Sebanyak 6,46 juta password di LinkedIn berhasil dibobol
Merdeka.com - Belum genap satu hari peristiwa bocornya data pribadi pengguna <a title="LinkedIn" href="http://www.merdeka.com/teknologi/awal-mula-bocornya-data-pribadi-pengguna-linkedin.html">LinkedIn</a>, hari ini (07/06) banyak situs online yang mengulas mengenai password pengguna LinkedIn sebanyak 6,46 juta telah bocor dan diunggah ke internet secara online dan gratis diakses siapa saja.
Menurut Zdnet.com, seorang anggota dari forum Rusia mengklaim bahwa dia telah berhasil meretas situs jejaring sosial LinkedIn dan mendapatkan sekitar 6,46 juta password penggunanya. Uniknya, sebelum dia meretas LinkedIn, sedikitnya 300 ribu password dengan tingkat sekuritas lemah berhasil diretas oleh peretas lainnya.
Perusahaan sekuritas asal Finlandia CERT-FI mengatakan bahwa tidak hanya password account LinkedIn saja yang dapat diakses oleh peretas, namun para peretas ini juga dapat mengakses email penggunanya secara langsung dengan cara mengenkripsi data-data yang berada di dalam server.
-
Siapa yang menemukan password rentan? Para ahli Kaspersky telah mengungkapkan kombinasi karakter mana yang paling sering digunakan saat membuat kata sandi.
-
Siapa hacker yang menyerang Yahoo? Michael Calce merupakan hacker yang pernah menumbangkan berbagai situs web besar, seperti CNN, Dell, eBay, dan Fifa.com. Berawal dari pengetahuan yang dimilikinya untuk mengambil alih jaringan komputer universitas, Calce pun melakukan aksi-aksi yang lebih besar lagi. Ia juga bahkan pernah menyerang Yahoo, mesin pencari paling populer di saat itu, tahun 2000.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa yang mengklaim meretas situs KPU? Pelaku kejahatan siber dengan nama anonim 'Jimbo' mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan mendapatkan data DPT dari situs tersebut.
-
Bagaimana cara hacker mengutak-atik pelaporan? Daripada mencoba mengubah jumlah suara yang sebenarnya, peretas juga dapat menargetkan mereka yang melaporkan total suara pada malam pemilu—dengan mencoba memanipulasi hasil di situs web Menteri Luar Negeri. Serangan semacam itu, jika dilakukan secara halus, dapat melemahkan kepercayaan terhadap hasil akhir.
-
Bagaimana hacker melakukan serangan phishing? Pelaku ancaman akan mengirim pesan phishing berisi kode QR; meminta penerima pesan untuk memindai kode tersebut, dan mengarahkan mereka ke laman palsu yang bisa menyerap identitas atau data yang bersifat privasi dan rahasia.
Seperti yang diungkapkan oleh Telegraph.co.uk, peretas dari forum Rusia ini menggunakan sistem enkripsi data yang dinamakan algoritma SHA-1. Algoritma ini semacam bahasa pemrograman atau encode yang biasa digunakan oleh peretas untuk hashing password. Menurut beberapa pakar, sekarang ini SHA-1 sudah mulai ditinggalkan dan banyak yang menggunakan MD5 atau CRC5.
Perusahaan sekuritas dari Inggris Sophos menyarankan agar para pengguna LinkedIn mengubah password mereka dengan menggunakan penggabungan huruf dan angka secara acak agak sekuritas account mereka lebih terjaga.
Sampai sekarang, tim dari LinkedIn masih terus berusaha memperbaiki sistem mereka dan akan terus melaporkan perkembangan terbaru melalui account Twitter LinkedIn. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dittipidsiber tengah melakukan penyelidikan lebih jauh sembari berkoordinasi dengan pihak lain
Baca SelengkapnyaDiduga data pemilih ini dijual hacker sebesar Rp 1,2 miliar.
Baca SelengkapnyaKPU RI meminta bantuan terhadap Satgas Cyber, Badan Siber Sandi Negara (BSSN) serta BIN terkait adanya dugaan kebocoran data pemilih
Baca SelengkapnyaSeorang peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
Baca SelengkapnyaPelaku berhasil meretas akun WhatsApp dan Instagram korban dengan modus menyebarkan link ke facebook dan Instagram.
Baca SelengkapnyaPara peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Baca SelengkapnyaKPU hingga kini masih menelusuri dugaan peretasan tersebut.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaData BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaKirim ke Bareskrim dan KPU, Begini Hasil Investigasi BSSN soal Kebocoran Data Pemilih
Baca Selengkapnya