Petinggi Facebook dikabarkan bakal bertemu Menkominfo
Merdeka.com - Petinggi Facebook dikabarkan akan datang ke Indonesia. Belum diketahui, siapa petinggi yang bakal bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara itu.
Hal itu disampaikan oleh Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Semuel A. Pangerapan.
"Saya juga mendapat kabar bahwa ada petinggi Facebook yang akan datang ke Indonesia untuk menjelaskan perkembangan lebih lanjut secara langsung kepada Menkominfo," katanya kepada Merdeka.com, Jumat (27/4).
-
Siapa yang mengklaim TikTok ambil data pengguna berlebihan? Pada tahun 2022, perusahaan keamanan siber Internet 2.0 mengeluarkan laporan bahwa TikTok melakukan 'pengambilan data yang berlebihan' terhadap para penggunanya.
-
Siapa pendiri Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat.
-
Bagaimana perusahaan seperti Facebook mengumpulkan data pengguna? Dokumen tersebut menguraikan proses enam langkah bagaimana perangkat lunak Active-Listening mengumpulkan data suara pengguna dari berbagai perangkat.
-
Mengapa Mark Zuckerberg ingin Meta jadi pemimpin AI? 'Dengan model baru ini, kami percaya bahwa saat ini Meta AI adalah asisten AI paling pintar yang bisa anda gunakan secara bebas,' ucap Zuckerbeg dalam unggahan di akun Instagramnya.
-
Di mana bunker rahasia Mark Zuckerberg berada? Di bawah tanah seluas 57.000 kaki persegi itu, dikabarkan ada sebuah bunker persembunyian. Bunker ini memiliki luas 5.000 kaki persegi dan terhubung ke dua rumah utama dengan terowongan.
-
Kenapa Mark Zuckerberg akan sumbangkan sebagian besar hartanya? Mark ZuckerbergBersama istrinya, Priscilla Chan, telah menandatangani Giving Pledge untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka. Menurut catatan, Mark punya kekayaan USD 175.9 miliar atau Rp 2.862 triliun.
Persoalan yang menuntut petinggi Facebook bakal hadir itu, adalah terkait dugaan penyalahgunaan data yang dilakukan oleh Cambridge Analytica (CA) terhadap data 87 juta pengguna. Dari data tersebut, diduga 1 juta pengguna Facebook di Indonesia terjaring. CA sendiri merupakan firma konsultan politik asal Amerika Serikat.
Sebelumnya, tentang persoalan ini, pemerintah telah memberikan sanksi melalui perwakilan Facebook Indonesia berupa teguran dan Surat Peringatan (SP) kedua. SP kedua itu diberikan karena Facebook masih kurang cermat menutup layanan aplikasi kuis yang notabene sebagai kewajibannya saat bertemu dengan pemerintah. Dan pemerintah pun masih menunggu hasil audit yang dijanjikan Facebook.
Akhirnya, karena respons pihak Facebook cukup lama, pemerintah kembali mengirimkan surat kepada Facebook. Surat tersebut terkait permintaan penjelasan dan dokumen terhadap penyalahgunaan data pengguna Facebook Indonesia.
Terdapat 4 hal yang harus dijelaskan oleh pihak Facebook. Berikut adalah permintaan penjelasan dari pihak Kemkominfo kepada Facebook:
1. Klarifikasi mengenai adanya informasi penyalahgunaan data pengguna Facebook yang meluas ke firma analisis lain selain Cambridge Analytica yaitu CubeYou dan Aggregate IQ.
2. Penjelasan lebih lanjut mengenai tindakan teknis untuk membatasi akses data di Facebook, seperti yang telah dijelaskan pada surat dari Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia tanggal 5 April 2018.
3. Memberikan data jadwal dan/atau hasil audit kasus ini;
4. Memberikan data pengguna Facebook Indonesia yang terkena dampak penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica.
Permintaan penjelasan 4 hal yang diinginkan pemerintah itu harus dijawab Facebook Indonesia selambat-lambatnya 7 hari setelah surat itu dikirimkan. Surat tersebut telah dilayangkan pemerintah pada Kamis (19/4).
Selang 6 hari berikutnya, yakni pada Rabu (25/4), pihak Facebook akhirnya menjelaskan terkait 4 hal yang diharapkan pemerintah. Terutama pembatasan aplikasi ketiga.
"Facebook telah memberikan jawaban atas informasi yang kami mintakan klarifikasi. Facebook sudah melakukan pembatasan akses dan pemutusan aplikasi pihak ketiga sejenis seperti CubeYOU dan Aggregate IQ. Facebook sedang melakukan investigasi terhadap aplikasi pihak ketiga," terang pria yang akrab disapa Semmy ini.
"Proses audit yang dilakukan Facebook masih berjalan dan akan membutuhkan waktu. Perkembangan proses audit akan diinformasikan kepada pemerintah Indonesia," tambahnya.
Dilanjutkannya, pada prinsipnya, pemerintah dalam upaya untuk mencegah terulangnya kembali penyalahgunaan data pribadi dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Pemerintah juga mempercepat penyelesaian draft final RUU Perlindungan Data Pribadi untuk selanjutnya diserahkan ke DPR. (mdk/ara)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"(Penyebab kebocoran) Nanti kami jelaskan setelah kami memanggil dirjen pajak hari Jumat," kata Menko Hadi
Baca SelengkapnyaBudi Arie telah mengirimkan surat kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait kebocoran data 6 juta NPWP itu.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaKementerian Kominfo dan BSSN masih berusaha melakukan investigasi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 204 juta data pemilih KPU diduga bocor. Diperjualbelikan di darkweb seharga Rp 1 miliar lebih.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaKPU hingga kini masih menelusuri dugaan peretasan tersebut.
Baca SelengkapnyaAdapun Ditjen Pajak Kemenkeu menyatakan tengah mendalami kasus dugaan kebocoran data NPWP
Baca SelengkapnyaPolri tidak mungkin bisa bekerja sendiri dalam mengungkap dan mengatasi permasalahan di ruang siber
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaKemenkominfo mengaku segera mengecek informasi tersebut.
Baca Selengkapnya