Ramai-ramai Perusahaan Teknologi AS Incar Mantan Karyawan Twitter
Merdeka.com - Di tengah ingar-bingar Twitter, terutama terkait PHK massal, perusahaan-perusahaan teknologi lainnya di Amerika Serikat menjadikan ini peluang untuk menggaet mantan karyawan Twitter bekerja di tempat mereka.
Melansir The Guardians, Kamis (24/11), sejumlah perusahaan tampaknya masih mencoba untuk menarik para talenta berpengalaman dengan metode menyindir kebijakan CEO baru Twitter Elon Musk yang dinilai problematik.
Misalnya, Chief People Officer HubSpot Katie Burke yang menanggapi laporan bahwa Musk telah memecat sekelompok karyawan yang mengkritiknya di saluran internal perusahaan. Ia mengatakan bahwa kritik adalah bagian dari pekerjaan seorang pemimpin.
-
Siapa saja yang terkena PHK massal di perusahaan teknologi? Beberapa nama besar seperti Tesla, Toshiba, Dell, Xerox, Paypal seakan berlomba-lomba melakukan PHK dalam jumlah besar sejak awal tahun.
-
Kenapa PHK massal terjadi di perusahaan teknologi? Penyebab PHK massal di perusahaan teknologi pun bermacam-macam. Ada yang melakukan PHK karena restrukturisasi bisnis, mengurangi biaya operasional, serta penurunan permintaan produk.
-
Kapan PHK massal terjadi di perusahaan teknologi? Setidaknya, ada 317 perusahaan teknologi yang terdeteksi melakukan PHK massal sepanjang 2024. Beberapa nama besar seperti Tesla, Toshiba, Dell, Xerox, Paypal seakan berlomba-lomba melakukan PHK dalam jumlah besar sejak awal tahun.
-
Siapa saja yang kena PHK di perusahaan teknologi? Tidak hanya perusahaan kecil, raksasa teknologi seperti Apple, Microsoft, dan Google juga terus mengurangi jumlah karyawan mereka tahun ini, meskipun telah mengumumkan PHK massal tahun lalu.
-
Kenapa perusahaan teknologi PHK karyawan? Pengurangan tenaga kerja ini mencerminkan tren yang lebih luas di industri, didorong oleh langkah penghematan biaya, upaya restrukturisasi, dan pergeseran strategi menuju teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).
-
Kapan PHK karyawan teknologi mulai terjadi? Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri teknologi tidak menunjukkan tanda-tanda melambat pada 2024.
"Pemimpin hebat mengakui debat dan perbedaan pendapat membuat Anda lebih baik dan merupakan bagian dari proses. Jika Anda menginginkan tempat di mana Anda bisa tidak setuju (tentu saja dengan cara yang baik dan jelas) dengan orang-orang, HubSpot membuka lowongan," tulis Burke dalam posting LinkedIn yang mendapat lebih dari 35 ribu reaksi positif hingga Senin malam.
Selain itu, CEO startup aplikasi perekrutan CoderPad Amanda Richardson bahkan menerbitkan surat terbuka untuk pengguna Twitter. Mengutip larangan awal Musk untuk bekerja dari jarak jauh, Richardson menyebut akuisisi Musk sebagai pertunjukan buruk yang sangat membuat frustrasi, tertekan, dan menurunkan motivasi.
"Di CoderPad, kami yakin keahlian Anda menunjukkan segalanya. Bukan di tempat Anda duduk. Tidak jika Anda tidur di tempat kerja. Tidak bekerja tujuh hari seminggu selama 18 jam sehari," tulisnya.
Michael Weening, CEO perusahaan cloud dan aplikasi Calix, menggambarkan kondisi Twitter sebagai gangguan dan berjanji kepada karyawan baru bahwa mereka akan menikmati budaya perusahaan yang lebih baik dalam posting serupa di LinkedIn.
"Dari sudut pandang kami, ini adalah peluang besar, karena orang-orang yang sebelumnya tidak mau berbicara dengan kami, akhirnya kecewa dan melihat," kata Weening kepada Reuters. “Toxic culture perusahaan membuat orang berkata, 'Tidak lagi'.”
Meski perusahaan teknologi besar AS lainnya termasuk Meta dan Amazon juga telah memberhentikan ribuan staf dalam beberapa minggu terakhir karena lingkungan ekonomi yang tidak pasti, kritik tetap lebih menyorot kepada Musk.
Sementara itu, sebuah laporan dari firma analisis pasar Gartner menemukan bahwa tingkat peralihan yang tinggi dan serentetan upaya digitalisasi di seluruh bisnis dan pemerintah telah menciptakan pasar "hiperkompetitif" untuk talenta teknis.
PHK massal dan pengunduran diri publik di Twitter ini pun telah memicu kekhawatiran bahwa perusahaan tersebut bisa saja memecat staf vital.
Reporter Magang: Dinda Khansa Berlian (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gelombang PHK di sektor teknologi berlanjut di 2024, dengan lebih dari 136.000 karyawan terkena dampak.
Baca SelengkapnyaMencari pekerjaan di luar negeri, menjadi pilihan sebagian orang Indonesia untuk bisa mendapatkan penghasilan yang tinggi.
Baca SelengkapnyaGelombang PHK baru ini menyusul serangkaian pemutusan hubungan kerja kecil di divisi Reality Labs perusahaan tersebut awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaPenyebab PHK massal di perusahaan teknologi pun bermacam-macam. Ada yang melakukan PHK karena restrukturisasi bisnis, mengurangi biaya operasional dan lainnya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan konfirmasi dari Indah dengan manajemen Tokopedia-TikTok Shop, diperkirakan sekitar 300 karyawan akan terdampak PHK.
Baca SelengkapnyaTokopedia akhirnya buka suara terkait kabar 450 karyawannya di PHK.
Baca SelengkapnyaDia menyadari, Meta dan banyak perusahaan teknologi lainnya telah mempekerjakan terlalu banyak orang.
Baca SelengkapnyaPerusahaan di Amerika Serikat diwajibkan membayar gaji dan ganti rugi kepada mantan karyawannya.
Baca SelengkapnyaSejak awal tahun, CEO Google telah mengabarkan akan terjadi PHK lebih banyak tahun ini.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengaku sudah meminta penjelasan kepada manajemen Tokopedia.
Baca SelengkapnyaSeorang pria dengan akun @ipan.ib mengunggah kegiatannya setelah sahur.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi membuat perusahaan lebih mudah mencari latar belakang calon karyawan.
Baca Selengkapnya