Remaja yang mengisap ganja lebih beresiko alami kerusakan otak
Merdeka.com - Tim peneliti asal Universitas Maryland mengklaim bahwa berdasarkan investigasi terbaru, remaja yang mengisap ganja secara teratur lebih beresiko alami kerusakan otak dari pada orang dewasa.
Hal tersebut berlaku pada remaja rentan membawa kelainan psikis dalam gen mereka. Dilansir dari Softpedia (25/7), ganja dapat menjadi pemicu dan meningkatkan resiko kondisi buruk kepada si pemakai.
Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan percobaan yang telah dilakukan kepada tikus. Tikus muda yang mendapat paparan asap ganja selama 20 hari menunjukkan pola aktivitas otak yang abnormal selama sisa hidupnya.
-
Apa dampak buruk merokok? Zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok merusak kolagen pada kulit, yang mengakibatkan kulit menjadi kusam dan munculnya keriput.
-
Apa pengaruh rokok pada tubuh? Temuan penelitian menunjukkan bahwa perokok lebih mungkin mengonsumsi makanan yang digoreng dan menambahkan garam serta gula ke dalam makanan mereka. Kebiasaan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung, tekanan darah, dan risiko terjadinya penyakit kronis lainnya, memperburuk kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan.
-
Apa efek buruk merokok bagi kesehatan? Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, mulai dari kanker paru-paru, penyakit jantung, hingga stroke.
-
Apa dampak dari perokok? Kebiasaan merokok ini dapat menyebabkan masalah paru-paru dan berkontribusi pada risiko stunting jangka panjang pada anak.
-
Bagaimana cara penelitian menentukan pengaruh merokok pada kesehatan? Penelitian ini mengevaluasi 3.430 anak di Swedia utara yang diikuti sejak usia delapan tahun hingga mereka berusia 19 tahun. Kemudian, mereka kembali dievaluasi pada usia 28 tahun melalui kuesioner tahunan.
-
Mengapa merokok meningkatkan risiko kanker paru-paru? Hal ini dikarenakan di dalam rokok itu sendiri terdapat zat beracun penyebab kanker (karsinogen) yang berisiko mempercepat kerusakan sel pelapis paru-paru.
Sedangkan tikus dewasa yang mendapat perlakuan sama tidak menunjukkan hasil yang sama. Hal tersebut berarti tikus dewasa yang terkena efek ganja tidak mengalami kerusakan otak.
Dengan hasil tersebut, para peneliti menekankan agar pemerintah, terutama Amerika meninjau ulang rencana pelegalan ganja di beberapa wilayah negara bagian. Hasil penelitian ini dapat dilihat di jurnal Neuropsychopharmacology. (mdk/fra)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Remaja kerap penasaran dengan berbagai hal. Kondisi ini menyebabkan mereka kerap melakukan perilaku berisiko termasuk menggunakan narkoba.
Baca SelengkapnyaKata-kata poster anti narkoba memainkan peran krusial dalam kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Baca SelengkapnyaSemakin muda usia seseorang mulai merokok, risiko masalah pernapasan di usia muda bisa semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaBNN Jakarta menyebut sebanyak 63,1 persen perokok laki-laki berpotensi memakai narkoba jenis ganja.
Baca SelengkapnyaPaparan asap rokok dapat memberikan dampak yang lebih serius bagi anak-anak penyandang disabilitas, terutama pada anak dengan disabilitas.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan riset yang dilakukan, harga rokok dan teman sebaya menjadi dua faktor paling berpengaruh bagi anak muda yang merokok.
Baca SelengkapnyaBanyak remaja yang mulai mengonsumsi kafein sejak masih muda. Padahal, konsumsi minuman ini ternyata bisa berpengaruh pada kesehatan mereka.
Baca SelengkapnyaAnak-anak yang memiliki orangtua perokok berisiko lebih besar mengalami stunting.
Baca SelengkapnyaKonsumsi kafein bagi remaja dan anak harusnya tidak dianggap sepele.
Baca SelengkapnyaPada saat ini banyak remaja yang kecanduan menggunakan internet. Hal ini ternyata bisa berdampak signifikan terhadap kondisi otak mereka.
Baca SelengkapnyaAnak-anak ini mengalami muntah dan halusinasi. Penjual permen belum ditangkap.
Baca Selengkapnya