Pita premium itu ada di 1800MHz
Merdeka.com - Kehadiran teknologi mobile Long Term Evolution (LTE) nampaknya telah mengubah peta frekuensi global secara keseluruhan. Bahkan sebutan pita premium pun telah berpindah dari 2,1GHz ke 1800MHz. Maka, tak ayal lagi, hal itu juga bakal berpengaruh pada harga dan minat operator.
Pita 2,1GHz yang sudah kurang diminati operator tentu harganya akan jatuh, karena operator tentu tak ingin membuang percuma membayar BHP frekuensi Rp 160 miliar setiap tahunnya sementara frekuensi tersebut bukanlah tempat untuk LTE.
Memang benar, bisa saja operator memaksakan mengimplmenetasikan LTE di pita 2,1GHz, tapi ingat, keberhasilan teknologi GSM dibandingkan CDMA adalah karena interoperabilitas antarnegara yang begitu baik dan seragam.
-
Apa itu teknologi wireless? Wireless adalah teknologi tanpa kabel yang mudah dan praktis.
-
Bagaimana cara memilih frekuensi Wifi untuk kecepatan optimal? Frekuensi WiFi dapat memengaruhi kecepatan koneksi Anda. Frekuensi 5 GHz umumnya lebih cepat dan lebih stabil dibandingkan dengan frekuensi 2,4 GHz. Jika perangkat Anda mendukung frekuensi 5 GHz, disarankan untuk beralih ke frekuensi ini guna meningkatkan kecepatan WiFi Anda.
-
Dimana XL Axiata fokus perkuat jaringan? Sejumlah daerah yang biasanya menjadi tujuan mudik dan wisata akan menjadi perhatian khusus, terutama di Pulau Jawa.
-
Apa manfaat Telkom dalam proyek ALPHA? Partisipasi Telin dalam konsorsium ALPHA akan memberikan manfaat bagi pengembangan infrastruktur digital dan menghubungkan lebih banyak orang di seluruh dunia di masa depan.
-
Kenapa Telkom berpartisipasi di ALPHA? Saat ini, konsentrasi trafik terbesar telah berpindah dari Amerika Serikat & Eropa ke wilayah Asia-Pasifik. Hal ini menunjukkan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate (CAGR) yang diproyeksikan sebesar 10-25% dalam kapasitas data center di Malaysia, Indonesia, dan India dalam lima tahun mendatang.
-
Bagaimana cara satelit internet LEO bekerja? Ketika satelit diluncurkan, ia akan terbang mengangkasa sampai ke orbitnya. Orbit ini sederhanannya jalan bagi satelit untuk beroperasi mengirimkan sinyal. Setelah sampai di orbit, ia akan berputar mengelilingi Bumi.
Artinya, frekuensi untuk LTE di Indonesia harus sama dengan frekuensi di kebanyakan negara yang lain, bila tidak, tentunya hanya bisa digunakan di Indonesia dan sebagian kecil negara lainnya.
Bila mengacu pada hal tersebut, maka pita 1800 MHz merupakan spektrum yang paling tepat untuk LTE, mengingat sudah banyak negara yang telah dan berancang-ancang menggunakan pita itu untuk teknologi seluler berkapasitas besar dan berkecepatan tinggi tersebut.
Saat ini, terutama setelah XL menyatu dengan Axis, maka kepemilikan frekuensi di pita 1800MHz hanya dikuasai oleh empat operator saja, yaitu XL dengan 22,5MHz, Telkomsel 22,5MHz, Indosat 20MHz, dan Tri 10MHz.
Bila melihat alokasi tersebut, maka Tri berada di tengah-tengah tiga raksasa besar, sedangkan untuk menuju LTE hampir tidak mungkin, mengingat kebutuhan minimal untuk LTE adalah 20MHz. Opsi yang bisa dilakukan Tri mungkin dengan membidik frekuensi di pita 2,3GHz atau 700Mhz untuk LTE.
Opsi lainnya, seperti pernah diungkapkan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono adalah dengan melakukan frequency pooling atau penggabungan antara frekuensi Tri dan Indosat untuk digunakan bersama dan dengan infrastruktur bersama pula.
Operator yang sudah aman, Telkomsel dan Indosat, pasti akan dengan mudahnya mengimplementasikan LTE dan sisa 2,5MHz frekuensi untuk layanan 2G. Pilihan lebih banyak sebenarnya dimiliki Indosat yang juga memiliki frekuensi yang berlimpah di pita 900MHz. Indosat mungkin saja akan memanfaatkan 20Mhz frekuensi di pita 1800MHz untuk LTE, sedangkan 2G bisa dilayani frekuensi 900MHz.
Frekuensi 1800MHz memang telah menjelma menjadi spektrum premium, dan sudah seharusnya pemerintah mengambil frekuensi XL-Axis di pita tersebut agar bisa memberikan pemasukan lebih banyak ke negara dibandingkan mengambil di pita 2,1 GHz yang mungkin tidak laku. (mdk/ega)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Koneksi ini masih bersifat riset yang telah dibuktikan oleh para gabungan ilmuwan dunia.
Baca SelengkapnyaKominfo mendapatkan masukan dari operator seluler agar langsung melelang 3 frekuensi 5G sekaligus.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, XL Axiata belum dapat memberikan layanan terbaiknya di sepanjang jalur MRT terutama rute bawah tanah.
Baca SelengkapnyaSelain penambahan BTS serta peningkatan bandwidth, pihaknya juga melakukan monitoring secara intensif selama pelaksanaan Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaDesa-desa pelosok di Sulawesi kini bahagia karena XL Axiata menawarkan internet di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaSebanyak 90 juta rumah teraliri listrik, namun belum semuanya terkoneksi internet.
Baca SelengkapnyaZTE dan Moratelindo Kolaborasi Ciptakan Set-Top Box Android yang Inovatif.
Baca SelengkapnyaJaringan backbone Gorontalo – Palu yang menghubungkan dua provinsi di Sulawesi ini mulai dibangun pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaIni merupakan teknologi baru dari layanan XL SATU.
Baca SelengkapnyaPenggelaran jaringan 5G yang massif masih terganjal 'ketiadaan' frekuensi.
Baca SelengkapnyaKecepatan internet Starlink dianggap belum mampu mengalahkan "ngebut"nya internet satelit ini.
Baca SelengkapnyaSatelit orbit rendah kini sedang ramai diperbincangkan, khususnya untuk mendistribusikan sinyal internet.
Baca Selengkapnya