Perguruan Tinggi harus total dukung '1000 technoprenuer digital'
Merdeka.com - Pengamat sekaligus akademisi di bidang teknologi informasi (TI), Budi Raharjo, mengatakan, saat ini semangat perguruan tinggi untuk berkontribusi menciptakan lahirnya startup baru tak perlu diragukan lagi.
Beberapa perguruan tinggi mengklaim siap untuk berkontribusi mendorong lahirnya wirausahawan digital. Hal ini tentu saja seiring dengan rencana pemerintah menciptakan 1000 technopreneur digital hingga tahun 2020.
Namun di sisi lain, kata dia, sistem pendidikan di perguruan tinggi saat ini masih belum sepenuhnya bisa mendorong lahirnya startup di setiap kampus. Indikator utamanya adalah metode pengajaran dan pola pikir perguruan tinggi yang dianggap masih konvensional.
-
Kenapa program kreativitas mahasiswa UGM ini dilakukan? Program ini sangat memberikan dampak positif bagi kami. Sebelumnya kami hanya membakar sampah plastik agar tidak terjadi penimbunan. Tapi cara ini juga menyebabkan polusi udara dan gangguan pernapasan. Kami berharap program ini dapat terus berkembang. Tak hanya di desa kami, tetapi juga di desa-desa lainnya,'
-
Kenapa Taj Yasin mendorong mahasiswa untuk berinovasi? Pihaknya mendorong pada perguruan tinggi untuk tak henti berkreasi dan berinovasi, karena perguruan tinggi berperan penting dalam mengembangkan dan memproduksi ilmu pengetahuan dan penelitian. Terlebih pemerintah pusat telah menerapkan kebijakan tentang penggunaan produk dalam negeri di lembaga maupun instansi pemerintah minimal 40 persen. Termasuk di rumah sakit daerah dan kantor-kantor pemerintahan.
-
Kenapa Platform Merdeka Mengajar dibuat? Platform ini menyediakan beragam materi mengajar yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka, serta memberikan akses kepada guru dan kepala sekolah untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Kenapa Kemnaker ajak mahasiswa kolaborasi? 'Kita perlu kolaborasi dan sinergi untuk mendapatkan bonus demografi,' ucap Menaker saat memberikan sambutan pada Sosialisasi Pasar Kerja yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta, Rabu (7/2/2024) di Jakarta.
-
Kenapa Kemendikbudristek mendorong kolaborasi industri dan perguruan tinggi? Kolaborasi antara industri dengan perguruan tinggi diharapkan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat.
"Kalau menurut saya, perguruan tinggi saat ini masih menggunakan metode lama atau konvensional. Hanya mengajar-mengajar seperti biasa saja, sehingga hal itu masih sekadar lips service semata," ujarnya saat ditemui di sebuah kesempatan di Jakarta, belum lama ini.
Budi menambahkan, penyelenggara pendidikan perguruan tinggi saat ini masih belum bisa memfasilitasi hasrat dari para mahasiswa untuk bekerja melakukan ekperimennya di kampus secara maksimal. Sebagai contoh, saat mahasiswa sedang giat-giatnya bekerja menciptakan sebuah produk di kampus, pihak kampus justru kurang tanggap.
"Kalau di mana-mana yang namanya mendukung startup, kampus itu harus membebaskan mahasiswanya dengan memfasilitasinya. Mahasiswa itu kerja di kampus, pakai listriknya kampus, pakai ruangan kampus, untuk memulai usahanya. Kalau sekarang, belum apa-apa mahasiswanya diusir-usirin, 'dah kamu pulang-pulang, gak boleh pakai ini itu', gitu. Jadi culture juga belum kebentuk," katanya.
Diakuinya juga, tolok ukur keberhasilan suatu penyelenggara perguruan tinggi, masih menitikberatkan pada jumlah karya tulis yang dihasilkan. Bukan seberapa banyak wirausahawan digital yang ciptakan. Di satu sisi, hal itu juga sesuai dengan riset dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (KemenRisTekDikti) yang menyebutkan jika penelitian di ranah TI di perguruan tinggi begitu banyak dan diharapkan bisa didorong menjadi perusahaan rintisan teknologi.
"Bagi perguruan tinggi saat ini lebih baik menghasilkan 10 paper daripada 10 startup. Kalau di luar negeri itu udah beda, misalnya saja di Standford University, bahkan di korea pun sudah berbeda. Perguruan tinggi di sana menghasilkan berapa startup itu jadi tolok ukur. Tapi kelak di negeri ini juga bisa seperti itu, yang jelas butuh waktu lama, 10 -15 tahun. Kemungkinan sudah maju," terang Budi.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendikbudristek mengungkapkan, Perguruan tinggi mempunyai kewenangan untuk menentukan bentuk tugas akhir.
Baca SelengkapnyaPKM membantu meningkatkan mutu mahasiswa agar optimal saat terjun ke masyarakat.
Baca SelengkapnyaTransformasi pendidikan tinggi selama empat tahun ini telah berlangsung dengan akseleratif dan mulai bisa dirasakan hasilnya.
Baca SelengkapnyaPemberian bantuan ini sebagai bentuk kontribusi positif yang dilakukan perusahaan
Baca SelengkapnyaKementerian BUMN menggelar Forum Digital (Fordigi) Summit 2023.
Baca SelengkapnyaBesarannya ditetapkan berdasarkan perhitungan indeks harga lokal masing-masing wilayah perguruan tinggi.
Baca SelengkapnyaKompetisi Innovillage 2023 diikuti sebanyak 2.385 mahasiswa dengan total 818 proposal social project.
Baca SelengkapnyaKedua pihak saling berbagi visi misi dan potensi terkait upaya membangun sumber daya manusia yang unggul untuk menghadapi tuntutan era digital
Baca SelengkapnyaPerguruan tinggi dinilai mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan dari penelitian untuk memberikan manfaat langsung.
Baca SelengkapnyaIDL merupakan program pelatihan & pengembangan kompetensi digital guru dan siswa untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.
Baca Selengkapnya