Realitanya, jadi istri Hawking itu berat
Merdeka.com - Siapa yang tidak bangga bisa hidup bersama seorang ilmuwan jenius seperti Stephen Hawking. Bukan tidak mungkin, siapapun akan mabuk kepayang jika membayangkan hidup bersama ilmuwan. Tapi, nyatanya tidak sepenuhnya demikian. Berdasarkan dari Daily Mail, Film The Theory of Everything (2014), menceritakan perjalanan awal rumah tangga Hawking.
Perjuangan hidup adalah santapan sehari-hari kehidupan mereka. Di mana Jane Hawking istri pertama Hawking menceritakan pernah suatu hari ia merasa secara fisik dan mentalnya mencapai titik lelah.
"Kadang-kadang hidup begitu mengerikan, sehingga secara fisik dan mental sangat melelahkan. Kadang saya ingin melemparkan diri ke sungai. Tapi saya berhenti berniat seperti itu karena anak-anak," ujar Jane.
-
Apa yang membuat hidup itu sulit? 'Hidup itu keras, jadi jangan terlalu keras kepala. Lebih baik lunakkan hati dan plastikkan leher!'
-
Kata-kata sakit apa yang seringkali membuat seseorang merasa tidak senang? Sebuah keadaan di mana seseorang merasa tidak senang karena dilukai hatinya, seperti dihina, dikhianati, ditipu, dan sebagainya.
-
Mengapa stres lingkungan berbahaya? Menurut Dawn Potter, PsyD, dari Cleveland Clinic, 'kita semua perlu istirahat dari media sosial' untuk mengurangi efek buruknya.
-
Kenapa hidup ini penuh tantangan? Life is 10% what happens to us and 90% how we react to it. - Charles R. Swindoll (Hidup ini adalah 10% apa yang terjadi pada kita dan 90% bagaimana kita bereaksi terhadapnya)
-
Siapa yang mengalami kejadian tidak menyenangkan? Ia mengungkapkan bahwa ia merasa jatah malunya seumur hidup sudah terpakai di panggung mitoni kehamilan sang istri.
-
Kapan pelaku merasakan stres? Ini jelas, karena yang berselingkuh akan menghadapi dua hubungan rumit dengan dua orang yang berbeda.
Sebagaimana diketahui Hawking adalah penderitaAmyotrophic Lateral Sclerosis (ALS). Diketahui, dia menderita penyakit saraf motor itu saat menginjak usia 22 tahun, sebelum menikah dengan Jane pada 1965.
Seiring perjalanan waktu, rumah tangga Hawking dengan Jane tak bisa dipertahankan. Seperti pepatah bilang, semakin tinggi pohon, semakin besar tantangan. Kala itu Hawking sukses besar menjadi seorang ilmuwan. Apa yang dicitakan dia betul-betul terwujud. Namun, di sisi lain, Jane sebaliknya. Dia merasakan berada di bawah titik kulminasi. Jane merasa tingkat fisik dan mentalnya sudah mencapai batas kemampuan.
"Pernikahan kami adalah sukses besar. Stephen mencapai apa yang ingin dicapai, kami bersama dalam waktu yang lama dan memiliki tiga anak," katanya.
"Dalam kehidupan nyata, kami akan kesulitan menangani penyakit seperti Stephen daripada muncul di film. Saya pikir, film ini menunjukkan Stephen yang tidak diketahui, seperti perjuangan saya dan bagaimana benar-benar mencoba memberikan yang terbaik untuk mendukung karier dia," tutupnya.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini tak lagi didampingi suami, wanita itu tinggal di gubuk sederhana sekaligus hidup menggunakan uang tabungan senilai puluhan juta.
Baca SelengkapnyaSeorang perempuan ribut dengan suaminya di perjalanan pulang dengan mobil. Suaminya kemudian mendorongnya sampai jatuh ke jurang.
Baca SelengkapnyaNgidam aneh istrinya terjadi sejak usia kandungan 3 bulan.
Baca SelengkapnyaJembatan yang bernama Jembatan Bucin ini terletak di Karanganyar, Cililin, Bandung Barat.
Baca SelengkapnyaWanita itu juga menyebut suaminya kasar dan kerap mencaci maki dirinya dengan sebutan pembawa musibah.
Baca Selengkapnya