Scott Kelly, astronot AS terlama di luar angkasa yang sulit berjalan di Bumi
Merdeka.com - Menghabiskan satu tahun di luar angkasa tentu membuat tubuh telah beradaptasi dengan bagaimana keadaan di luar angkasa. Akhirnya, para astronot seakan-akan kembali belajar berjalan ketika mereka kembali ke Bumi.
Hal ini terjadi pada Scott Kelly, astronot AS yang menghabiskan 340 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS pada 2015 hingga 2016 lalu. Ia adalah orang Amerika Serikat terlama di luar angkasa dan orang ke-empat terlama di dunia.
Dalam video eksklusif dari The Verge dan PBS, Kelly terlihat mencoba berjalan lurus sebelum mendarat di padang rumput Kazakhstan. Dia bahkan perlahan bangkit dan tersandung.
-
Mengapa astronot sulit beradaptasi setelah kembali ke Bumi? 'Astronot yang baru kembali dari luar angkasa akan memiliki masalah seperti berjalan dan berdiri. Karena kedua hal itu tidak dilakukan seorang astronot dalam waktu lama,'
-
Bagaimana tubuh astronot berubah setelah lama di luar angkasa? Penyebab Hal ini terjadi karena tidak adanya gaya gravitasi di luar angkasa. Dengan tidak adanya gravitasi itu, maka akan memengaruhi struktur tulang dan juga keseimbangan dalam tubuh astronot.
-
Apa yang terjadi pada tubuh astronot setelah tinggal di luar angkasa? Catatan The Washington Post, Scott Kelly yang menghabiskan satu tahun di luar angkasa, kembali ke Bumi dengan tubuh lebih pendek, mata lebih rabun jauh, tubuh lebih ringan. Gejala baru yakni penyakit jantung.
-
Bagaimana astronot menghadapi perubahan di tubuh mereka saat kembali ke Bumi? Para astronot dapat kehilangan 1-2% massa tulang mereka setiap bulan saat mereka berada di luar angkasa dan hingga 10% selama periode enam bulan
-
Siapa Astronot NASA yang tinggal lama di luar angkasa? Peggy Whitson Merupakan astronot wanita asal AS yang memiliki jumlah durasi perjalanan misi terlama yaitu 675 hari, dari hasil akumulasi perjalanannya selama di luar angkasa.
-
Bagaimana Astronot NASA bisa tinggal lama di luar angkasa? Mengutip Starlust, Selasa, (19/9), durasi seorang astronot bekerja di luar angkasa biasanya dipengaruhi oleh jenis misi dan tujuan seperti penelitian atau pemeliharaan alat.
Disebut bahwa berjalan adalah hal yang sangat sulit, di mana kakinya terasa seperti terbuat dari jelly. Hal ini makin lama makin membaik, di mana enam jam setelah mendarap, langkah bisa sedikit lebih cepat namun belum pasti. Setelah 22 jam, dia jauh lebih stabil namun masih goyah.
Sang astronot seolah-olah seperti anak berusia satu tahun yang baru belajar berjalan.
Hal ini dikarenakan gravitasi nol di luar angkasa bertabrakan dengan orientasi kita. DI Bumi, kita tahu mana atas dan mana bawah. Di luar angkasa, kita benar-benar tak mengetahui itu. Sensor di telinga kita yang merupakan sistem keseimbangan tentu terombang-ambing di luar angkasa sana. Hal ini membuat para astronot di hari pertama akan merasa pusing dan mual.
Melansir The Verge yang mewawancarai Kelly pasca menyelesaikan misi, Kelly mengatakan bahwa di dua bulan setelah mendarat, kakiya masih sakit.
Hal ini mendorong kita untuk memahami bahwa gravitasi nol dan ruang angkasa benar-benar akan mengubah manusia. Selain itu, hal ini tentu diharap akan memperbaiki persiapan astronot di masa depan agar tak mengalami hal ini.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak adanya gravitasi di luar angkasa, memicu tubuh untuk beradaptasi saat sampai di Bumi.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru menunjukkan bahwa obat baru yang dirancang membentuk otot dapat membantu mencegah hilangnya massa otot pada astronot selama di ruang angkasa.
Baca SelengkapnyaLingkungan luar angkasa yang ekstrem, mulai dari gravitasi rendah, paparan radiasi tinggi, hingga kurangnya pola siang dan malam yang teratur.
Baca SelengkapnyaDi luar angkasa tidak ada gravitasi sehingga tubuh astronot mengalami perubahan luar biasa dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Baca SelengkapnyaAda agenda harian yang dilakukan astronot ketika berada di luar angkasa. Berikut selengkapnya.
Baca SelengkapnyaPara peneliti menemukan bahwa para astronot membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tes.
Baca SelengkapnyaBukan berarti astronot tidak makan, namun ia hanya makan sedikit. Nah inilah penyebabnya.
Baca SelengkapnyaMari membayangkan hidup di luar angkasa sebagai seorang Astronot.
Baca Selengkapnya10 bulan berada di luar angkasa. Nasib kepulangannya terkatung-katung. Hingga sekembalinya di Bumi negaranya sudah hilang.
Baca SelengkapnyaAda risiko besar menanti bila astronot memaksakan terlalu lama di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaSulit bagi para astronot untuk berjalan di permukaan Bulan. Mereka harus berjibaku dengan gravitasi.
Baca SelengkapnyaBiasanya NASA akan menyediakan data kesehatan astronot pada peneliti luar yang akan menerbitkan makalah.
Baca Selengkapnya