Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengamat sebut medsos berikan ruang paham-paham paling ekstrem

Pengamat sebut medsos berikan ruang paham-paham paling ekstrem Ilustrasi Sosial Media. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Pengamat Media Sosial, Enda Nasution, menyebut, jika tak bisa dipungkiri media sosial mampu memberikan celah munculnya paham-paham radikalisme. Pasalnya, hampir seluruh masyarakat di Indonesia memiliki media sosial. Sehingga, potensi penyebaran paham radikalisme bisa saja ditemukan di media-media sosial.

"Pada prinsipnya, media sosial memberikan ruang-ruang untuk paham-paham yang paling ekstrem, jadi bisa sangat radikal atau sangat liberal," ujarnya kepada Merdeka.com melalui pesan singkat, Selasa (26/4).

Dirinya juga mengungkapkan, prosentase penyebaran radikalisme di media sosial belum ada data yang pasti. Hanya saja, diprediksikan tidak banyak. Sebab, mayoritas pengguna internet umumnya tidak mencari informasi yang seperti itu.

"Tapi, untuk yang tertarik pada paham ekstrem dan mencari pasti ada," jelasnya.

Dengan kampanye anti radikalisasi, kata dia, mampu membentengi masyarakat dari informasi-informasi radikalisasi.

"Radikalisasi ini harus diperlakukan kayak bahaya laten komunis jaman dulu, harusnya sekarang jadi bahaya laten radikalisasi," tuturnya.

Sebelumnya, terpidana kasus Bom Bali I, Hisyam bin Ali Zein alias Umar Patek mengungkapkan, pola rekrutmen teroris dilakukan dengan apapun yang bisa disentuh. Pendekatan kovensional dilakukan lewat pengajian, tetapi juga memanfaatkan media sosial yang lebih instan.

"Sekarang lebih sering dan efektif lewat media sosial. Tanpa bertemu dengan orang yang direkrut. Disuguhkan isu-isu provokatif. Itu paling efektif. Itu bisa dilakukan dengan Facebook dan lain sebagainya," kata Umar Patek.

Karena itu, Umar mengingatkan kepada para orangtua untuk selalu dekat dengan anak-anaknya. Memantau aktivitasnya terutama dalam penggunaan smartphone. Hal ini lantaran, sejumlah pengikut yang bergabung dengan ISIS (Islamic State in Iraq and Syria), direkrut lewat media.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspadai Cara Kerja Kelompok Intoleran dan Radikal Bikin Narasi di Dunia Maya
Waspadai Cara Kerja Kelompok Intoleran dan Radikal Bikin Narasi di Dunia Maya

Generasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.

Baca Selengkapnya
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri

Tim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.

Baca Selengkapnya
Riset Ini Ungkap Indonesia Masih Rawan Gangguan Informasi Jelang Pemilu
Riset Ini Ungkap Indonesia Masih Rawan Gangguan Informasi Jelang Pemilu

Hoaks masih menjadi ancaman nyata jelang pemilu. Masyarakat pun masih banyak yang "terjangkit" hoaks.

Baca Selengkapnya
Remaja 19 Tahun Diciduk Densus, Generasi Muda Dinilai Rentan Terpapar Radikalisme
Remaja 19 Tahun Diciduk Densus, Generasi Muda Dinilai Rentan Terpapar Radikalisme

Menjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.

Baca Selengkapnya
Generasi Muda Harus Waspadai Propaganda Kelompok Radikal di Media Sosial
Generasi Muda Harus Waspadai Propaganda Kelompok Radikal di Media Sosial

Seluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda

Baca Selengkapnya
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024

YouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.

Baca Selengkapnya
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Dibanjiri Hoaks Soal Perang Hamas-Israel, Ada yang Gunakan Video Lama Bahkan Video Game untuk Sebar Berita Palsu
Media Sosial Dibanjiri Hoaks Soal Perang Hamas-Israel, Ada yang Gunakan Video Lama Bahkan Video Game untuk Sebar Berita Palsu

Beberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.

Baca Selengkapnya
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu
Menkominfo Budi Arie Akui Hoaks Makin Merajalela Jelang Pemilu

Daftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.

Baca Selengkapnya
Waspadai Transformasi Kelompok Pecah Belah Sebarkan Paham Intoleransi di Dunia Maya
Waspadai Transformasi Kelompok Pecah Belah Sebarkan Paham Intoleransi di Dunia Maya

Pergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah

Baca Selengkapnya