Satu Indonesia tapi tarif internet beda, Telkomsel diprotes
Merdeka.com - Telkomsel belakangan ini sedang ramai diperbincangkan publik gara-gara sebuah petisi online dari akun Djali Gafur. Djali menyuarakan perbedaan tarif internet di kawasan Indonesia Timur yang dirasa terlalu memberatkan. Petisi itu ia suarakan dengan judul "Internet Untuk Rakyat: Save @Telkomsel @KemenBUMN @kemkominfo".
Sebagaimana diketahui, tarif internet Telkomsel dibagi menjadi 12 zona dengan 6 zona beda lainnya. Zona ini merupakan perwakilan dari wilayah. Misalnya, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, merupakan zona pertama.
Nah, tiap zona, tarif internet juga berbeda. Seperti yang dikeluhkan Djali lewat isi petisinya yakni perbedaan harga antara zona 1 dan zona 12 adalah 100 persen.
-
Dimana negara dengan internet termahal? Berikut adalah 5 negara yang harga internetnya paling mahal di dunia: Tokelau Wilayah Dependensi Tokelau merupakan bagian dari Selandia Baru dan terletak di Samudra Pasifik selatan.
-
Siapa yang mendapat paket internet murah? XL Axiata memberikan apresiasi kepada para Ibu dan menawarkan beragam paket Ramadan mulai dari Rp 3 Ribu sebagai bagian dari komitmen mereka untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat Indonesia.
-
Dimana saja internet belum merata? Masalah pemerataan dan kecepatan itu ya memang harus dilakukan secara paralel gitu ya. Kalau pemerataan itu kan memang masih ada 20 persen dari wilayah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan-red) yang belum mendapatkan internet dengan bagus gitu ya, bahkan juga masih blank spot.
-
Kenapa Telkom percaya diri bersaing di Bali? Pihaknya yakini dapat bersaing dengan sejumlah kompetitor yang sudah ada sebelumnya di Bali. Antara lain karena pengelola Indibiz sudah berpengalaman sebelumnya dalam mengelola Indihome. Selain itu, kata dia, ditopang oleh perusahaan telekomunikasi terbesar dengan jaringan pelayanan yang hampir merata di seluruh wilayah di Bali.
-
Bagaimana Telkom membangun konektivitas di Indonesia? 'Melalui kemitraan kami dengan BW Digital dan sebagai bagian dari keseluruhan 7 sistem kabel bawah laut ICE kami, kami bertujuan untuk menjembatani kesenjangan konektivitas antar data center di negaranegara ini dan membentuk masa depan Lanskap Bawah Laut Asia Pasifik,' ungkap Chief Executive Officer Telin, Budi Satria Dharma Purba.
-
Bagaimana Starlink berbeda dengan provider Indonesia? Starlink hadir dengan janji memberikan koneksi internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah, bahkan di daerah-daerah terpencil.
"Semisal paket data 2GB di zona 1 hanya Rp.65.000 sementara di zona 12 harganya Rp.120.000. Kami di zona 12 tak punya pilihan lain," ujar Djali dalam tulisannya.
Bahkan, Djali pun menyentil keras kebijakan Telkomsel yang membeda-bedakan tarif internet dengan wilayah lain padahal sama-sama satu bangsa.
"Banyak orang bilang begini: "kita tinggal satu atap (Indonesia) kok makan dengan lauk dan menu yang berbeda. Katanya satu bahasa, satu nusa-bangsa, satu tumpah-darah. Tapi kok tarif internet rupa-rupa warnanya?"" katanya.
Meskipun begitu, Djali mengakui keunggulan Telkomsel yang mampu memberikan akses internet rata di seluruh Indonesia. Maka, tak berlebihan jika Telkomsel baginya merupakan jendela untuk melihat dan berbicara kepada dunia.
"Namun jendela itu tak pernah terbuka sepenuhnya. Kami hanya diberi sedikit cela, mengintip dunia dari balik sela jendela. Kadang kami berfikir bahwa ketimpangan ini sungguh tidak adil. Warga di sini butuh akses internet yang manusiawi, murah lebih baik (lelet dikit engak masalah) biar akses informasi, pendidikan, pariwisata, pemerintahan, industry kreatif dan geliat ekonomi bisa hidup," tulisnya.
Aspirasi Djali terkait zonasi tarif internet, ditanggapi oleh pihak Telkomsel melalui statement resmi dari Vice President Corporate Communication Telkomsel, Adita Irawati.
Menurutnya, penggelaran jaringan Telkomsel ke berbagai daerah di Indonesia memiliki besaran biaya yang berbeda-beda, akibat dari berbedanya tingkat kesulitan dan komponen biaya lainnya yang dibutuhkan untuk menggelar infrastruktur jaringan di lokasi tersebut.
"Berdasarkan hal itu, maka Telkomsel menerapkan pembagian tarif data berdasarkan zona sesuai dengan besaran biaya yang dibutuhkan untuk penggelaran jaringan di suatu lokasi," ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa komponen penggelaran jaringan, seperti 3G maupun 4G tidak hanya meliputi biaya pembangunan BTS, namun juga biaya pemeliharaan sehari-hari, di mana biaya ini cukup tinggi di bagian Timur Indonesia seperti di Papua.
Kendati begitu, lanjutnya, Telkomsel melihat petisi ini merupakan bentuk perhatian sekaligus feedback bagi Telkomsel.
"Untuk itu kami mengucapkan terima kasih banyak. Masukan ini akan kami jadikan perhatian utama agar dapat memberikan layanan yang lebih baik lagi bagi masyarakat khususnya pelanggan di daerah timur Indonesia," ujarnya.
Persoalan tersebut pun menjadi sorotan salah satu Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Rolly Rochmad Purnomo. Kata Rolly, minggu depan BRTI akan meminta penjelasan dari pihak Telkomsel.
"Kami di BRTI telah mendengar dan mendiskusikan hal tersebut dan minggu depan kami akan meminta penjelasan dari Telkomsel. Diusahakan di awal minggu kami akan panggil," ucapnya saat dihubungi Merdeka.com melalui pesan singkat, Sabtu (25/07).
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Operator seluler khawatir jika tidak ada ketidakadilan dalam berbisnis saat satelit Starlink Elon Musk masuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaKekhawatiran muncul manakala Starlink melakukan perang harga dengan perusahaan internet lokal.
Baca SelengkapnyaGara-gara kecepatan internet Indonesia masih kalah dengan negara tetangga, Menkominfo mau buat regulasi khusus.
Baca SelengkapnyaKondisi operator seluler di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaSetelah proses 'serah terima' IndiHome ke Telkomsel selesai, masih ada pekerjaan besar yang menanti termasuk memberikan benefit bagi pelanggan lama.
Baca SelengkapnyaProduk ini adalah fixed mobile convergence (FMC) hasil integrasi Telkomsel dengan IndiHome.
Baca SelengkapnyaLayanan ini diperuntukkan bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), badan usaha, layanan kesehatan, dan pemerintahan.
Baca SelengkapnyaEkosistem penyelenggara internet akan terganggu jika Starlink beroperasi di perkotaan.
Baca SelengkapnyaWajar jika Starlink diberikan karpet merah oleh pemerintah. Pasalnya Indonesia butuh keberadaan Starlink.
Baca SelengkapnyaStarlink tetap diperlakukan sama seperti operator satelit lain di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSatelit internet Starlink milik Elon Musk akhirnya resmi masuk Indonesia. Apakah ini jadi ancaman perusahaan internet lokal?
Baca SelengkapnyaTelkomsat dengan fasilitas VSAT Star juga mendukung penyediaan internet berkecepatan tinggi di Kantor Diskominfo Provinsi Papua Pegunungan.
Baca Selengkapnya