Menanti Pertarungan Klasik Raksasa Amazon dan Alibaba di ASEAN via Gojek
Merdeka.com - Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Amazon, dikabarkan akan menanamkan modal ke Gojek, perusahaan teknologi asal Indonesia. Kabar ini kali pertama ditulis oleh Bloomberg, dua hari lalu (28/8).
Amazon dimiliki oleh Jeff Bezos, orang terkaya di dunia versi Bloomber, dengan kekayaan bersih US$ 125 miliar. Sayangnya, juru bicara Gojek enggan mengomentari kabar yang beredar di pasar ini (Merdeka.com, 30/8).
Bila jadi, ini investasi yang kesekian yang diterima Gojek pada tahun ini, setelah pada Juli lalu, Gojek mendapat investasi dari Mitsubishi Corporation dan Mitsubishi Motors Corporation, dua perusahaan global asal Jepang.
-
Dimana Amazon tinggal? Dalam mitologi Yunani klasik, Amazon adalah kelompok prajurit wanita yang tinggal di wilayah timur laut Yunani kuno selama periode zaman perunggu, berkisar antara tahun 1900 hingga 1200 SM.
-
Bagaimana Gojek mengintegrasikan layanannya? GoTransit memungkinkan masyarakat untuk memesan GoRide (ojek online) untuk menuju atau melanjutkan perjalanan dari stasiun, serta membeli tiket Commuter Line dalam satu proses transaksi.
-
Apa yang ditemukan di Amazon? Sebuah kota kuno besar telah ditemukan di Amazon, tersembunyi selama ribuan tahun.
-
Apa yang Amazon lakuin bareng SpaceX? Amazon dilaporkan telah menandatangani kontrak dengan saingannya, SpaceX, guna menyukseskan rencana Project Kuiper.
-
Kenapa Amazon mau kerja sama dengan SpaceX? Tampaknya, persyaratan inilah yang membuat Amazon memutuskan untuk bekerja sama dengan saingan beratnya sendiri.
-
Apa penghargaan yang diterima Gojek? Penghargaan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang diterima baru-baru ini menjadi bukti nyata dari pencapaian tersebut.
Lantas, bagaimana kita 'membaca' rencana investasi raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini terhadap Gojek?
M Rahmat Yananda, pengamat inovasi dan perkotaan yang bergelar doktor dari Fakultas Ilmu Administrasi UI ini, memiliki analisis menarik soal ini.
Kata Rahmat, Amazon masuk ke pasar Asia Tenggara lewat Indonesia, karena pasar China sulit ditebus akibat dominasi Alibaba dan raksasa teknologi Cina lainnya. Sejarah juga memberikan pelajaran bahwa ada perusahaan asal Amerika Serikat yang pernah menyerah menghadapi Alibaba. Oleh karena itu, Amazon memanfaatkan peluang pasar di Asia Tenggara, yang mana Indonesia adalah pasar terbesarnya.
"Sebagai dua raksasa e-commerce, Amazon dan Alibaba, berkepentingan sekali memaksimalkan pertumbuhan di pasar Asia Tenggara. Amazon ingin dapat memanfaat pertumbuhan e-commerce yang tinggi di Asia Tenggara, berbeda dengan kondisi di negeri asalnya. Menariknya, pertarungan di Asia Tenggara tersebut melanjutkan pertarungan klasik brand Amazon dan Alibaba, yang bisa saja terjadi secara langsung maupun tidak langsung tergantung pilihan investasi. Jika Amazon masuk ke Gojek, maka pertarungan mereka masuk ke sektor on-demand transport," ujar Rahmat kepada Merdeka.com, Jumat (30/8).
Menurut doktor yang mencermati isu-isu inovasi dan teknologi ini, Gojek adalah pilihan tepat bagi Amazon, setelah Didi yang sebagian kepemilikannya dikuasai Alibaba, berinvestasi di Grab dengan membeli Uber di Asia Tenggara. Maka persaingan Gojek dan Grab merupakan pertarungan panjang untuk menjadi pemain dominan di Asia Tenggara.
Ketika Gojek mengklaim dirinya sebagai super aplikasi, maka Gojek tidak lagi bertumpu kepada layanan on-demand transport. Gojek memiliki banyak layanan dari perdagangan, pengantaran, keuangan, dan lain-lain yang menjadi daya tarik bagi Amazon. Apalagi Gojek juga memperluas pasarnya ke beberapa negara di Asia Tenggara.
"Gabungan sebagai super aplikasi dan ekspansi pasar di ASEAN menjadi daya tarik Gojek," ujarnya.
Secara prinsip, lanjut dia, Gojek mengalami perkembangan dari unicorn menjadi decacorn, serta berekspansi ke negara-negara ASEAN merupakan kebanggaan karena membawa brand Indonesia. Namun, lebih dari itu, kita juga berharap Gojek terus-menerus memajukan ekosistem digital Indonesia.
"Selain kesempatan ekonomi yang banyak diciptakan Gojek, kita juga berharap Gojek mendorong iklim inovasi berbasis R&D dalam negeri dengan mengembangkan pusat riset di kampus-kampus lokal. Kemudian melatih dan merekrut para pengembang perangkat lunak lokal, serta mau berinvestasi di kecerdasan buatan (AI) dan internet of things (IoT), ataupun teknologi-teknologi disruptif lainnya. Langkah tersebut mendorong tumbuh subur ekosistem perusahaan rintisan Indonesia," pungkas dia. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika benar diusung, Kaesang-Jusuf bisa menjadi penantang kuat pasangan Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta
Baca SelengkapnyaWacana duet Ganjar dan Anies merupakan komposisi yang menarik.
Baca SelengkapnyaReaksi Ganjar mendadak berbeda, ketika disinggung wacana duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaPertarungan Pilkada Jakarta 2024 semakin panas karena melibatkan para tokoh penting.
Baca SelengkapnyaMardani pastikan hubungan PKS dengan Anies tetap terjalin dengan baik, walau sudah berbeda haluan politik.
Baca SelengkapnyaPartai politik sudah mulai menjaring sejumlah tokoh yang dipertimbangkan diusung menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaTiga pekan jelang pencoblosan Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil menemui Prabowo dan Jokowi dalam kesempatan terpisah, tetapi dalam waktu berdekatan.
Baca SelengkapnyaGerindra mengakui ada pembahasan antara Presiden Jokowi dengan partai KIM bahas peluang Kaesang di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaSara menyebut, pembicaraan peluang Kaesang maju Pilgub Jakarta di internal Gerindra masih sangat dinamis.
Baca SelengkapnyaJika wacana itu serius, Ganjar menantang Anies dan Ahok untuk bersama-sama mendaftarkan diri di Pilkada serentak 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaSaidiman mengatakan hal ini baik karena Ahokers dan Anak Abah sempat terpolarisasi saat Pilkada Jakarta 2016 silam.
Baca SelengkapnyaKampanye keduanya berlangsung di tengah isu terbukanya peluang koalisi
Baca Selengkapnya