SCOOP diakuisisi Kompas Gramedia, ini pengakuan foundernya!
Merdeka.com - Kelompok Kompas Gramedia baru saja mengakuisisi platfrom majalah digital Scoop. Hasil akuisisi ini diumumkan oleh kedua belah pihak pada Jumat (16/12).
Mengapa Scoop dijual ke Kompas Gramedia?
Willson Cuaca, pendiri sekaligus CEO Scoop, mengaku kini Kompas Gramedia pemilik 100 persen Scoop, dari sebelumnya hanya pemegang saham minoritas. Kelompok usaha besar di bisnis media ini pernah sudah masuk sebagai investor Scoop pada 2013 dengan menyetor uang sejumlah 3 juta dollar AS, sejak platform ini dikembangkan pada 2011.
-
Siapa pendiri Kompas Gramedia? Namanya tersohor karena menjadi salah satu pendiri dari Kelompok Kompas Gramedia.
-
Apa bisnis utama dari konglomerat teknologi? Merujuk data terkini Forbes, ada tiga konglomerat baru yang datang dari bisnis sektor teknologi. Mereka adalah Otto Toto Sugiri, Marina Budiman, dan Han Arming Hanafia. Ketiganya merupakan orang Indonesia. Mereka merupakan pendiri dari PT DCI Indonesia Tbk (DCCI). Sebuah operator pusat data terbesar di Indonesia saat ini.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Gimana Sofi pasarkan produknya? Tak hanya di dalam negeri, ia sering juga diundang ke luar negeri untuk memasarkan produknya. Di antara negara-negara yang pernah disambangi antara lain Korea Selatan, Malaysia, Saudi Arabia, dan juga China.
-
Siapa yang pernah menjadi wartawan berprestasi dan komisaris Garuda Indonesia? Yenny Wahid memiliki cukup banyak sepak terjang dalam ranah berbeda-beda. Ia pernah menjadi wartawan berprestasi hingga komisaris Garuda Indonesia.
-
Mengapa Slamet memilih bisnis kopi? Di sela-sela kesembuhannya, Slamet mulai belajar tentang kopi dan bertani di lereng Gunung Merapi. Pada akhirnya, dia menemukan harapan baru dalam bidang ini.
Kata Willson yang juga Managing Partner East Ventures, Scoop dijual ke Kompas Gramedia karena dia percaya sama kelompok usaha lokal ini. Selain ingin Scoop lebih baik lagi di masa mendatang.
"Saya menjual Scoop karena Gramedia bisa membawa Scoop ke next level. Yang penting perusahaan bisa gede," kata Willson pada Merdeka.com lewat chat, Jumat malam.
Sayang, Willson tidak bersedia menyebutkan nilai transaksi akuisisi ini.
"Undisclosed", pungkas dia.
Saat ini Scoop sudah diunduh lebih dari 6 juta pengguna baik di App Store maupun Play Store. Platform ini telah menjalin kerja sama dengan 400 penerbit dengan memiliki katalog yang terdiri dari 50 judul koran, 30.000 judul buku, dan 800 judul majalah dalam format digital.
Andy Budiman, CEO Gramedia.com, sebelumnya mengaku tertarik mengakuisisi Scoop karena memiliki peran penting untuk memperkuat tawaran digital Kompas Gramedia di bidang media dan komersial. Ada kesesuaian strategi antara Gramedia.com dan Scoop yang akan memperkuat kedua platform.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tokoh yang satu ini sudah menjadi jurnalis sejak usia 25 tahun dan salah satu pendiri Kelompok Kompas Gramedia bersama temannya, Jakob Oetama.
Baca SelengkapnyaTercatat SCGP menambah kepemilikan saham sebanyak 44,4 persen di Fajar Paper dengan nilai transaksi mencapai Rp9,8 triliun.
Baca SelengkapnyaBerikut rencana perusahaan setelah mengantongi dana segar Rp 132 miliar.
Baca SelengkapnyaDalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, seorang yang dulunya bekerja di pabrik. Kini bisa membeli sejumlah pabrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAstra International Tbk mengakuisisi 100 persen kepemilikan saham OLX Indonesia per Juli 2023.
Baca SelengkapnyaDialah Kristiawan, warga Jalan Polowijen II, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, pioner yang mencetuskan ide olahan kripik ‘So Kressh’.
Baca SelengkapnyaDengan modal awal hanya Rp50.000, pemilik Pandawa Snack telah membuktikan bahwa kegigihan dan inovasi dapat membawa bisnis kecil menuju kesuksesan besar.
Baca SelengkapnyaBergengsinya Outstanding Contributor Asian TV Awards Penghargaan yang Diterima SCM.
Baca SelengkapnyaPenjualan saham ini tidak hanya akan memperkuat struktur keuangan perusahaan, tetapi juga memperluas jaringan bisnis.
Baca SelengkapnyaHingga tahun 2023, total gerai Alfamart beroperasi di Indonesia sebanyak 19.087 unit.
Baca SelengkapnyaTransformasi media konvensional ke digital jadi tantangan bagi dunia televisi.
Baca Selengkapnya