Perangi kanker dengan virus campak?
Merdeka.com - Dengan banyaknya pasien yang mengalami 'penderitaan' saat melakukan perawatan penyakit kanker, seperti radiasi dan kemoterapi. Mendorong peneliti untuk mengembangkan cara baru untuk melawan ganasnya sel kanker, terutama kanker sel plasma darah atau Myeloma.
Seperti yang dilansir oleh Health24 (19/5), Klinik Mayo di negara bagian Minnesota, Amerika Serikat, baru-baru ini mengembangkan cara baru untuk membunuh sel-sel kanker darah menggunakan cara yang terbilang radikal, yaitu dengan suntik virus campak.
Tentunya virus yang digunakan adalah virus untuk vaksin yang sudah dilemahkan dan direkayasa. Uniknya, vaksin campak ini 10.000 kali lebih kuat dari pada vaksin campak biasa.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kapan pengobatan kanker berkembang? Dalam beberapa dekade terakhir, pengobatan kanker payudara telah berkembang pesat.
-
Di mana penelitian obat kanker NASA dilakukan? Penelitian ini pernah dilakukan di stasiun luar angkasa.
-
Mengapa ilmuwan meneliti virus purba? Penelitian itu memberi gambaran singkat tentang bagaimana virus beradaptasi dengan perubahan iklim selama ribuan tahun.
-
Siapa peneliti yang melakukan penelitian ini? Para peneliti mencatat bahwa bias visual mereka ini bahkan mampu memprediksi persentase suara yang akan diterima oleh masing-masing kandidat.
-
Siapa yang melakukan penelitian kanker di ISS? Astronaut Frank Rubio yang juga seorang dokter dan mantan pilot helikopter militer, melakukan penelitian kanker pada misi terbarunya di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Percobaannya pun masih dalam sekala kecil, terhitung masih ada dua pasien kanker Myeloma yang telah disuntik dengan metode ini.
Hasilnya, pasien pertama telah dinyatakan sembuh total dengan menghilangnya tumor-tumor yang merupakan cikal bakal dari kanker. Sayangnya, pasien yang lain kankernya 'kembali' setelah dinyatakan sembuh.
Pada dasarnya, virus ini bekerja dengan menghancurkan sel-sel kanker yang terletak pada tumor, terutama yang menginfeksi daerah tulang.
Myeloma sendiri membunuh 70.000 orang per setahun dengan 'menyisakan' harapan hidup 45 persen dalam 5 tahun. Para dokter dari klinik Mayo pun berharap bisa segera melaksanakan uji coba dalam sekala besar agar bisa mendapatkan kesimpulan akhir dari metode ini.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin kanker akan mulai didistribusikan awal tahun 2025.
Baca SelengkapnyaSejumlah kanker bisa muncul akibat berbagai virus yang menyebar. Pastikan untuk mewaspadai dan ketahui cara penangannya.
Baca SelengkapnyaSebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi, UGM tak pernah berhenti berinovasi. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah di bidang penanganan penyakit kanker
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaRusia mengklaim bahwa mereka telah berhasil menemukan vaksin kanker yang akan bisa diakses secara gratis di 2025.
Baca SelengkapnyaKanker, menurut situs WebMD, adalah istilah umum yang mencakup lebih dari 200 jenis penyakit.
Baca SelengkapnyaAwal mula kemoterapi hingga inovasinya terkini. Simak penjelasan mengenai sejarah kemoterapi berikut ini!
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang campak pada anak yang memuat tentang penyebab, gejala, dan cara mengobatinya.
Baca SelengkapnyaEfektivitas pemanfaatan teknologi wolbachia untuk menurunkan kejadian demam berdarah juga sudah dibuktikan di 13 negara.
Baca SelengkapnyaSejumlah penemuan penting terkait medis dilaksanakan pada tahun 2023 ini dan bisa berdampak pada semakin banyak penyakit yang diatasi.
Baca SelengkapnyaBagi sebagian orang, fungsi serta jenis-jenis dari kemoterapi mungkin adalah hal yang asing. Yuk, simak penjelasan lengkap mengenai kemoterapi di sini!
Baca SelengkapnyaTeknologi ini memungkinkan deteksi kanker dengan akurasi yang lebih tinggi, serta pengobatan yang lebih efektif.
Baca Selengkapnya