Satu dari 4 remaja sesalkan tabiatnya di jejaring sosial
Merdeka.com - Saat ini dengan gampangnya seseorang melakukan kicauan di Twitter, post foto di Instagram, dan menumpahkan apa yang ada di pikirannya dalam jejaring sosial. Namun, hal ini ternyata akan membuat mereka yang melakukannya menyesal di kemudian hari.
Seperti yang dilansir oleh Mashable (28/7), hal ini dibuktikan lewat sebuah survei yang dilakukan FindLaw.com kepada 1000 remaja beranjak dewasa di AS. Ditemukan, satu dari empat remaja mengaku menyesal telah melakukan sebuah posting di jejaring sosialnya di masa lalu.
Ditemukan, penyesalan ini dikarenakan munculnya ketakutan akan dipecatnya mereka atau tak diterima lamarannya. Hal ini tentunya jika sang pemberi kerja melihat apa saja yang mereka temukan lewat jejaring sosial sang pelamar.
-
Kenapa sarjana Amerika sulit cari kerja? Salah satu penjelasan mengenai tren ini adalah bahwa dalam beberapa dekade terakhir, semakin sulit mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi tanpa gelar sarjana. Ini yang kemudian menyebabkan sebagian laki-laki meninggalkan dunia kerja.
-
Apa aja kendala cari kerja? Selain bahasa, kesulitan generasi muda mendapatkan pekerjaan adalah keengganan untuk menggapai pekerjaan impian Generasi muda menginginkan yang instan, padahal karier sebaiknya dirintis dari nol
-
Siapa yang paling rentan terkena dampak buruk media sosial? Penelitian yang dilakukan oleh Primack et al. (2017) menemukan bahwa remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan dan depresi.
-
Apa yang bikin stres karena media sosial? Meskipun media sosial memiliki manfaatnya, kebiasaan yang tidak sehat dalam penggunaannya dapat menyebabkan perasaan terputus, kesepian, dan stres.
-
Siapa yang kesulitan cari kerja? Dan Colflesh, seorang warga Amerika Serikat mengeluh dia sangat kesusahan mendapat pekerjaan meski sudah bergelar sarjana.
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan? Indira adalah bagian dari kelompok generasi terbesar di Indonesia, Generasi Z, yang mencakup lebih dari 74 juta orang, atau 27,9 persen dari populasi Indonesia, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012.
Tercatat, mereka yang berusia 18-34 tahun, 29 persen di antaranya menyesal melakukan posting foto, komentar, atau informasi personal lainnya di jejaring sosial. Mereka takut hal ini akan memperburuk portofolionya di hadapan pemberi kerja di masa mendatang.
Oleh karenanya, 74 persen orang dengan rentangan usia tersebut pun kemudian mengaku telah menghapus beberapa postingan berbahaya mereka di jejaring sosial. Ini merupakan angka yang tinggi terutama jika dibandingkan dengan rentangan usia 35-64 yang hanya 36 persen di antaranya melakukan hal tersebut.
Padahal, menurut FindLaw.com, melakukan hal tersebut tentu saja masih kurang. Hal ini dikarenakan apa yang ada di internet selamanya akan bersemayam di sana.
"Menghapus post dan photo tak cukup, informasi tetap akan hidup di bagian lain dunia maya," kata Stephanie Rahlfs, editor FindLaw.com.
Oleh karenanya, mungkin ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Ada baiknya mulai sekarang kita berhati-hati dalam melakukan posting di jejaring sosial.
Tentunya kita tak ingin memiliki masa depan yang suram gara-gara jejaring sosial bukan? (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi Awaluddin mengatakan, kelima siswi tersebut menyesali perbuatannya. Mereka juga sempat menangis ketakutan.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang bocah SD di Situbondo mengaku ikut-ikutan tren viral media sosial dengan menyakiti diri sendiri.
Baca SelengkapnyaRemaja adalah aset bangsa yang seharusnya dibina dan diarahkan menuju masa depan yang cerah.
Baca SelengkapnyaPolisi telah meringkus empat dari total tujuh pelaku. Sisanya, tiga orang masih dalam perburuan.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaSejumlah remaja terekam sedang mengolok-olok penderitaan anak Palestina
Baca SelengkapnyaKini lima pemuda beserta barang bukti telah dibawa ke Polsek pasar minggu untuk diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.
Baca SelengkapnyaWHO memperingatkan adanya efek buruk dari penggunaan media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti senjata tajam jenis corbek panjang dan celurit yang digunakan untuk melukai korbannya.
Baca SelengkapnyaSadfishing bisa menjadi perilaku untuk mencari simpati dan perhatian di media sosial.
Baca SelengkapnyaPenelitan terbaru mengungkap bahwa remaja merasa kehidupan mereka menjadi semakin sulit.
Baca SelengkapnyaPada saat ini banyak remaja yang kecanduan menggunakan internet. Hal ini ternyata bisa berdampak signifikan terhadap kondisi otak mereka.
Baca Selengkapnya