Printerous raih investasi Rp 18 miliar
Merdeka.com - Perusahaan percetakan online berbasis Indonesia, Printerous, mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh investasi sebesar Rp 18 miliar pra-seri A. Investasi tersebut dipimpin oleh Golden Gate Ventures dari Singapura, yang diikuti oleh Sovereign’s Capital asal Amerika Serikat dan grup bisnis Gunung Sewu Kencana dari Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut dapat mencetak (print) berbagai desain pada produk-produk di Printerous.
Perusahaan akan menggunakan investasi baru ini untuk akusisi dan retensi pengguna. Hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan keseluruhan aspek bisnis, agar bisa menjadi pemimpin pasar percetakan di Indonesia.
"Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari berbagai investor lokal dan internasional," ujar Kevin Osmond, co-founder dan CEO Printerous dalam keterangan resminya, Kamis (23/2).
-
Siapa yang punya investasi lebih besar? Hargreaves menunjukkan bahwa pola investasi ini telah berlanjut selama 30 tahun dan rata-rata wanita yang berinvestasi akan berakhir dengan portofolio senilai 25% lebih banyak dibandingkan pria.
-
Siapa orang terkaya di Singapura? Eduardo Saverin, salah satu pendiri Meta yang tinggal di Singapura, tetap menjadi orang terkaya di negara tersebut dengan kekayaan yang melonjak menjadi USD 29 miliar, atau sekitar Rp439,35 triliun, berkat kenaikan nilai saham Meta akibat investasinya di bidang kecerdasan buatan (AI).
-
Dimana perusahaan teknologi Singapura berkembang? “Dari perspektif geografis, Singapura adalah basis yang baik bagi perusahaan teknologi yang ingin memasuki Asia Tenggara dan pasar APAC lainnya,” jelasnya.
-
Siapa saja investor yang terlibat di IKN? Agung menyebutkan sepanjang tahun 2023 ada sekitar 23 investor pelopor dari dalam negeri yang melakukan Groundbreaking di IKN dengan Investasi non-APBN senilai Rp41 triliun.
-
Apa yang diinvestasikan Microsoft? Sebelumnya, CEO Microsoft Satya Nadella mengumumkan bahwa pihaknya akan menggelontorkan duit sebesar Rp 27 triliun. Selama empat tahun ke depan untuk memperkuat infrastruktur cloud dan AI di Indonesia.
-
Siapa yang berinvestasi di SolarKita? Schneider Electric, mengumumkan investasi impact fund di SolarKita melalui Schneider Electric Energy Access Asia (SEEAA).
"Bukan hanya investasi, kami juga diperkaya dengan penasehat-penasehat, values, serta jaringan usaha yang luas," tambah dia.
Keikutsertaan Gunung Sewu Kencana adalah pertama kalinya menyentuh ranah usaha teknologi tanah air. Dengan pengalaman usaha lebih dari 60 tahun, sinergi dengan tim Gunung Sewu Kencana menjadi aset yang sangat berharga bagi Printerous.
"Salah satu keunggulan utama kami dari dulu adalah jaringan yang kami miliki di Indonesia, dengan mitra, korporasi, dan penanam modal yang strategis," jelas Justin Hall, Principal di Golden Gate Ventures.
"Kami tidak hanya akan memanfaatkan jaringan ini untuk membantu Printerous, mengembangkan pipeline penjualan mereka yang luas, dan meningkatkan omzetnya. Namun kami juga akan melibatkan mitra kami untuk mendukung finansial Printerous hingga mencapai tahap bisnis mandiri dan berkelanjutan," ungkap dia.
Sebelumnya, Printerous sudah mendapatkan investasi dari RMKB Ventures dan anggota keluarga Tahir. Semenjak itu, Printerous mulai menjalankan model usaha business-to-business (B2B) dengan tujuan menjadi penyedia layanan percetakan utama bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Investasi ini hadir tepat di saat perusahaan kecil menengah di Indonesia mulai terbuka terhadap teknologi untuk mengefisiensikan operasi usaha. Banyak usaha lokal yang telah menggunakan platform SaaS (SoftwareasaService) untuk menerima penjualan, mengatur tenaga kerja, sampai keuangan.
Printerous menyediakan berbagai macam layanan percetakan bagi perusahaan, mulai dari kartu nama, alat tulis kantor, materi pemasaran, baju, pengemasan, dan pernak-pernik. Untuk layanan individual, Printerous menawarkan sejumlah servis percetakan, seperti foto album, dekorasi dinding, casing ponsel, dan bantal guling.
Justin setuju dengan Kevin soal sektor percetakan B2B. "Kami sangat percaya ide ini: Bisnis memiliki kebutuhan percetakan yang konsisten dan berharga untuk banyak hal, seperti kartu nama, brosur, flyer, hingga spanduk. Terlebih lagi, industri UKM (Usaha Kecil Menengah) sedang bertumbuh pesat. UKM mewakili 95 persen bisnis di Indonesia, dan kami yakin Printerous berada dalam posisi yang tepat untuk melayani semuanya," Ujar Justin.
Menurut Hewlett Packard Asia Pacific, keseluruhan industri percetakan di Indonesia bernilai Rp 73 triliun di tahun 2014. Studi lebih lanjut oleh Economist Intelligence Unit, memprediksisektor percetakan di Indonesia akan menembus angka Rp 121 triliun di tahun 2017. Menjadikan Indonesia negara terdepan dalam bisnis percetakan di Asia Tenggara.
(mdk/gni)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rosan masih membidik pemasukan investasi asing di lingkup Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaMeskipun secara jumlah lebih dominan, namun potensi investasi dalam negeri masih kalah besar dibanding investasi asing.
Baca SelengkapnyaTercatat SCGP menambah kepemilikan saham sebanyak 44,4 persen di Fajar Paper dengan nilai transaksi mencapai Rp9,8 triliun.
Baca SelengkapnyaPembangunan perumahan ini masih menunggu respons dari Presiden Prabowo.
Baca SelengkapnyaData BKPM menunjukkan investasi Singapura pada kuartal II-2024 mencapai USD4,6 miliar atau setara Rp71,42 triliun.
Baca SelengkapnyaNilai investasi asing yang masuk ke proyek ibu kota baru tersebut mencapai Rp1,15 triliun.
Baca SelengkapnyaRosan menjelaskan Sembcorp berminat akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau solar cell.
Baca SelengkapnyaDana IPO akan digunakan perseroan untuk setoran modal ke anak usaha.
Baca SelengkapnyaPengalaman itu tidak membuatnya trauma apalagi dendam kepada sang ibu. Sebaliknya, hal itu melatih mentalnya menjadi tangguh.
Baca SelengkapnyaPenjajakan investasi asing di IKN terus berdatangan, misalnya dari perusahaan Singapura.
Baca SelengkapnyaSecara total jumlah harta kekayaan 50 orang terkaya di Singapura tahun 2023 mencapai USD177 miliar atau setara Rp2.714,86 triliun.
Baca SelengkapnyaOtorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) telah menerima 305 surat pernyataan minat untuk berinvestasi dalam proyek pembangunan IKN.
Baca Selengkapnya