Perkembangan Ekosistem Esports di Indonesia Tak Sementereng Pixel Game
Merdeka.com - Perkembangan industri game atau biasa disebut olahraga elektronik atau eSports di Indonesia menjadi perhatian Pemerintah. Pemerintah memandang eSports sebagai sektor industri baru dalam era digital.
Esports mulai berkembang signifikan ketika warung internet (warnet) mulai menjamur. Dari game PC dan konsol, kemudian merambah ranah mobile dengan perkembangan pemain serta fans yang jauh lebih pesat.
Seiring dengan kemajuan teknologi, game yang tadinya hanya dimainkan secara personal berkembang menjadi kompetisi. Saking banyaknya peminat eSports, Asian Games resmi dijadikan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan sejak tahun 2018.
-
Mengapa industri game di Indonesia terus berkembang? Dengan semakin berkembangnya digitalisasi dan jumlah pemain game yang bertambah, serta dukungan dari ekosistem yang kuat, kedua industri ini diprediksi akan terus tumbuh dengan pesat.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Siapa yang memainkan 'permainan 58 lubang'? Permainan ini diyakini telah dimainkan oleh berbagai kelompok sosial, mulai dari bangsawan Mesir kuno hingga penggembala di Kaukasus.
Bermain game yang dahulu dipandang sebagai kegiatan anak-anak, kini bertransformasi menjadi bisnis bernilai jual tinggi. Bahkan mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Berdasarkan statistik, menurut Andi Suryanto, CEO Lyto Game, jumlah pemain game di Indonesia sekitar 50 hingga 60 juta jiwa sampai tahun 2019.
"Banyaknya orang yang memiliki kesamaan hobi dalam game akan membentuk komunitas. Tentunya dengan komunitas yang banyak, mereka yang ingin lebih profesional sebagai pemain esports akan semakin banyak. Namun, saat ini belum banyak yang terjun sebagai professional player," ujar Andi di Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Industri eSports mampu memikat pihak sponsor sebagai ladang promosi dan investasi. Mereka berlomba-lomba menggelar turnamen esports dengan menggaet game publisher, penyelenggara, 'penggila' eSports dan tentunya pemain.
"Esports bukan lagi sekadar hobi, tetapi sudah menjadi industri profesional yang harus dikelola secara profesional pula," ujar Giring Ganesha, Bos IESPL (Indonesia ESports Premiere League).
Indonesia punya tim esports kaliber internasional seperti Evos Esports, RRQ atau Rex Regum Qeon, BOOM ID, Bigetron Esports, Aerowolf, PG. Barracx dan ONIC Esports.
Berdasarkan Newzoo, Indonesia merupakan salah satu pasar video game terbesar Asia Pasifik dengan angka USD 941 juta atau sekitar Rp 13 triliun.
Masalah Pemain Esports
Ternyata para pemain esports tersebut belum benar-benar dapat menikmati 'profesi' itu sebagai sebuah industri matang. Banyak hal yang harus dihadapi mereka, mulai dari tak dibayar, menunggu hadiah yang berlarut-larut hingga berhadapan dengan hukum.
Salah satu penyebabnya, tidak adanya regulasi atau peraturan maksimal seperti jangka waktu pemberian hadiah.
"Ketika mengalami masalah tersebut, kami bingung mau mengadu ke mana, untuk menghadapi masalah hukum, misalnya. Meski akhirnya bisa selesai setelah dibantu Kominfo dan KONI," ujar Giring.
Menurut Giring, esports sebelumnya tidak ada haluan dan pakem padahal industrinya berjalan begitu kencang dengan cahayanya begitu terang
"Esports jangan sampai menjadi industri yang mengalami efek bubbles atau gelembung ekonomi," ujar Giring.
Sementara itu menurut Jonathan Liandi atau yang punya nama in-game Emperor mengungkapkan, dirinya menggarisbawahi pandangan banyak orang yang menilai esports ini permainan anak kecil dan menghabiskan waktu.
"Itu yang saya rasakan, kemungkinan besar karena zaman yang berbeda," jelas Jo, panggilan akrab Jonathan.
FEI
Berangkat dari berbagai permasalahan yang dirasakan para pemain dan orang yang terlibat di esport, Giring bersama sekitar 10 orang lainnya perwakilan dari team owner, event organizer, cybercafe, professional players, dan esports enthusiasts mendirikan Federasi Esports Indonesia (FEI). FEI menaungi ekosistem yang terlibat di esport seperti pemain, tim caster, EO hingga publisher game.
"Jadi, FEI dapat menjadi badan yang menaungi semua pihak dan menjadi tempat para pelakunya mengadu, baik caster, media, pemain, tim esports, event organizer, MC," ujar Giring yang ditunjuk sebagai Presiden FEI.
Salah satu founder FEI, Adrian Paulin mengatakan fokus FEI salah satunya membuat standar untuk kompetisi termasuk penyelenggaraannya. Agar mampu menjadi solusi bagi masalah pemain esports yang tersebut di atas.
"Federasi Esports Indonesia hadir menjawab permasalahan para pelaku esports khususnya di level paling bawah, yaitu player, caster, media. Mereka sejauh ini belum ada yang menaungi," jelas dia.
"Bagi saya, FEI diharapkan bisa punya banyak manfaat. Harapan besar untuk FEI, sehingga orang-orang dan pelaku yang ada di dalam esports bisa menjadi sejahtera dan FEI bisa menjaga marwahnya," tambah Adrian.
Ketua Pokja Esports KONI, Liliana Sugiharto mendukung lahirnya FEI agar mampu membuat mapan ekosistem esports di Indonesia. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri telekomunikasi dan game di Indonesia tengah mengalami perkembangan yang luar biasa di Asia.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar hanya untuk game online.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, e-sports merupakan industri yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaPresiden sangat antusias mengikuti perkembangan Esports di tanah air, banyak bakat anak-anak muda yang lahir dan berkembangan dengan cepat.
Baca SelengkapnyaIndosat Ooredoo Hutchison telah berkolaborasi dengan Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) dan platform esports mobile game, Garudaku.
Baca SelengkapnyaLangkah-langkah ini guna mendorong ekonomi kreatif di Indonesia semakin semarak.
Baca SelengkapnyaAlat pembayaran judol kini juga sudah lebih mudah melalui QRIS, dompet digital hingga bergeser ke kripto.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Startup Ranking, jumlah perusahaan rintisan di dunia per 10 Mei 2023 mencapai 144.688.
Baca SelengkapnyaSemua uang tersebut diserap bandar judi luar negeri untuk kepentingan bisnisnya, termasuk pencucian uang.
Baca SelengkapnyaPara penikmat gim Esports dapat mencoba Soul Ultra Wireless Headphones dan Soul Sync Pro Earbuds, yang menghadirkan suara lebih imersif.
Baca SelengkapnyaSalah satu agenda yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah perihal finalisasi Peraturan Presiden (Perpres) Industri Game Nasional.
Baca SelengkapnyaBerikut salah satu strategi Telkomsel dukung industri e-sports Indonesia.
Baca Selengkapnya