Sampai kapan kita jadi 'sapi perah' raksasa teknologi asing?
Merdeka.com - Indonesia nampaknya memang tak pernah mendapatkan tempat spesial bagi para perusahaan teknologi besar dunia. Meskipun menyimpan potensi yang besar, tak ada satu pun dari perusahaan tersebut yang niat untuk tumbuh bersama dengan penggunanya di tanah air.
Contoh kasus seperti ini sudah banyak. Seolah saling sepakat, banyak perusahaan teknologi besar seperti Facebook, BlackBerry, hingga Google yang menganggap Indonesia dan penduduknya sebagai 'sapi perahan' saja, yang jika habis manis sepah dibuang.
Baru-baru saja misalnya, Google melalui perwakilannya di Indonesia menolak untuk mendirikan data center di negeri ini. Dikatakan, hal ini tak memberikan manfaat bagi mereka sama sekali.
-
Di mana warga negara tidak terkoneksi internet? Mereka menyebutkan bahwa sebanyak 2,7 miliar orang di dunia belum mendapatkan akses internet.
-
Siapa saja yang belum terhubung internet? Mereka menyebutkan bahwa sebanyak 2,7 miliar orang di dunia belum mendapatkan akses internet.
-
Dimana saja internet belum merata? Masalah pemerataan dan kecepatan itu ya memang harus dilakukan secara paralel gitu ya. Kalau pemerataan itu kan memang masih ada 20 persen dari wilayah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan-red) yang belum mendapatkan internet dengan bagus gitu ya, bahkan juga masih blank spot.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Kapan internet mulai digunakan secara luas di Indonesia? Awalnya, penggunaan internet hanya untuk keperluan kerja menggunakan sistem email. Namun, seiring berjalannya waktu, penggunaan internet berkembang pesat menjadi media sosial, unduh unggah video, dan musik.
-
Dimana internet mati berdampak pada masyarakat? 1 tahunSetelah satu tahun, adaptasi besar-besaran akan dilakukan oleh seluruh masyarakat. Di antara negara-negara berkembang, banyak negara yang telah membangun kembali jaringan telepon tetap/landline.
"Benefitnya apa?," kata Rudy Ramawi selaku Country Manager Google Indonesia saat dikonfirmasi mengenai apakah Google akan menempatkan server dan data center di Indonesia, Rabu (3/7).
Pernyataan seperti di atas tentunya sangat menyayat hati. Padahal, kalau dipikirkan lebih lanjut, dengan jumlah pengguna internet yang besar, Indonesia adalah pasar yang sangat potensial bagi Google.
Ketika Google mencoba mendekatkan layanannya dengan membangun perwakilan di sini, malah permintaan dari pemerintah ditolak mentah-mentah.
Sebelumnya, pernyataan serupa namun tak begitu pedas juga dilontarkan oleh Facebook terhadap Indonesia. Charlene Chian, Kepala Bagian Komunikasi Facebook untuk wilayah Asia Pasifik, mengatakan bahwa pihaknya belum memiliki rencana untuk mendirikan kantor resmi di Indonesia.
"Kami memang belum memiliki rencana untuk membangun kantor di Indonesia," ujar Chian.
Untuk BlackBerry pun sama. Sebagai satu dari tiga negara dengan pengguna BlackBerry terbanyak dunia, BlackBerry seolah hanya ingin mengambil untung saja di sini.
Permintaan Kementerian Telekomunikasi dan Informatika yang mewajibkan pembangunan pusat data di dalam negeri masih juga belum dilayani oleh BlackBerry. Hingga kini, ketika layanan BBM (BlackBerry Messenger) ngadat misalnya, kita seolah tak bisa berbuat apa-apa.
Padahal, untuk dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia, BlackBerry menggunakan jaringan yang dimiliki beberapa operator seluler tanah air.
Hal tersebut di atas bertolak belakang dengan ketentuan pemerintah yang mewajibkan penyelenggara sistem elektronik untuk menempatkan data center di wilayah Indonesia seperti diatur dalam PP No. 82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
"Kalau data center ada di luar negeri, maka akan sulit bila ada kasus penegakan hukum, terutama dalam hal pencarian datanya. Penegak hukum tidak dapat mengambilnya secara fisik karena masuk ke negara lain," kata Dirjen Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ashwin Sasongko.
Ashwin mengatakan penempatan pusat data di wilayah Indonesia berlaku bagi penyelenggara sistem elektronika yang beraktivitas transaksi di Indonesia, baik perusahaan baru atau perusahaan lama. (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cek Fakta: Amerika Cabut Internet di Indonesia per Tanggal 1 Desember 2023
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/6).
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara dengan internet cepat versi We Are Social 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden pun mengaku prihatin bahwa Indonesia saat ini masih menjadi pengguna dari sektor perangkat teknologi dan informasi, belum bisa menjadi pemain pasar.
Baca SelengkapnyaKabarnya perusahaan satelit milik Elon Musk itu sedang melakukan rekrutmen karyawan.
Baca SelengkapnyaTerdapat perbedaan kedudukan antara Starlink Global dan Starlink Indonesia. Begini perbedaannya.
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaBagi para pebisnis kelas UMKM, digitalisasi membawa bisnis konvensionalnya naik level.
Baca Selengkapnya