Saat era 5G operator seluler harus makin diuntungkan
Merdeka.com - Tak bisa dimungkiri, perkembangan teknologi begitu cepat. Bila 2 tahun lalu, 4G baru saja diresmikan Presiden Jokowi, kini pembahasan soal teknologi kelima untuk seluler kian menghangat. Beragam spekulasi pun muncul tentang penerapan 5G di Tanah Air. Kalamullah Ramli, Penasihat Indonesia 5G Forum sempat meramalkan bila teknologi anyar itu siap diterapkan pada tahun 2025. Prediksinya itu, mengacu pada tren adopsi teknologi di Indonesia.
“6-7 tahun setelah first adopter,” katanya pada suatu kesempatan.
Jeda waktu itu, semaksimal mungkin dimanfaatkan untuk mengkaji model bisnis 5G termasuk bagaimana hubungan kerja sama dengan global apps. Terlepas 5G ini nantinya akan lebih banyak diperuntukan oleh kalangan industri. Hal itu diungkapkan oleh pengamat telekomunikasi dari Mastel Institut, Nonot Harsono.
-
Kenapa jaringan 5G penting? Jadi saya tetap merasa bahwa percepatan 5G itu perlu, karena untuk memperkuat infrastruktur digital Indonesia. Teknologi-teknologi baru itu akan bisa berfungsi maksimal ketika teknologi 5G itu diimplementasikan maksimal,
-
Kapan teknologi 5G di luncurkan? Berbekal belasan uji coba itu, teknologi 5G akhirnya hadir di Tanah Nusantara pada 27 Mei 2021.
-
Bagaimana cara meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Kita tidak hanya bicara teknologi 5G, tapi juga kita bisa multi teknologi gitu ya. Jadi mungkin untuk aksesnya yang seluler bisa 5G, bisa juga kita menggunakan kabel serat optik, fiber to the home. Termasuk memanfaatkan layanan satelit, jadi memang bisa dilakukan dengan multi teknologi.
-
Kenapa Kemkominfo dorong kemajuan teknologi? Kami lakukan untuk mendorong kemajuan teknologi dan ekonomi bangsa yang lebih baik dan membuka berbagai ruang bagi masyarakat Indonesia,' pungkasnya.
-
Kenapa Menkominfo ingin membuat regulasi khusus untuk kecepatan internet? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
-
Bagaimana teknologi 5G mengubah cara kita berinteraksi? Konektivitas internet 5G memiliki kecepatan dan kapasitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Teknologi ini akan memungkinkan pengembangan aplikasi dan layanan baru yang membutuhkan kecepatan tinggi dan latensi rendah, seperti mobil otonom dan Internet of Things.
“Jangan sampai internet makin kencang nanti, global apps yang makin diuntungkan. Sementara operator seluler begitu-begitu saja,” ujarnya.
Menurutnya, mau tidak mau pemerintah bersama operator seluler bersatu bersama-sama membahas model bisnis untuk global apps. Langkah itu dirasa perlu dikala industri telekomunikasi tengah sulit. Bila hal ini tak ada kekompakan, kata dia, hanya global apps saja yang diuntungkan.
“Mau dibawa kemana bisnis ini. Hubungan dengan apps mau diapakan. Sementara apps ini makin besar, jika infrastrukur makin lancar, akses makin cepet, operator gak dipuji, tapi gak dapat value. Yang dapat value mereka. Value virtual tapi riil,” jelasnya.
Ia pun menyampaikan bahwa value dari apps itu berdasarkan dari para pelanggannya. Para pelanggan apps sendiri pada dasarnya adalah pengguna seluler. Hubungan simbiosis mutualisme inilah yang seharusnya menjadi jalinan kerja sama antara operator seluler dengan global apps.
“Namanya bekerja sama, apa yang didapatkan juga mesti dibagi. Sementara ini kan enggak. Kira-kira ada kemungkinan bagi hasil? Kalau ada, kasih dong,” kata mantan komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) ini.
Sementara itu di sisi lain, berdasarkan hasil studi ‘The 5G Economy’ oleh Qualcomm dan dilaksanakan oleh berbagai perusahaan riset, IHS Markit, Penn Schoen Berland (PSB), dan Berkeley Research Group (BRG), rantai nilai (value chain) 5G di seluruh dunia akan menghasilkan pendapatan hingga USD3,5 triliun dan membuka 22 juta lapangan pekerjaan di tahun 2035. Selain itu, 5G juga memungkinkan terciptanya distribusi barang dan jasa berskala global yang bernilai hingga USD12,3 triliun di tahun yang sama. (mdk/feb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penggelaran jaringan 5G yang massif masih terganjal 'ketiadaan' frekuensi.
Baca SelengkapnyaAda banyak tugas menanti Menkominfo pilihan Presiden Prabowo, salah satunya di sektor telekomunikasi.
Baca SelengkapnyaPemerintah terlalu memberatkan keuangan perusahaan telekomunikasi dengan biaya penggunaan frekuensi yang semakin naik.
Baca SelengkapnyaIni insentif yang diterima operator seluler yang mau bangun jaringan 5G.
Baca SelengkapnyaAda indikasi bila pemerintah tidak segera melelang frekuensi 5G, maka digitalisasi akan terganggu.
Baca SelengkapnyaBeban operator seluler selama ini sungguh berat. Tidak hanya bisnisnya saja, namun 'upeti' yang mesti dibayarkan ke pemerintah pun makin bengkak.
Baca SelengkapnyaIndustri halo-halo sedang tidak baik-baik saja. Pemerintah harus hadir dengan terobosan regulasi.
Baca SelengkapnyaKondisi operator seluler di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaOperator seluler khawatir jika tidak ada ketidakadilan dalam berbisnis saat satelit Starlink Elon Musk masuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda beberapa alasan mengapa penerapan 5G terkesan lama.
Baca SelengkapnyaCakupan Hyper 5G Telkomsel saat ini telah mencakup sejumlah rute strategis di Jakarta dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaSiaran ini memanfaatkan teknologi pembagian jaringan (network slicing) khusus yang memanfaatkan infrastruktur 5G Standalone (SA) terkini.
Baca Selengkapnya