Ramai-ramai laporkan berita hoax lewat aplikasi
Merdeka.com - Belakangan ini informasi atau berita-berita hoax yang cenderung memfitnah bermunculan. Berita-berita itu berpotensi memecah belah persatuan. Maka demi menjaga persatuan, muncul gerakan Turn Back Hoax. Gerakan ini diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia. Aksi mereka adalah dengan mengembangkan aplikasi bernama Turn Back Hoax.
Singkatnya, Turn Back Hoax ini merupakan aplikasi berbasis crowd source yang mengumpulkan informasi-informasi fitnah maupun hoax. Kontennya pun baik situs, pesan viral, ataupun gambar yang digunakan sebagai basis data berita fitnah. Saat ini hal itu baru bisa diakses melalui peramban dengan alamat data.turnbackhoax.id. Selanjutnya, akan dikembangkan aplikasi mobile untuk Android maupun iOS.
Setali tiga uang, Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) pun 'ikut-ikutan' dalam aksi tersebut. Mereka bekerja sama dengan gerakan Turn Back Hoax dengan menyematkan juga aplikasinya itu ke aplikasi mobile milik Mastel.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Bagaimana berita hoaks dibuat? Beberapa bahkan menggunakan konten yang dibuat oleh AI atau kecerdasan buatan.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Sebagaimana diinformasikan melalui keterangan resmi Mastel, Jumat (30/12), fitur Laporkan hoax yang ada di dalam aplikasi Mastel dapat digunakan publik untuk melaporkan berbagai informasi fitnah dan hoax, baik itu halaman situs, pesan berantai, maupun gambar.
"Laporan tersebut akan langsung Mastel sampaikan kepada otoritas di Kementerian Kominfo RI dan Forum Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif. Sehingga nantinya bisa menjadi Basis pelaporan berita hoax dan ditindaklanjuti oleh pemerintah selaku regulator," tulis keterangan resmi itu.
Sebagaimana layaknya crowdsource, fitur Laporkan hoax melalui aplikasi Mastel mengandalkan partisipasi masyarakat guna melaporkan setiap berita fitnah dan hoax agar tidak tersebar luas.
"Ayo kita dukung gerakan Turn Back Hoax. Marilah bersama sama kita berantas berita fitnah dan hoax secara sistematis dan berkesinambungan untuk mewujudkan Masyarakat yang lebih beradab," lanjut keterangan tersebut.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal AMSI, Maryadi mendukung kegiatan koalisi Cekfakta yang sudah terbangun sejak 2018.
Baca SelengkapnyaAdapun puncak dari penghargaan Mafindo Antihoaks Award akan digelar hari ini, Kamis (31/8) di Jakarta.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaKonten negatif berupa berita bohong dan intoleransi dapat merusak keutuhan bangsa.
Baca SelengkapnyaTim cek fakta independen antara lain Mafindo, Perludem hingga AFP Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaSeptiaji mengatakan acara ini mengumpulkan lembaga penyelenggara pemilu, pemerintah, pakar, rekan media, hingga masyarakat sipil guna mencari solusi
Baca SelengkapnyaBahkan, banyak negara di dunia yang mengalami kekacauan karena tidak bisa menyaring konten hoaks di dunia digital.
Baca SelengkapnyaMereka menggaungkan demokrasi berjalan dengan aman, damai dan jujur.
Baca Selengkapnya