Perang berakhir? FBI ngaku sudah berhasil retas iPhone tanpa Apple
Merdeka.com - Beberapa waktu lalu, salah satu pentolan FBI pernah mengatakan bila perseteruan dengan Apple soal permintaan peretasan iPhone teroris adalah kasus tersulit yang pernah mereka hadapi. Namun, di akhir bulan ini kasus itu sepertinya sudah menemui titik terang.
Ya, seperti yang dilansir oleh Daily Mail (28/03), FBI mengaku telah berhasil meretas iPhone 5c milik Syed Farook, tersangka penembakan San Benardino, tanpa bantuan dari Apple. Hal ini disampaikan pada surat resmi yang ditujukan pada pengadilan federal Amerika.
Meski dalam surat itu tidak dijelaskan secara rinci bagaimana FBI mampu menembus sistem keamanan iPhone, Badan Investigasi Federal Amerika itu sudah meminta pengadilan untuk mencabut permintaan bantuan peretasan pada Apple.
-
Siapa yang meminta Apple dan Google blokir Temu? Permintaan ini diajukan oleh sejumlah menteri sebagai langkah proaktif untuk melindungi UMKM.
-
Bagaimana Apple menghentikan produk lama? Meskipun perusahaan belum secara resmi mengonfirmasi perubahan ini, siklus produk Apple sering kali menonaktifkan model lama saat meluncurkan yang baru.
-
Kenapa pemerintah Indonesia meminta Apple blokir aplikasi Temu? Permintaan ini bertujuan untuk melindungi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
-
Iphone palsu apa yang disita polisi? Laporan menunjukkan bahwa lebih dari 800 perangkat palsu, mulai dari AirPods hingga berbagai aksesoris iPhone lainnya, ditemukan di area bisnis setempat.
-
Apa yang dilakukan polisi terhadap IMEI IPhone ilegal? Polri akan melakukan shut down atau pemblokiran terhadap 191.000 handphone yang terdata menggunakan IMEI ilegal.
-
Produk Apple apa yang mungkin dihentikan? Dengan dirilisnya perangkat baru yang lebih kuat ini, MacBook Pro saat ini yang dilengkapi dengan chip M3 mungkin akan dihentikan. Namun, Apple belum mengonfirmasi hal ini.
Sebelumnya FBI memang sudah 'pede' bisa membobol sistem keamanan iPhone. Kepercayaan diri FBI itu ternyata ada alasannya, yakni sebuah perusahaan keamanan siber 'Cellebrite' yang bermarkas di Israel. Cellebrite disebut menawarkan bantuan pada FBI untuk membuka akses ke iPhone Syed Farook.
Bukan kali ini saja Cellebrite berkolaborasi dengan FBI. Sebelumnya perusahaan yang didirikan tahun 199 itu pernah menjual software peretas data ponsel pada FBI di tahun 2013. Dalam websitenya, Cellebrite mengklaim bisa membobol password iPhone yang berjalan dengan iOS 8.
Sekali lagi, apakah FBI atau Cellebrite yang berhasil meretas iPhone 5c Farook masih jadi misteri. Akan tetapi setidaknya kasus ini berakhir 'bahagia' bagi kedua belah pihak.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perintah ini dikeluarkan dalam rangka menyelesaikan pertikaian panjang yang berlangsung 8 delapan tahun.
Baca SelengkapnyaPasalnya FBI pernah melakukan hal serupa namun tak berhasil.
Baca SelengkapnyaApple menghentikan produksi iPhone 13, 15 Pro, dan Pro Max setelah peluncuran iPhone 16 untuk mendorong penjualan model baru.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dan penetapan tersangka terhadap Pegi Setiawan dinyatakan tidak sah.
Baca SelengkapnyaKeenam jaksa yang ditunjuk dalam kasus Pegi Setiawan ini, kata dia, masih bekerja dan baru mendapatkan surat SP3 dari Polda Jabar.
Baca SelengkapnyaPengungkapan kasus tersebut berawal adanya aduan dari Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Eletronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin.
Baca SelengkapnyaMenurut Luhut, Indonesia terbuka terhadap segala peluang penciptaan lapangan kerja baru.
Baca SelengkapnyaTim Siber TNI langsung turun. Mengecek kabar dugaan peretasan yang dialami data milik Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI
Baca SelengkapnyaPenghapusan ini dilakukan di China. Pemerintah negara itu meminta Apple "memblokir" dua aplikasi tersebut di App Store-nya.
Baca SelengkapnyaPolda Jawa Barat menyatakan akan segera membebaskan Pegi Setiawan usai pihak kepolisian kalah dalam gugatan praperadilan yang diajukan oleh pemohon
Baca SelengkapnyaSebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
Baca Selengkapnya