Refeed.id tawarkan solusi jitu buat pelaku bisnis online
Merdeka.com - Refeed.id, platform e-commerce yang untuk pebisnis online, menawarkan solusi bersifat end-to-end social commerce, sehingga membuat bisnisnya cepat besar. Solusi ini berupa minishop yang terintegrasi end-to-end dengan konsep Like2Buy.
Mulai dari mengeksekusi pertumbuhan traffic dari berbagai channel, membangun follower sebagai reseller dengan pembagian komisi ke reseller auto split dan payment gateway untuk mempercepat scale-up bisnis di social media sebagai media automation. Bahkan sampai pada fitur COD (Cash on Delivery) untuk melakukan penetrasi pasar dengan cepat dan aman.
Silvia Ratna, CEO Refeed.id, menjelaskan Refeed.id menyatukan konsep end-to-end solution dan Like2Buy dengan fokus membuat bisnis cepat tumbuh besar dengan berbagai fitur otomatisasi. Social commerce biasanya digunakan untuk merujuk pada pengalaman belanja online yang mencakup elemen sosial, seperti menyukai produk atau membeli sesuatu melalui tautan yang di-post di media sosial. Namun, langkah terbaru dalam evolusi belanja sosial adalah experience yang benar-benar menyeluruh.
-
Bagaimana UMKM bisa berkembang lewat e-commerce? Dirinya kembali menambahkan, bahwa UMKM lokal akan bisa lebih berkembang melalui e-commerce.'Kamu semua bisa jualan bahkan sampai ke luar negeri, semuanya ada lengkap kan? Kaya mas Ardi ini sampai diajarin buka toko dan pakai fitur-fitur di Kampus Shopee, jadi omset bisa tambah banyak,' tambah Zulkifli Hasan.
-
Kenapa bisnis online shop berkembang pesat? Melansir laman CIMB Niaga, usaha online shop kian menjamur di berbagai wilayah usai pandemi covid-19. Tidak hanya barang yang diperlukan saja, bahkan kebutuhan sehari-hari, seperti obat, frozen food, dan sayur, sudah dibeli secara online.
-
Dimana bisa beli produk di online shop ini? Nikmati menu eksklusif dan spesial dari kami hanya melalui aplikasi.
-
Bagaimana cara branding online shop yang baik? Membangun merek yang menarik untuk toko online memerlukan kombinasi strategi yang baik dan konsistensi dalam menghadirkan pesan dan pengalaman kepada pelanggan.
-
Apa fitur yang membantu TokopediaShop meningkatkan omzet UMKM? 'Selain dapat memberikan pengalaman belanja yang lebih interaktif dan menghibur bagi pelanggan lewat ShopTokopedia, fitur live streaming dapat dimanfaatkan menjadi salah satu strategi pemasaran oleh penjual dari berbagai kategori, mulai dari Kecantikan, Fashion, Olahraga, Makanan dan Minuman, Elektronik dan masih banyak lagi,' kata Aditia dalam Konferensi Pers Tokopedia dan ShopTokopedia secara daring, belum lama ini.
-
Dimana reseller menjual produknya? Pekerjaan ini bisa dihandle dari rumah, hanya dengan memasarkan dan menjualkan produk melalui media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan lain sebagainya.
Pengguna menemukan dan membeli produk dalam satu platform media sosial yang sama – tidak perlu melompat ke situs eksternal. Kelemahannya adalah, bisnis yang terjadi kerap menemui kendala pada proses bisnis yang membuat tidak terjadi skalasi bisnis maupun konversi.
"Refeed.id menyelesaikan dalam bentuk lain, menyesuaikan dengan budaya media sosial di Indonesia," ujar Silvia di Jakarta, kemarin.
Solusi bisnis online end-to-end pun, lanjut dia, menjadi milik pebisnis online Indonesia di social commerce. Silvia mengklaim bahwa solusi yag ditawarkannya dapat "membuat bisnis cepat gede. Menariknya, Refeed.id memberikan gratis 1 bulan untuk pendaftaran sebelum 30 September 2018. Otomasi ini bekerja sama dengan iPaymu.com sebagai payment processor e-commerce yang cukup memahami skalasi bisnis online atau e-commerce terbaik di Indonesia. Komitmen Refeed untuk penggunanya adalah dengan menggratiskan omnichannel yang dimilikinya ke marketplace lokal dan global. Dengan tagline "Bisnis Cepat Gede!", memungkinkan semua product terlisting di Jumia, Alibaba, Amazon, Etsy, dan marketplace lokal.
Sebelumnya Silvia memaparkan bahwa platform media sosial telah mencoba mencari cara untuk mewujudkan experience belanja di media sosial selama bertahun-tahun. Misalnya pada 2010, Levi meluncurkan “Friends Store,” channel berbelanja berbasis di Facebook yang memungkinkan pembeli untuk login lewat Facebook dan memberikan Like atau Share produk-produk Levi. Dalam lima tahun, clothing brand tersebut mengalami penurunan Like pada produk di toko online, seperti brand lain yang menggunakan channel seperti ini. Demikian pula Twitter, yang menguji berbagai cara untuk mengintegrasikan Social Commerce.
"Salah satu hambatan utama untuk mensosialisasikan cara belanja adalah banyak orang yang enggan mencampur pengalaman berbelanja dengan aktifitas jejaring sosialnya. Mereka melihat situs seperti Facebook dan Twitter sebagai alat untuk berkomunikasi dengan teman daripada tempat berbelanja. Kendala umum lain, ketidakyakinan pengguna media sosial untuk memasukkan data dalam berbelanja di jejaring sosial," ungkapnya.
Beberapa tahun terakhir juga terlihat munculnya situs belanja yang memiliki fitur sosial, seperti Wanelo, Fancy, Fab.com, dan Polyvore. Karena situs-situs tersebut dirancang khusus untuk berbelanja, mereka tidak mengalami hambatan seperti yang disebutkan sebelumnya. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ramainya pengguna media sosial kini digunakan untuk tempat jual beli.
Baca SelengkapnyaTidak sedikit dari orang yang menganggur sebenarnya memiliki skill yang dapat dijual.
Baca SelengkapnyaAdanya fitur live streaming ini bisa menjadi bagian dari memperluas jangkauan antara pembeli dan penjual. Bagaimana caranya?
Baca SelengkapnyaTikTok telah menggandeng Tokopedia untuk mengembangkan bisnis e-commerce.
Baca SelengkapnyaInisiatif ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha memperluas dan meningkatkan bisnisnya serta memberikan pengalaman belanja daring.
Baca SelengkapnyaTren saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa UMKM yang berhasil adalah yang mau naik kelas dengan baik.
Baca SelengkapnyaPengalaman live shopping dapat mempermudah penjual dalam meningkatkan kunjungan bahkan penjualan, sebab masyarakat bisa memperoleh informasi lebih mendalam.
Baca SelengkapnyaPersaingan antar e-commerce nantinya akan semakin mengerucut, bukan lagi Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, dan Bukalapak.
Baca SelengkapnyaSebagai mitra yang kuat, Shopee turut menciptakan bisnis yang berkesinambungan dan penetrasi pasar digital yang inklusif.
Baca SelengkapnyaPerkembangan teknologi digital memainkan peran penting dalam pelestarian budaya dan promosi kreasi lokal Indonesia.
Baca SelengkapnyaDengan sertifikasi ISO, platform ini memastikan keamanan maksimal bagi pengguna dan meningkatkan efisiensi proses manajemen domain dan SSL.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan juga menargetkan belanja online melalui e-commerce yang saat ini baru menyumbang 4 persen terhadap total pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnya