Pemerintah Jepang Putuskan Kebijakan Untuk 'Meretas' Gadget Warganya
Merdeka.com - Sudah lazim jika sesuatu yang unik dan aneh terjadi di negeri Sakura Jepang. Namun kali ini, situasi benar-benar aneh karena Pemerintah Jepang mengumumkan kalau mereka akan meretas perangkat Anda.
Melansir Tech Radar, Pemerintah Jepang telah menyetujui undang-undang yang memungkinkan mereka melalui agen spesialisnya untuk meretas gadget atau perangkat cerdas warganya yang tak terproteksi. Peretasan ini akan dilakukan oleh Institut Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (NICT) Jepang, di bawah pengawasan Departemen Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.
Pemerintah akan memulai peretasan dengan menggunakan kata sandi standar yang terdaftar di kamus password yang paling banyak dipakai. Jika seorang warga Jepang menggunakan password yang tak terlalu kuat, kemungkinan besar datanya bisa 'diintip' oleh Pemerintah.
-
Kenapa pejabat Jepang mengundurkan diri? Kejadian tersebut menyebabkan Presiden Sistem Pensiun Jepang, Toichiro Mizushima mengundurkan diri dari jabatannya.
-
Apa yang dilakukan Timnas Jepang? Sejumlah pemain Timnas Jepang melakukan sesi rondo dalam latihan perdana di Lapangan A, kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Senin (11/11/2024).
-
Data apa yang bocor di Jepang? Kebocoran data tersebut melibatkan nama, nomor identifikasi, tanggal lahir, dan alamat.
-
Bagaimana cara Jepang mengatasi pemalsuan yen? Yen dikemas menggunakan teknologi hologram 3D untuk melawan pemalsuan yang sering terjadi dan banyak memakan korban penipuan.
-
Apa rekor koneksi internet yang dipecahkan oleh Jepang? Tim peneliti di Jepang disebut telah memecahkan rekor koneksi internet tercepat di dunia.
-
Apa yang dibuat oleh ilmuwan Jepang? Ilmuwan Jepang telah menemukan cara untuk menempelkan jaringan kulit hidup ke wajah robot dan membuat mereka bisa 'tersenyum'.
Meski demikian, Pemerintah melalui hacker-hackernya yang bekerja, akan memberi tahu pengguna jika password dan proteksi mereka terlalu lemah sehingga bisa diamankan lebih lanjut.
Hal ini sebenarnya dilakukan Pemerintah Jepang untuk memastikan hacker jahat tidak bisa menyusup ke infrastruktur Pemerintahan. Hal ini mengingat Tokyo akan menghelat Olimpiade Musim Panas tahun 2020 mendatang.
Pemerintah Jepang terkesan paranoid seperti ini karena peretasan dan penyebaran virus yang dilakukan hacker Rusia terjadi di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang Korea Selatan pada 2018 lalu, bahkan sebelum pertandingan dimulai.
Bagaimana menurut Anda?
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menekankan, pemerintah tengah mendorong percepatan transisi energi di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaJepang mulai membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang hancur sejak Kamis (24/8/2023).
Baca SelengkapnyaDi tengah pandemi Covid-19, jumlah pernikahan pada tahun 2020 turun ke level terendah sejak akhir Perang Dunia II.
Baca SelengkapnyaMakin Banyak Rumah Kosong Terbengkalai di Jepang, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaJepang menerapkan larangan bagi warganya untuk membuang minyak jelantah sembarangan. Solusinya, mereka memanfaatkan bubuk khusus yang dapat memadatkan minyak.
Baca SelengkapnyaBanyak konsumen merasa ketakutan ikan yang akan dikonsumsi tercemar limbah nuklir buatan Jepang.
Baca SelengkapnyaPada masa pendudukan Jepang, masyarakat dipaksa memakan roti dan bubur sebagai pengganti nasi.
Baca SelengkapnyaRumah kosong tidak hanya rumah lama, atau yang dijadikan penginapan.
Baca SelengkapnyaMeski di satu sisi langit tampak gelap, di sisi lain langit tampak biru dengan cahaya senja yang mewarnai langit kala itu.
Baca SelengkapnyaAngka Kelahiran Anjlok, Produsen Popok Bayi di Jepang Pindah Haluan Bikin Popok Dewasa
Baca SelengkapnyaWarga secara kompak menggotong rumah ke kampung tetangga untuk mengingat kejamnya tentara Jepang di masa penjajahan
Baca SelengkapnyaBerikut video alat pembersih sungai jadi sorotan karena bersihkan hingga ke dasar hingga membuat sungai tanpa sampah.
Baca Selengkapnya