Samsung Galaxy tak ingin bernasib seperti BlackBerry

Merdeka.com - Samsung Galaxy mengaku tak ingin meredup pamornya seperti yang terjadi pada BlackBerry saat ini, dengan meningkatkan kinerja riset dan pengembangan produknya.

Andy Djiwandono, Director Samsung Media Solution Center PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN), mengatakan siklus teknologi smartphone biasanya berlangsung selama tujuh tahun, dan setelah itu meredup digantikan teknologi atau sistem operasi smartphone lainnya.

"Saat ini pasar Galaxy memang sedang bagus-bagusnya, bahkan jualan dengan terpejam pun bisa laku. Namun kami sadar hal itu tidak bisa berlangsung terus menerus, ada saatnya pasti pamor Galaxy meredup dan digantikan ponsel berteknologi lainnya," ujarnya kepada merdeka.com, Rabu (25/9).

Menurut dia, Samsung sudah menyiapkan strategi ke depan, yaitu bukan hanya fokus di segmen hardware, tapi juga software. Andy mengatakan saat ini Samsung terus mengembangkan konten dan aplikasi, termasuk sistem operasi untuk smartphone ke depan, sehingga bila Android sudah meredup, pihaknya sudah siap.

Terkait dengan pembukaan BBM untuk Android, Samsung mengaku mendapatkan berkahnya. Menurut dia, penjualan Galaxy diperkirakan melonjak tajam, karena pengguna ponsel lebih menyukai ponsel Android, terutama Samsung Galaxy yang kaya aplikasi dan fitur.

Andy berharap BlackBerry segera merealisasikan pembukaan BBM lintas platform tersebut karena pengguna Samsung sangat menantikannya.

Saat ini, divisi handset Samsung baru merealisasikan pendirian Research and Development Center di Indonesia, sedangkan pembangunan pabrik handset, Andy mengaku belum tahu.

"Saya kira selama Bea Masuk handset masih nol persen, vendor lebih suka memasukkan handset jadi dari pada komponen yang BM-nya 5 persen," katanya. (mdk/dzm)