FBI karena tak mau membuka iPhone 5C milik tersangka terorisme San Bernardino yakni Syed Farook. Apple menolak meretas sendiri produk buatannya tersebut dan tetap menjunjung tinggi privasi pengguna, meski penggunanya adalah teroris.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AS prihatin dengan risiko keamanan nasional yang terkait dengan teknologi yang terhubung pada kendaraan tersebut
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat dilaporkan telah melarang Samsung untuk mengirimkan stok chipset 7nm atau yang lebih kecil kepada perusahaan-perusahaan asal Tiongkok.
Baca SelengkapnyaAS berencana melarang penggunaan hardware dan software buatan China di kendaraan otonom. Mengapa?
Baca SelengkapnyaIni adalah rencana yang dipersiapkan AS kepada China.
Baca SelengkapnyaEnkripsi adalah suatu proses konversi informasi menjadi kode rahasia yang hanya dapat diakses oleh pengguna.
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher merilis kunci enkripsi secara cuma-cuma kepada pemerintah Indonesia.
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher mengakui bobol data PDNS 2 tak sulit.
Baca SelengkapnyaBerikut bahaya TikTok menurut pemerintah AS jika benar-benar tidak ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaSAFEnet menilai revisi UU tersebut menjadi berpotensi terjadi penyalahgunaan kewenangan oleh kepolisian.
Baca SelengkapnyaLockBit meminta tebusan sebesar 8 juta dollar agar server dipulihkan kembali
Baca SelengkapnyaKeamanan kode nuklir AS di masa Perang Dingin menjadi sorotan setelah klaim bahwa kode peluncuran hanya terdiri dari angka-angka yang mudah diingat siapapun.
Baca SelengkapnyaBanyak pihak menilai bahwa pelarangan tayangan jurnalistik investigasi di televisi justru membatasi kebebasan pers
Baca Selengkapnya