Retas NASA, grup hacker ini nyaris tenggelamkan drone Rp 3 triliun
Merdeka.com - Tahun 2013 lalu, sebuah grup hacker bernama AnonSec secara tidak sengaja berhasil meretas server NASA (National Aeronautics and Space Administration). Imbasnya, mereka berhasil mencuri beberapa data termasuk mengontrol sebuah drone mahal milik NASA.
Beberapa waktu lalu, AnonSec mempublikasikan data yang berhasil dicuri dari NASA. Mulai dari informasi personal 2.414 pegawai NASA, 631 video dari radar dan pesawat NASA, sampai 2.143 data penerbangan. Bagaimana NASA bisa teretas?
Cerita berawal dari tahun 2013 lalu ketika AnonSec menyebar virus 'Gozi'. Secara tidak sengaja, virus itu menginfeksi dan membobol salah satu server NASA akibat lemahnya sistem password yang dipakai.
-
Bagaimana cara hacker membajak satelit? “Secara teknis, tidak ada yang menghalangi orang untuk mengeksploitasi kerentanan pada satelit,“ kata Ketua Tim penelitian, Johannes Willbold. “Kami sebagai peneliti hanya bisa memberitahukan kepada operator satelit tentang hasil temuan ini. Tetapi jika, misalnya, ada seseorang ingin memeras operator satelit, itu tentu saja mungkin untuk dilakukan,“ lanjut Johannes.
-
Apa yang bisa dilakukan hacker jika membajak satelit? Kemungkinan yang dapat terjadi adalah penyerang dapat mengganggu kelancaran hal-hal yang diatur satelit. Mulai dari diambilnya akses komunikasi seperti telekomando, hingga satelit yang bertabrakan satu sama lainnya hingga menciptakan sindrom Kessler.
-
Data apa yang diserang hacker? Kasus serangan hacker terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 membuka fakta lemahnya proteksi sistem di Indonesia.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Dimana lokasi observatorium yang diserang hacker? Dua observatorium astronomi tercanggih di dunia, Teleskop Gemini Utara di Hawaii dan Teleskop Gemini Selatan di Chili, terpaksa menghentikan operasinya karena terkena serangan siber yang menyebabkan tertundanya pekerjaan serta mematikan teleskop kecil lainnya.
-
Bagaimana cara hacker mengutak-atik pelaporan? Daripada mencoba mengubah jumlah suara yang sebenarnya, peretas juga dapat menargetkan mereka yang melaporkan total suara pada malam pemilu—dengan mencoba memanipulasi hasil di situs web Menteri Luar Negeri. Serangan semacam itu, jika dilakukan secara halus, dapat melemahkan kepercayaan terhadap hasil akhir.
Kemudian, AnonSec juga berhasil menembus sistem pengamanan perangkat NAS (Network Attached Storage), tempat NASA menyimpan data penerbangan drone mereka. Dari sini juga, AnonSec sukses mengendalikan kamera CCTV dari berbagai pusat penelitian NASA, seperti Glenn Research Center, Goddard Space Flight Center, dan Dryden Flight Research Center.
NASA baru sadar bila servernya ada yang bobol pasca grup hacker itu mencoba membajak drone 'Global Hawk' NASA dan menenggelamkannya ke Samudra Pasifik. Untungnya, ada insinyur NASA yang sadar ada perubahan manuver terbang si drone, kemudian langsung melakukan kendali manual. Selamatlah drone canggih berharga USD 222 juta (sekitar Rp 3 triliun) itu.
Pasca insiden itu NASA melakukan perbaikan sistem dan memutus kontak grup AnonSec ke server mereka. Namun, AnonSec terlanjur mendapatkan data NASA sebesar 275GB yang sempat ditawarkan ke Wikileaks untuk merilisnya. Wikileaks sendiri akhirnya menolak permintaan AnonSec itu.
Sumber: Softpedia
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang hacker mengungkap celah keamanan di sistem NASA dan menerima surat apresiasi resmi dari badan antariksa tersebut.
Baca SelengkapnyaMereka benar-benar mengincar kerentanan satelit hingga mampu mengambil alih.
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher mengakui bobol data PDNS 2 tak sulit.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaSerangan siber yang meminta tebusan paling tinggi terjadi pada perusahaan teknologi TI terbesar asal Amerika Serikat (AS), Kaseya.
Baca SelengkapnyaTim Siber TNI langsung turun. Mengecek kabar dugaan peretasan yang dialami data milik Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI
Baca SelengkapnyaSekelompok hacker berhasil menembus sistem keamanan perusahaan satelit Maxar Space Systems yang berbasis di Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaHacker berhasil membobol sistem observatorium tercanggih dunia di AS.
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher merilis kunci enkripsi secara cuma-cuma kepada pemerintah Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini server dinonaktifkan, dengan proses penyelidikan yang ditangani Tim Siber TNI.
Baca SelengkapnyaChairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha menyampaikan kondisi terkini terkait Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaLockBit meminta tebusan sebesar 8 juta dollar agar server dipulihkan kembali
Baca Selengkapnya