Praktisi apresiasi keputusan Kominfo soal merger XL-Axis
Merdeka.com - Meskipun Menkominfo Tifatul Sembiring telah resmi menyetujui permohonan merger-akuisisi PT XL Axiata dan PT Axis Telekom Indonesia, namun perang opini seputar aksi korporasi tersebut ternyata masih berlanjut.
Keputusan Menkominfo tersebut dilanjutkan dengan menarik izin pita spektrum frekuensi radio sebesar 10 MHz di pita frekuensi 2,1 GHz (3G) di Blok 8 dan 12.
Pemerintah beralasan penarikan izin pita frekuensi di blok 8 dan 12 semata-semata karena pertimbangan penerimaan PNBP yang paling maksimal. Blok 8 adalah milik XL, adapun Blok 12 milik AXIS. Selanjutnya, Kominfo akan melakukan penataan ulang frekuensi pada pita 2100 MHz.
-
Apa yang didukung oleh Menkominfo terkait XL Axiata dan Smartfren? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan Pemerintah Indonesia mendukung dilakukannya merger atau penyatuan usaha antara dua operator seluler di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Smartfren.
-
Bagaimana XL Axiata meningkatkan kualitas internet? Dalam 2 tahun terakhir di Kepri, XL Axiata telah meningkatkan kualitas layanan internet dengan menambahkan hampir 200 BTS dan lebih dari 1.000 BTS telah di-upgrade.
-
Di mana XL Axiata meningkatkan kualitas layanan internet? Saat ini, perluasan jaringan dan peningkatan kualitas masih terus dilakukan terutama di Kepulauan Anambas, Kepulauan Bintan dan Kepulauan Karimun.
-
Dimana XL Axiata fokus perkuat jaringan? Sejumlah daerah yang biasanya menjadi tujuan mudik dan wisata akan menjadi perhatian khusus, terutama di Pulau Jawa.
-
Bagaimana Menkominfo berpendapat tentang merger XL dan Smartfren? 'Saya sudah bilang, ‘kami mendukung. Soal yang lain-lain, komersialnya, silakan kalian omongin sendiri,' Ia mengungkapkan bahwa Kominfo tidak akan ikut campur mengenai urusan bisnis ke bisnis (B2B) dalam upaya merger tersebut.
-
Mengapa XL Axiata membangun jaringan di Sulawesi? 'Sulawesi merupakan salah satu wilayah yang sangat menantang bagi XL Axiata dalam menggelar jaringan dan layanan telekomunikasi juga data. Pulau ini sangat luas dengan geografis yang tidak mudah. Di sisi lain, Sulawesi juga menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Timur Indonesia dengan kota-kota penting dan tentunya pasar yang potensial. Karena itu, di Sulawesi kami tetap berusaha keras untuk terus menghadirkan layanan XL Axiata di area yang terus meluas hingga desa-desa pelosok.
Sejumlah pengamat dan praktisi telekomunikasi mengapresiasi langkah Kominfo menyetujui merger XL dan AXIS. Menurut mereka, hal tersebut menunjukan ada kesepahaman antara regulator dan operator telekomunikasi mengenai perlunya konsolidasi di industri telekomunikasi.
Direktur Eksekutif Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Eddy Thoyib mengapresiasi keputusan Kominfo yang mendukung konsolidasi di industri telekomunikasi. Pengambilan frekuensi 10 MHz di spektrum 2100 MHz juga merupakan keputusan yang sangat bijak dan fair dengan mempertimbangkan kebutuhan frekuensi setiap operator.
Bila dilihat dari peta kepemilikan frekuensi pasca merger, di spektrum 2100 MHz, XL-AXIS memiliki 15 MHz, sama dengan kepemilikan Telkomsel yang memiliki 15 MHz, dan lebih sedikit dari Indosat dengan 10 MHz.
Adapun di frekuensi 1800 MHz, dengan tambahan 15 MHz dari AXIS, XL kini memiliki 22,5 MHz. Jumlah juga sama dengan Telkomsel dengan 22,5 MHz, dan lebih sedikit dari Indosat dengan 20 MHz.
"Kita perlu mengapreasiasi keputusan pemerintah tersebut, yang tentu telah didasari dengan pertimbangan matang untuk keuntungan semua stakeholders. Dengan keputusan ini, saya rasa operator lain tidak dirugikan. Bahkan bila mau hitung-hitungan rugi, XL boleh dibilang rugi dengan membayar Rp 17 triliun, ada frekuensi AXIS yang dikembalikan ke pemerintah. Tapi sekali lagi, keputusan pemerintah sudah sangat tepat," kata Eddy, Senin (9/12).
Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono sepakat dengan Eddy. Menurut Nonot, keputusan regulator telah mempertimbangkan kebutuhan frekuensi setiap operator.
"Dengan penambahan 15 Mhz frekuensi 1800 Mhz dari AXIS, maka jumlah frekuensi 2G (900 MHz dan 1800 MHz) XL seimbang dengan Telkomsel dan Indosat, masing masing 30 Mhz. Ini keputusan yang fair dan menguntungkan semua pihak," kata Nonot.
Menurut Nonot, dengan diakuisisinya AXIS oleh XL, akan membuat XL memiliki 5 blok frekuensi. Dimana 3 blok milik XL dan 2 blok lagi tambahan dari hasil akuisisi AXIS.
Sedangkan operator telekomunikasi lainnya, hanya memiliki tiga frekuensi. Itu sebabnya pemerintah mengambil dua blok frekuensi yang dikuasai XL. "Jadi kalau punya 5 blok kebanyakan, karena yang lainnya punya tiga. Belum lagi XL juga punya 15 frekuensi di 1800 Mhz," kata Nonot.
Presiden Direktur XL Axiata, Hasnul Suhaimi mengapresiasi persetujuan pemerintah soal merger dan pengembalian frekuensi XL-AXIS. “Kami menerima dengan senang hati keputusan pemerintah tersebut. Ini adalah keputusan terbaik bagi kami dan seluruh stakeholders,” kata Hasnul.
Ada pandangan bahwa XL dirugikan karena akan mengeluarkan dana sangat besar (sekitar Rp 17 T), namun pemerintah menarik kembali 10 MHz frekuensi 3G.
Manajemen XL, menurut Hasnul, merasa keputusan pemerintah fair karena 3G adalah teknologi masa depan yang lebih dibutuhkan masyarakat, hingga wajar kalau ditender ulang hingga bisa dimanfaatkan dengan lebih efisien oleh operator pemenang tender. (mdk/ega)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
XL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.
Baca SelengkapnyaProses merger antara XL dan Smartfren semakin mendekati tahap akhir.
Baca SelengkapnyaSetelah dirumorkan merger, kini Axiata dan SinarMas saling mulai menjajaki.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait rencana merger XL dan Smartfren.
Baca SelengkapnyaMorowali menjadi kota/kabupaten ke 3 di Sulawesi Tengah yang telah terjangkau layanan konvergensi ini.
Baca SelengkapnyaRespons XL Axiata tak terduga saat ramai Starlink.
Baca SelengkapnyaMelalui kemitraan ini, XL Axiata telah berhasil mencapai AOMM Level 3.0.
Baca SelengkapnyaBergabungnya salah satu penyedia layanan internet kabel terbesar di Indonesia tersebut sebagai bagian dari tindak lanjut bergabungnya Link Net dengan XL Axiata.
Baca SelengkapnyaLayanan Fixed Mobile Convergence (FMC) diharapkan jadi ladang pendapatan baru XL Axiata.
Baca SelengkapnyaPada periode ini, pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp 23,38 triliun, atau sekitar 92 persen dari total pendapatan.
Baca SelengkapnyaKominfo mendapatkan masukan dari operator seluler agar langsung melelang 3 frekuensi 5G sekaligus.
Baca SelengkapnyaTak mudah bagi industri telekomunikasi untuk menatap masa depan. Butuh bantuan pemerintah agar bisnis mereka terus berkelanjutan.
Baca Selengkapnya