Planet raksasa 180 kali Bumi terlihat di sekitar inti Bima Sakti
Merdeka.com - Berbekal teleskop Optical Gravitational Lensing Experiment (OGLE) milik Universitas Warsawa, Polandia, ilmuwan berhasil menemukan planet raksasa yang melayang di sekitar pusat galaksi Bima Sakti.
Berdasarkan penuturan Aparna Bhattacharyaha dari Universitas Notre Dame, planet yang timnya temukan itu memiliki ukuran 180 kali Bumi. Jarak si planet dengan Bumi adalah 22 ribu tahun cahaya (kurang lebih 20.000 triliun kilometer).
Jika dibandingkan dengan planet di tata surya kita, ukuran planet ini lebih besar dari Saturnus namun lebih kecil dari Jupiter. Dan sama seperti Saturnus, planet ini diperkirakan berjenis planet gas.
-
Berapa jarak Bulan menjauh dari Bumi setiap tahunnya? Dari hasil penelitian mereka, ternyata Bulan secara konsisten menjauhi Bumi dengan jarak sekitar 3,82 cm setiap tahunnya.
-
Berapa jumlah planet di luar angkasa? Sejauh ini, para astronom telah berhasil menemukan 5.502 planet di sekitar bintang lain di luar Bima Sakti. Planet-planet ini dikenal dengan nama eksoplanet. Ditambah dengan delapan planet di Tata Surya kita, total planet yang sudah diketahui sejauh ini adalah 5.510 planet.
-
Di mana Matahari berada dalam orbit planet? Setiap planet di Tata Surya berputar mengelilingi Matahari dalam orbitnya masing-masing.
-
Apa yang ditemukan di Planet Mars? Apakah ada kehidupan di Mars? Sangat mungkin, menurut para ilmuwan. Faktanya, pencarian kehidupan di Planet Merah telah mencapai titik yang menggembirakan. Para ahli mengklaim bahwa kunci adanya kehidupan di Mars mungkin telah ditemukan di bawah permukaan.
-
Mengapa jarak Matahari dan Bumi semakin menjauh? Ada dua faktor menjauhnya Bumi dari matahari. Pertama kehilangan massa. Matahari terus menghasilkan energi, sehingga massa matahari akan terus berkurang. Kemudian, pengaruh pasang surut di Bumi, seperti tarikan gravitasi bulan yang mengakibatkan pasang surut di Bumi, begitu pula gravitasi Bumi bisa menarik matahari.
Planet yang masih belum diberi nama ini mengitari bintang bernama OGLE-2014-BLG-1760 pada jarak 1,75 kali jarak Bumi-matahari. Massa dari bintang ini sekitar setengah dari matahari kita.
Planet ini terlihat setelah ilmuwan menggunakan teknik pengamatan bernama 'gravitational lensing'. Sederhananya, teknik ini memungkinkan ilmuwan menandai adanya planet raksasa ketika bintang yang diamati tiba-tiba terlihat lebih cerah.
Seperti yang dikatakan teori gelombang gravitasi Einstein, objek luar angkasa yang besar mempunyai gravitasi di sekelilingnya yang bisa membengkokkan lintasan cahaya sekalipun. Alhasil, saat si planet tepat berada posisi di antara bintang dan alat pemantau di Bumi, cahaya si bintang dibengkokkan dan terlihat lebih cerah dari Bumi.
Sumber: Daily Mail
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Galaksi Bima Sakti termasuk galaksi spiral cakram terbesar dengan diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 12.000 tahun cahaya.
Baca SelengkapnyaPlanet mirip Bumi ditemukan mengorbit bintang mati 4.000 tahun cahaya dari Bumi.
Baca SelengkapnyaPlanet ini masuk dalam kategori planet orbit pendek yang berada di luar tata surya Bima Sakti.
Baca SelengkapnyaJumlah ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan.
Baca SelengkapnyaPenemuan ini berkat teleskop James Webb yang mampu meneropong planet di luar tata surya.
Baca SelengkapnyaBumi Ini Berputar, Tapi Mengapa Kopi yang Kita Minum Tidak Tumpah?
Baca SelengkapnyaNASA telah menemukan "Bumi super", sebuah planet yang berpotensi mendukung kehidupan manusia.
Baca SelengkapnyaTemuan ini memberikan petunjuk baru tentang pembentukan bintang serta struktur dan evolusi galaksi.
Baca SelengkapnyaNamun ilmuwan harus meneliti lebih lanjut terkait planet baru ini.
Baca SelengkapnyaUkuran dan penampakan galaksi spiral yang tidak biasa ini disebabkan oleh interaksinya dengan galaksi yang lebih kecil.
Baca SelengkapnyaPlanet baru ini telah lama menjadi subjek teori untuk menjelaskan orbit aneh dari planet kerdil yang mengelilingi matahari di luar Neptunus.
Baca SelengkapnyaTeori saat ini menunjukkan bahwa untuk sebuah galaksi agar teratur seperti Bima Sakti kita dibutuhkan waktu miliaran tahun evolusi.
Baca Selengkapnya