Polemik skandal Facebook, Indonesia masih adem ayem
Merdeka.com - Pakar Cybercrime Indonesia, Gildas Lumy turut berkomentar terkait skandal kebocoran data 50 juta lebih pengguna Facebook dalam kasus Cambridge Analytic.
Menurutnya, mau bagaimanapun Facebook harus bertanggung jawab terkait hal tersebut meskipun media sosial besutan Mark Zuckerberg itu berdalih adanya penyalahgunaan data.
"Ini sama seperti hotel, ada connecting door. Misalnya ini sama pihak hotel sengaja gak dikunci. Yang salah siapa? penghuni kamar? Ya nggak, pengelola hotel gak boleh lepas tangan. Nah, ini sama seperti Facebook," terangnya saat diskusi mengenai skandal Facebook di kantor PSI, Jakarta, Selasa (3/4), kemarin.
-
Mengapa Facebook Web populer? Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Siapa yang membocorkan data orang Indonesia? Dalam tangkapan layarnya, akun X bernama @Fusion Intelligence Center @S memberitahukan bahwa data pribadi masyarakat Indonesia telah dibocorkan oleh sebuah channel Telegram di China.
-
Siapa yang mengalaminya di Indonesia? Riskesdas 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.
-
Kenapa Facebook jadi media sosial terbesar? Dengan kerja keras dan visi yang jelas, Mark Zuckerberg dan timnya berhasil mengembangkan Facebook menjadi salah satu jejaring sosial terbesar di dunia, mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi secara online.
-
Dimana negara dengan pengguna internet terbanyak? Berikut daftar negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia.
Di Indonesia sendiri, kejadian yang dialami Facebook cenderung adem ayem. Padahal, berdasarkan data terbaru dari Facebook, terdapat sebanyak 2,07 miliar pengguna aktif bulanan. Dari jumlah sebesar itu, 115 juta di antaranya berasal dari Indonesia.
Melihat data pengguna Indonesia yang sebanyak itu, DPR belum melakukan tindakan apa-apa terkait Facebook. Minimal memanggil perwakilan Facebook Indonesia untuk menegaskan keamanan data pengguna di Indonesia.
"Kalau pengin lebih jelas dulu soal keamanan data, mendingan Facebook Indonesia panggil dulu deh. Parlemen Singapura, Inggris, Amerika, semuanya langsung manggil Facebook saat terjadi hal itu," kata pakar industri digital sekaligus Bacaleg PSI, Daniel Tumiwa.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, mengatakan masih menimbang-nimbang untuk melakukan pemanggilan kepada Facebook. Sebab, banyak faktor yang menjadi pertimbangan.
Dikatakan Meutya, kemungkinan besar saat ini DPR tidak akan langsung memanggil Facebook Indonesia, tetapi meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk berkomunikasi dengan pihak Facebook Indonesia.
"Tentunya ini untuk mendapat penjelasan tentang ‘nasib’ data pengguna di Indonesia. Jika ditemukan ada yang janggal terhadap keamaan data pribadi bisa diberi teguran," jelas dia.
Jika benar Facebook melakukan penyalahgunaan data pengguna Indonesia, apakah perlu ditindak?
Gildas pun kembali menjelaskan terkait hal itu. Menurutnya, tergantung sejauh mana pemerintah akan menindak. Pemerintah juga pastinya akan menghitung langkah yang akan dilakukannya.
"Seandainya pemerintah mau menindak Facebook, kemudian Facebook tidak mau menerima sanksi itu, lalu pemerintah memblokir Facebook, yang marah Facebook atau masyarakat Indonesia? Ya, masyarakat. Dampaknya nanti mungkin ada gerakan membela Facebook. Nah itu yang namanya perang proxy, perang asimetris," terangnya.
Sejauh ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah menyampaikan permasalahan tersebut kepada Facebook Indonesia. Namun hingga saat ini belum ada hasil atas koordinasi antara pemerintah dengan Facebook.
"Kami akan coba koordinasikan dengan Facebook sesegera mungkin mengenai hal ini,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara di sebuah kesempatan.
Namun, diakui Daniel, pihak Kemkominfo sendiri telah melakukan serangkaian upaya terkait itu.
"Kalau Kemkominfo sendiri, saya tahu persis mereka gak duduk diam. Mereka bergerak dan lari kenceng. Mudah-mudahan Kemkominfo nanti sudah bisa memaparkan temuannya," ungkapnya.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengguna Tiktok di Indonesia masih tinggi meski fitur TikTok Shop secara resmi berhenti beroperasi pada Rabu (4/10) lalu.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaInstagram dan Facebook mengalami gangguan akses layanan atau down di sejumlah negara di dunia.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tercatat ada 99,8 juta pengguna TikTok di Tanah.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.
Baca SelengkapnyaBesarnya kasus perdagangan penipuan online di Asia Tenggara masih sulit diperkirakan. Namun setidaknya ada 120 ribu orang telah menjadi korban di Myanmar.
Baca SelengkapnyaSaham Meta Facebook ditutup anjlok hingga 1,6 persen pada Selasa (6/3) waktu setempat.
Baca SelengkapnyaSemua uang tersebut diserap bandar judi luar negeri untuk kepentingan bisnisnya, termasuk pencucian uang.
Baca SelengkapnyaBahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Baca SelengkapnyaKasus judi online akan terus ditindak dengan maksimal, termasuk melalui patroli siber.
Baca SelengkapnyaKemendagri terus melakukan pembenahan akan keamanan data untuk mengantisipasi maraknya kejahatan digital.
Baca Selengkapnya