Peneliti berhasil temukan bahan bakar cair dari karbondioksida
Merdeka.com - Sebuah fasilitas pembangkit listrik tenaga panas bumi di Semenanjung Selatan Islandia, berhasil menunjukkan konversi langsung dari karbon dioksida menjadi bahan bakar metanol.
Seperti dilansir Softpedia (28/11), temuan ini sendiri dikabarkan sukses menjadi yang pertama yang mampu mengubah karbondioksida menjadi zat methanol yang dapat digunakan mulai dari bahan bakar hingga cat.
Fasilitas pembangkit listrik tenaga panas bumi ini sendiri merupakan milik Carbon Recycling International , sebuah perusahaan bertekad untuk membuktikan bahwa mengubah CO2 menjadi metanol tidak harus melewati proses yang sangat kompleks dan membutuhkan banyak sekali energi. Instalasi ini sendiri bekerja dengan sistem mengambil pasokan dari pembangkit listrik tenaga panas bumi, sehingga mengurangi emisinya.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan? Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Bagaimana bahan bakar ramah lingkungan ini mengurangi emisi? Dengan kandungan sulfur dibatasi maksimum sebesar 0,5 persen, bahan bakar kapal itu bisa digunakan pada mesin diesel kapal dengan putaran rendah dan mengurangi emisi gas buang dari pembakaran mesin kapal.
Meskipun metode konversi ini sudah terbukti bisa bekerja dengan baik, namun teknologi konversi ini tidak mungkin diterapkan di tempat lain di seluruh dunia dalam waktu dekat karena operasionalnya yang mahal. Oleh karena itu, agar pendekatan ini menjadi efektif, fasilitas konversi perlu dibangun di daerah di mana tenaga listrik dan karbon dioksida bisa dipasok dengan murah. Contohnya di Islandia yang hanya mematok biaya empat sen per kilowatt-jam listrik.
Selain itu, pembangkit listrik panas bumi ini akan merilis aliran zat karbon yang terkonsentrasi, seperti lawan dari asap. Hal ini memungkinkan fasilitas konversi untuk menangkap dan memisahkan karbon dengan biaya keseluruhan yang lebih rendah yang berasal dari sedikitnya persyaratan dalam hal teknologi dan konsumsi daya. (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses pengolahan minyak di kilang dimulai dengan penggunaan minyak mentah.
Baca SelengkapnyaFokus penelitian untuk peningkatan produksi biogas yang ramah lingkungan melalui tandan kosong kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaMobil jenis ini juga dianggap lebih hemat dalam jangka panjang karena tidak memerlukan bahan bakar minyak (BBM).
Baca SelengkapnyaBahan bakar yang dihasilkan oleh Muryani dari limbah plastik itu dinamakan BBM Plast.
Baca SelengkapnyaIni proses pengolahan minyak bumi dan minyak mentah sampai dapat dimanfaatkan.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berinisiatif menyambungkan gas dari septic tank ke kompor di dapur, hasilnya bikin tercengang.
Baca SelengkapnyaBiodiesel menjadi alternatif bahan bakar ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan kajian Asian and Pacific Economic Review (APER) di kawasan ASEAN, Eniya menyebut angka investasi hijau saat ini lebih tinggi 70 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah fokus terhadap kendaraan roda dua yang sudah over-populasi.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, hasil itu bervariasi tergantung pada proporsi amonia yang digunakan dan karakteristik teknis PLTU.
Baca SelengkapnyaPertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060.
Baca SelengkapnyaCarbon Capture and Storage merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.
Baca Selengkapnya