Proses merger XL dan Axis harusnya tidak perlu dipersulit
Merdeka.com - Sampai saat ini, keputusan resmi terkait merger PT XL Axiata dengan PT Axis Telekom Indonesia (Axis) masih belum kelar. Menurut beberapa pihak, seharusnya masalah tersebut harus cepat diselesaikan.
Di tahun 2013 lalu, gembar-gembor akan diakuisisi atau juga mergernya Axis dengan XL sudah mencuat dengan ujung pembenaran akan rumor tersebut.
Sayangnya, sampai menginjak awal tahun 2014 ini, merger antara kedua operator seluler di Indonesia ini masih belum sepenuhnya selesai 100 persen.
-
Bagaimana proses merger XL Axiata dan Smartfren berjalan? Menurut Dian Siswarini, CEO dan Presiden Direktur XL Axiata, tahap due diligence antara kedua perusahaan kini sudah berada di penghujung. 'Sekarang hilal sudah kelihatan sedikit, jadi proses due diligence-nya sudah memasuki tahap akhir. Jadi, diharapkan kita bisa memasuki proses selanjutnya,' ungkap Dian Siswarini dalam acara Media Gathering XL Axiata di Yogyakarta pada Rabu, (23/10), dikutip dari Liputan6.
-
Bagaimana XL Axiata dan Smartfren mengurus proses merger? Selanjutnya, pada tanggal 11 Desember 2024, dokumen kesepakatan mengenai merger operator seluler tersebut telah diserahkan kepada OJK serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
-
Mengapa XL Axiata dan Smartfren ingin merger? Dian mengungkapkan bahwa konsolidasi atau penggabungan dua operator tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan yang terlibat, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan industri secara keseluruhan.
-
Kenapa XL Axiata ingin merger dengan Smartfren? Pasalnya, pihak XL Axiata menyadari bahwa persaingan di industri seluler akan berat jika mereka berdiri sendiri dan tidak melakukan merger.
-
Bagaimana Menkominfo berpendapat tentang merger XL dan Smartfren? 'Saya sudah bilang, ‘kami mendukung. Soal yang lain-lain, komersialnya, silakan kalian omongin sendiri,' Ia mengungkapkan bahwa Kominfo tidak akan ikut campur mengenai urusan bisnis ke bisnis (B2B) dalam upaya merger tersebut.
-
Siapa yang berharap merger XL dan Smartfren cepat selesai? 'Kami harapkan nanti proses untuk persetujuan dari institusi pemerintah juga bisa didapat dengan cepat,' tambah Dian.
Ada saja kendala yang harus diselesaikan dan ada pula pihak-pihak lain yang tidak menghendaki bergabungnya Axis dengan XL.
Namun, seperti dikutip dari Antara (19/02), Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Setyanto Santosa berpendapat bahwa seharusnya proses merger keduanya harus didukung semua pemangku kepentingan termasuk pemerintah.
"Proses merger XL semestinya tidak perlu dipersulit, sama seperti proses merger Indosat-Satelindo dan Smartfren sebelumnya," ujar Setyanto.
Karena dengan mergernya dua operator tersebut, maka akan menyelamatkan Axis dari kebangkrutan.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses merger antara XL dan Smartfren semakin mendekati tahap akhir.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.
Baca SelengkapnyaSetelah dirumorkan merger, kini Axiata dan SinarMas saling mulai menjajaki.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait rencana merger XL dan Smartfren.
Baca SelengkapnyaRespons XL Axiata tak terduga saat ramai Starlink.
Baca SelengkapnyaBergabungnya salah satu penyedia layanan internet kabel terbesar di Indonesia tersebut sebagai bagian dari tindak lanjut bergabungnya Link Net dengan XL Axiata.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dan CIMB Niaga menjalin kerja sama strategis untuk mensinergikan layanan perbankan dan telekomunikasi.
Baca SelengkapnyaMelalui kemitraan ini, XL Axiata telah berhasil mencapai AOMM Level 3.0.
Baca SelengkapnyaIni merupakan teknologi baru dari layanan XL SATU.
Baca SelengkapnyaBagi pelanggan yang masih kebingungan untuk mengaktivasi iMessage dan FaceTime-nya, berikut langkah-langkah yang yang bisa diikuti.
Baca SelengkapnyaSelain penambahan BTS serta peningkatan bandwidth, pihaknya juga melakukan monitoring secara intensif selama pelaksanaan Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Direktur Smartfren justru menanyakan balik statement pemerintah soal BTS tak lagi dipakai setelah ada Starlink.
Baca Selengkapnya