Pengguna media sosial di Indonesia banyak yang belum paham
Merdeka.com - Pada sejatinya, jejaring sosial diciptakan untuk mempererat banyak orang dalam satu lingkup dengan tetap menjunjung tinggi sisi toleransi dan sosial.
Hal tersebut senada dengan apa yang dikatakan oleh seorang pengamat sosial media, Felicia Nugroho. Dia mengatakan bahwa penggunaan media sosial sebaiknya tetap menjunjung tinggi etika dalam rangka menjalin hubungan sosial secara sehat serta terhindar dari kemungkinan jeratan hukum.
"Apa yang tidak pantas dalam jalinan antarmanusia, di media sosial aturannya sama saja yakni etika harus berlaku juga," kata Felicia seusai acara International Public Relations Summit (IPRS) 2014 di Yogyakarta, seperti dikutip dari Antara, Selasa (04/11).
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk menegakkan larangan media sosial ini? Tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan penyedia platform.
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
-
Bagaimana cara menjaga hubungan harmonis tanpa publikasi di media sosial? Ketika kalian saling mendukung, hubungan terasa semakin harmonis tanpa perlu membuktikan apapun kepada orang lain. Kebahagiaan ini muncul dari proses panjang yang didasari oleh cinta yang tulus, dan hal ini jauh lebih berarti dibandingkan sekadar pujian di media sosial.
-
Bagaimana cara menghindari anak terjebak di media sosial? Orang tua harus memahami faktor-faktor penyebabnya dan aktif berperan dalam membimbing anak-anak mereka agar dapat memanfaatkan media sosial dengan cara yang sehat dan seimbang.
-
Mengapa akun TikTok harus tetap aman? Menjaga keamanan akun di TikTok sangat penting untuk melindungi reputasi kamu sebagai seorang kreator.
-
Kapan orang tua harus memantau penggunaan media sosial anak? Pantau penggunaan media sosial dan teknologi oleh anak Anda. Berbicaralah tentang pentingnya berkomunikasi dengan hormat secara online dan offline. Pastikan mereka memahami konsekuensi dari perilaku negatif di media sosial.
Menurut Felicia, media sosial sesungguhnya adalah alat untuk membangun jaringan atau hubungan antarmanusia di ruang publik. Kasus Arsyad serta kasus penghinaan warga Yogyakarta oleh Florence Sihombing, menurut dia, merupakan contoh penggunaan jaringan tanpa kesadaran etika dan norma hukum.
"Pemakaian Facebook, Twitter diperlukan strategi yang jelas, tanpa strategi yang jelas justru akan banyak kasus yang ditimbulkan," kata dia.
Menurut dia tanpa kesadaran dan strategi yang jelas media sosial, sarana tersebut akan memunculkan kasus yang berkaitan dengan penipuan atau kasus kriminal lainnya. Ia menilai saat ini mayoritas masyarakat menggunakan media sosial, namun belum seluruhnya mengetahui cara yang benar dalam memanfaatkannya.
"Manfaat media sosial sesungguhnya untuk membangun jaringan antarmanusia dengan mengedepankan saling menghormati satu sama lain," kata dia.
Menurut dia, masyarakat memerlukan edukasi untuk kembali memanfaatkan media sosial sesuai dengan tujuan pembentukan wahana sosial tersebut dibentuk.
"Fakta masih banyaknya kasus yang berkaitan dengan etika media sosial, menunjukkan bahwa fungsi utama media sosial belum banyak dipahami," kata dia. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak perilaku kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga etika di ruang digital.
Baca SelengkapnyaPerilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.
Baca SelengkapnyaGalih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca SelengkapnyaRuang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin mengingatkan kepada seluruh jajaran Kejaksaan RI untuk menjaga netralitas.
Baca SelengkapnyaPelatihan literasi itu menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan internet yang lebih positif dan bertanggung jawab di Kabupaten Kediri.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaMaraknya aksi peretasan dipicu belum maksimalnya penerapan hukum khususnya UU ITE.
Baca SelengkapnyaAgar semua pihak menghindari penyebaran isu SARA yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital.
Baca SelengkapnyaHal ini bisa dilihat langsung di media sosial, banyak yang melakukan framing pihak lawan dengan citra negatif.
Baca SelengkapnyaBerpikir kiritis dan logis mutlak dalam mencerna dan menyimpulkan konten yang tersebar luas di media sosial.
Baca Selengkapnya