Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah AS Dilaporkan Larang Enkripsi, Ini Alasannya!

Pemerintah AS Dilaporkan Larang Enkripsi, Ini Alasannya! Ilustrasi Enkripsi WhatsApp. ©2019 financialexpress.com

Merdeka.com - Berbagai kebijakan kontroversial pemerintahan Presiden AS Donald Trump tak bisa dimungkiri banyak mempengaruhi dunia teknologi. Setelah permasalahan dengan Huawei mulai meredam, kini ada isu baru lagi yang sedang ramai dibahas.

Pasalnya, para anggota senior dari pemerintahan Trump dilaporkan sedang mempertimbangkan kebijakan untuk melarang atau memperlemah enkripsi untuk aplikasi dan layanan komunikasi. Hal ini sesuai yang dilansir dari Android Authority mengutip laporan khusus website politik Politico.

Dalam laporan itu, disebut ada tiga sumber yang dekat dengan isu ini, sehingga laporan ini cukup valid. Disebut bahwa selama pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional, terjadi perdebatan soal kepentingan kebijakan pelemahan enkripsi ini. Pertemuan ini disebut dihadiri juga oleh lembaga "kunci" yang berwenang soal enkripsi.

Bahkan secara spesifik, para pejabat memperdebatkan untuk meminta Kongres untuk "secara efektif melarang" enkripsi end-to-end.

Lebih lanjut, pertemuan ini gagal mencapai konklusi.

Pentingnya Enkripsi

Enkripsi sendiri digunakan oleh semua pihak di dunia teknologi. Mulai dari Apple, Facebook, Google, Telegram, smuanya. Teknologi enkripsi memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan atau menelepon pihak lain dengan aman. Hal ini karena komunikasi mereka terlindungi enkripsi sehingga itu adalah hal yang privasi dan tak bisa diakses pihak lain.

Lebih lanjut, enkripsi end-to-end bahkan membuat pesan yang kita sampaikan ke penerima tak bisa diakses bahkan oleh pemilik platform. Enkripsi semacam ini dimiliki oleh WhatsApp dan Telegram, yang menjamin bahwa kedua aplikasi chat tersebut tak bisa mengakses isi chat yang kita kirim.

Tak cuma itu, pabrikan dan pemegang platform smartphone juga menggunakan enkripsi untuk melindungi data pribadi yang tersimpan di smartphone.

Larang Enkripsi Cegah Terorisme?

Para pejabat di pemerintahan Trump yang mendukung pelarangan enkripsi ternyata punya maksud untuk pencegahan teroris. Hal ini dikarenakan pihak berwenang bisa lebih baik untuk menghentikan terorisme sebelum terjadi jika mereka memiliki akses.

Tentu hal ini bukan langkah yang terlalu efektif. Pasalnya, dengan membuka enkripsi, kejahatan lain bisa masuk. Seperti kejahatan siber yang menarget data pengguna dan data sensitif lainnya.

Selain itu, Pemerintah juga tak memiliki hak untuk mengoleksi data pribadi dari warga negaranya dengan terlalu dalam karena semua orang memiliki hak atas privasinya sendiri.

Memang sudah jadi rahasia umum jika beberapa aplikasi yang terlindungi enkripsi jadi tempat teroris untuk berkoordinasi.

Melansir jurnal Combating Terrorism Centre, Telegram digunakan anggota ISIS untuk menyebar propaganda di serangan Paris 2015 lalu, perekrutan pelaku penyerangan Christmas market di Berlin tahun 2016, dan juga untuk mengarahkan pelaku penembakan di Reina nightclub Istanbul malam tahun baru 2017.

Hal ini dikarenakan Telegram adalah aplikasi yang dijamin super aman, lewat fitur kanal dan chat rahasia ada di satu platform, ditunjang mudahnya membuat akun.

Raksasa Teknologi Mengecam Dirampasnya Privasi Pengguna

Sejak lama, para raksasa teknologi tidak ingin memberi pilihan tak aman pada penggunanya meski ada isu terorisme yang jadi risiko.

Di 2017, Telegram yang diblokir di Indonesia tidak mengurangi fitur apapun di platform mereka. Hal ini dilakukan meski Telegram jadi platform utama teroris. Meski demikian, ada 78 kanal publik Telegram yang dihapus.

Apple pun pernah bersitegang dengan FBI karena tak mau membuka iPhone 5C milik tersangka terorisme San Bernardino yakni Syed Farook. Apple menolak meretas sendiri produk buatannya tersebut dan tetap menjunjung tinggi privasi pengguna, meski penggunanya adalah teroris.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perangkat Lunak China di Mobil Otonom Dilarang di AS Demi Keamanan.
Perangkat Lunak China di Mobil Otonom Dilarang di AS Demi Keamanan.

AS prihatin dengan risiko keamanan nasional yang terkait dengan teknologi yang terhubung pada kendaraan tersebut

Baca Selengkapnya
Kebijakan AS Ini Bikin Samsung Pusing
Kebijakan AS Ini Bikin Samsung Pusing

Amerika Serikat dilaporkan telah melarang Samsung untuk mengirimkan stok chipset 7nm atau yang lebih kecil kepada perusahaan-perusahaan asal Tiongkok.

Baca Selengkapnya
AS Ancam Blokir Teknologi Mobil Otonom dari China
AS Ancam Blokir Teknologi Mobil Otonom dari China

AS berencana melarang penggunaan hardware dan software buatan China di kendaraan otonom. Mengapa?

Baca Selengkapnya
AS Makin Serius Jegal Investasi Teknologi ke China, Buntut Larang Pakai iPhone?
AS Makin Serius Jegal Investasi Teknologi ke China, Buntut Larang Pakai iPhone?

Ini adalah rencana yang dipersiapkan AS kepada China.

Baca Selengkapnya
Enkripsi adalah Proses Konversi Informasi menjadi Kode Rahasia, Ketahui Fungsinya
Enkripsi adalah Proses Konversi Informasi menjadi Kode Rahasia, Ketahui Fungsinya

Enkripsi adalah suatu proses konversi informasi menjadi kode rahasia yang hanya dapat diakses oleh pengguna.

Baca Selengkapnya
Brain Cipher Tepati Janji Berikan Kunci Data PDNS 2, Tapi Ada Syaratnya
Brain Cipher Tepati Janji Berikan Kunci Data PDNS 2, Tapi Ada Syaratnya

Kelompok ransomware Brain Cipher merilis kunci enkripsi secara cuma-cuma kepada pemerintah Indonesia.

Baca Selengkapnya
Brain Cipher Mengaku Tak Sulit Bobol Data PDNS 2, Malah Beri Saran ke Pemerintah Indonesia
Brain Cipher Mengaku Tak Sulit Bobol Data PDNS 2, Malah Beri Saran ke Pemerintah Indonesia

Kelompok ransomware Brain Cipher mengakui bobol data PDNS 2 tak sulit.

Baca Selengkapnya
3 Hal Ini yang Dikhawatirkan AS soal Bahaya Tiktok, Salah Satunya Bisa Cuci Otak
3 Hal Ini yang Dikhawatirkan AS soal Bahaya Tiktok, Salah Satunya Bisa Cuci Otak

Berikut bahaya TikTok menurut pemerintah AS jika benar-benar tidak ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya
Sederet Catatan Revisi UU Polri, Benarkah Bakal Batasi Aktivitas di Ruang Siber
Sederet Catatan Revisi UU Polri, Benarkah Bakal Batasi Aktivitas di Ruang Siber

SAFEnet menilai revisi UU tersebut menjadi berpotensi terjadi penyalahgunaan kewenangan oleh kepolisian.

Baca Selengkapnya
Server PDN Diserang LockBit, Menkominfo Sebut Pelaku Minta Tebusan 8 Juta Dollar
Server PDN Diserang LockBit, Menkominfo Sebut Pelaku Minta Tebusan 8 Juta Dollar

LockBit meminta tebusan sebesar 8 juta dollar agar server dipulihkan kembali

Baca Selengkapnya
Fakta Mengejutkan Kode Password Nuklir AS selama Perang Dingin, Kalau Zaman Sekarang Bisa Dihack
Fakta Mengejutkan Kode Password Nuklir AS selama Perang Dingin, Kalau Zaman Sekarang Bisa Dihack

Keamanan kode nuklir AS di masa Perang Dingin menjadi sorotan setelah klaim bahwa kode peluncuran hanya terdiri dari angka-angka yang mudah diingat siapapun.

Baca Selengkapnya
Pelarangan Tayangan Jurnalistik Investigasi Tuai Kritik, Begini Penjelasan DPR
Pelarangan Tayangan Jurnalistik Investigasi Tuai Kritik, Begini Penjelasan DPR

Banyak pihak menilai bahwa pelarangan tayangan jurnalistik investigasi di televisi justru membatasi kebebasan pers

Baca Selengkapnya