Remaja laki-laki lebih bandel saat gunakan internet
Merdeka.com - Usia remaja seseorang dalam hal berselancar online, ternyata memiliki perbedaan perilaku yang menonjol. Kaspersky Lab bersama iconKids&youth baru saja melakukan survei kepada remaja usia 8-16 tahun. Dalam hasil survei tersebut ditemukan bahwa remaja perempuan lebih doyan menggunakan smartphone, berbeda dengan laki-laki yang cenderung memilih bermain komputer dan game konsol.
Perbedaan ini pula yang diklaim mereka harus memiliki cara tersendiri agar tetap aman dalam berselancar di dunia siber. Pasalnya, dalam riset tersebut menuliskan bahwa remaja laki-laki dianggap kurang terlindungi di internet dibandingkan perempuan. Misalnya saja, mereka membagikan banyak informasi pribadi di situs jejaring sosial dan berpura-pura berusia lebih tua dari yang sebenarnya. Bahkan, remaja laki-laki dibandingkan perempuan lebih mungkin mengakses konten yang tidak pantas untuk remaja seusianya.
"Penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki anak remaja laki-laki harus lebih ketat dalam memperhatikan aktivitas online anak mereka. Orangtua perlu menggunakan fitur parental controls yang up-to-date guna menjaga remaja laki-laki yang bertindak semaunya di internet, agar tetap terlindungi dari berbagai informasi berbahaya atau yang tidak diinginkan, misalnya, permainan yang tidak ditujukan untuk anak-anak," ujar Head of Consumer Business Kaspersky Lab, Andrei Mochola, dalam keterangannya, Selasa (25/10).
-
Bagaimana cara internet memengaruhi otak remaja? Penelitian ini mengulas 12 artikel yang melakukan studi neuroimaging pada total 237 partisipan untuk mengkaji perubahan dalam konektivitas antara jaringan otak terkait kecanduan internet. Partisipan penelitian berusia antara 10 hingga 19 tahun dan didiagnosis dengan kecanduan internet antara tahun 2013 dan 2023. Hasil ulasan menunjukkan bahwa remaja dengan kecanduan internet memiliki gangguan signifikan pada daerah otak yang bertanggung jawab atas aktivitas kontrol eksekutif seperti perhatian, perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls, dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang tidak mengalami kecanduan internet.
-
Apa dampak internet pada otak remaja? Kecanduan internet di kalangan remaja dapat menyebabkan perubahan signifikan pada otak mereka, demikian temuan terbaru dari sebuah studi yang dipublikasikan di Plus Mental Health. Dilansir dari Medical Daily, penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang mengalami kecanduan internet memiliki gangguan signifikan dalam jaringan otak yang kritis, memengaruhi kemampuan pengambilan keputusan, perhatian, ingatan, koordinasi, dan kesehatan mental.
-
Apa tren teknologi yang paling berpengaruh pada pergaulan remaja? Selain itu, teknologi berpengaruh besar terhadap pergaulan bebas. Akses internet dan televisi yang kurang diawasi memicu remaja untuk melakukan hal yang tidak baik.
-
Apa saja perilaku kenakalan remaja? Kenakalan remaja bisa berbentuk kenakalan biasa, seperti berkelahi, keluyuran, membolos sekolah atau pergi dari rumah tanpa pamit.
-
Kenapa anak milenial rentan kecanduan gadget? Kelompok anak milenial menjadi yang paling rentan terhadap masalah kecanduan ini. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan mereka yang selalu ingin terhubung dan mengikuti perkembangan terbaru di dunia digital. Dengan adanya gadget, mereka merasa terikat untuk terus memantau informasi dan berinteraksi dengan orang lain, sehingga sulit untuk melepaskan diri dari perangkat tersebut.
-
Mengapa remaja harus dibatasi gadget? Perlu diketahui bahwa pembatasan penggunaan gadget ini juga mampu mencegah timbulnya gangguan mental terhadap seseorang.
Meski begitu, dilanjutkannya, orang tua dari remaja perempuan juga harus lebih memperhatikan dengan siapa mereka berkomunikasi secara online. Survei tersebut juga menjelaskan bagaimana remaja perempuan senang berkomunikasi lewat jejaring sosial maupun instant messengers. Maka dari itu, peran orangtua pun diperlukan dalam menjaga akses internet yang tengah dilakukannya.
"Akun di jejaring sosial dan instant messengers seringkali menggunakan karakter yang meragukan dengan motif tersembunyi untuk membuat seorang remaja percaya," tuturnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para orang tua harus mewaspadai kebiasaan gaming (bermain gim video) menjadi gambling (berjudi)
Baca SelengkapnyaPada saat ini banyak remaja yang kecanduan menggunakan internet. Hal ini ternyata bisa berdampak signifikan terhadap kondisi otak mereka.
Baca SelengkapnyaWHO memperingatkan adanya efek buruk dari penggunaan media sosial.
Baca SelengkapnyaIni merupakan sebuah hasil riset yang dilakukan para ilmuwan psikologi.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebutkan judi online banyak dilakukan anak muda.
Baca SelengkapnyaKondisi tersebut memunculkan ancaman baru di dunia digital berupa kekerasan digital berbasis gender.
Baca SelengkapnyaPenggunaan media sosial secara teratur dapat mengubah perkembangan otak anak-anak secara berbahaya, bahkan anak-anak di usia 13 tahun.
Baca SelengkapnyaDengan mengenal ciri-ciri anak perempuan dan anak laki-laki, Anda bisa menyesuaikan pola pengasuhan yang mendukung tumbuh kembangnya.
Baca Selengkapnyadua persen dari total pemain judi online di Indonesia ternyata anak-anak di bawah 10 tahun.
Baca SelengkapnyaPembatasan penggunaan gawai pada anak bisa dimulai dari orangtua yang juga membatasi penggunaannya.
Baca SelengkapnyaAda kecenderungan anak-anak beralih dari rokok konvensional ke rokok elektronik.
Baca SelengkapnyaData dari BNN, BRIN, NPS di 2021, membuktikan penggunaan narkoba relatif meningkat di Indonesia.
Baca Selengkapnya