Semua Produk 'Made By Google' Kini Menggunakan Material Daur Ulang
Merdeka.com - Sejak tahun lalu Google telah berkomitmen untuk memproduksi produk Made By Google besutannya dengan material daur ulang. Hal ini ditargetkan akan terjadi sepenuhnya di 2022.
Made By Google sendiri mencakup beberapa produk seperti smartphone Pixel, laptop Pixelbooks, speaker Google Home, perangkat rumah cerdas Nest, hingga aksesori seperti casing Pixel dan juga charger.
Akhirnya seperti dilaporkan The Verge, Google mencapai tujuannya lebih cepat, yakni semua produk Pixel dan Nest terbaru akan dirancang menggunakan bahan daur ulang.
-
Siapa yang membuat smartphone Google Pixel? Google yang memiliki OS Android pun akhirnya memproduksi smartphone sendiri dengan merek: Pixel.
-
Bagaimana Google membantu produsen ponsel? Ini adalah kabar baik bagi produsen ponsel pihak ketiga yang biasanya harus menunggu beberapa bulan sebelum menerima pembaruan OS terbaru.
-
Apa yang Google kembangkan? Google kembali membuat gebrakan di bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan program kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi tanda-tanda awal penyakit berdasarkan sinyal suara.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Siapa pencipta Google? Siapa yang Menciptakan Google? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Bagaimana Google dibentuk? Mereka, yang merupakan mahasiswa pascasarjana di Stanford University, menciptakan mesin pencari inovatif ini pada tahun 1998.
Menurut arsitek sistem keberlanjutan Google David Bourne, produk tersebut belum sepenuhnya terbuat dari bahan daur ulang, namun setidanya ada bahan daur ulang dalam produknya.
Beberapa contohnya adalah cover belakang Pixel 5 dibuat dari 100 persen alumunium daur ulang. Selain itu, Nest Audio menggunakan 70 persen plastik daur ulang dan penutup kain ramah lingkungan. Selain itu di Termostat Nest, pelat dekorasinya menggunakan plastik daur ulang pasca-konsumen.
Hal ini tak cuma jadi misi Google, namun juga mendorong mitra rantai pasokan untuk berinvestasi dan mengembangkan jenis bahan yang lebih ramah lingkungan.
September lalu, Google mengatakan bahwa pihaknya memiliki misi bebas karbon pada 2030, dan telah mengganti kerugian karbon untuk emisinya karbon dioksida yang diproduksi sejak berdirinya Google di 1998. Hal ini delakukan dengan cara mengimbangi emisi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dengan investasi dalam energi terbarukan.
Selain itu Google juga berkomintmen untuk menggunakan setidaknya 50 persen bahan daur ulang dari semua plastik yang digunakan untuk hardware Google pada 2025. Juga di tahun yang sama, Google akan membaut kemasan produknya bebas plastik dan 100 persen dapat didaur ulang.
Upaya Apple
Tak cuma Google, Apple juga punya upaya serupa. Terlihat dari tidak disertakannya adaptor charger atau kepala charger di dalam kotak. Apple mengklaim saat ini di luar sana ada dua miliar adaptor Apple yang dirilis selama bertahun-tahun. Jadi, merupakan langkah baik untuk lingkungan untuk menggunakan lagi yang lama. Tentu jika Anda pengguna iPhone baru, Anda harus meminjam atau merogoh kocek beberapa ratus ribu Rupiah lagi untuk membeli baru.
Yang juga tidak disertakan Apple dalam kotak iPhone 12 adalah earpod berkabel. Apple menyebut bahwa mereka telah mendistribusikan lebih dari 700 juta earpod berkabel dengan konektor Lightning selama bertahun-tahun. Lagipula Apple berasumsi bahwa pengguna pasti sudah memiliki earphone pilihannya sendiri, dan itu belum tentu besutan Apple.
Apple menyebut bahwa langkah ini akan mengurangi emisi karbon dan memungkinkan perusahaan mereduksi ukuran kotak. Mengecilkan ukuran kotak ini ternyata adalah sesuatu yang penting karena satu kali pengiriman cargo akan muat 70 persen lebih banyak produk. Sehingga ini juga merupakan salah satu upaya ramah lingkungan.
Disebut, jumlah polutan yang akan dihemat Apple dengan cara ini setara dengan menghilangkan 450.000 mobil dari jalanan selama setahun.
Apple bahkan dilaporkan bergerak lebih cepat lagi. Tahun depan, dilaporkan Ming Chi Kuo yang dimuat Phone Arena, Apple hanya akan bisa dicas secara nirkabel.
Selain itu, Apple berencana untuk mengurangi kokntribusi negatifnya terhadap perubahan iklim pada dekade ini. Pasalnya, perusahaan yang bermarkas di Cupertino tersebut akan bertujuan menjadi perusahaan karbon netral pada 2030.
Melansir pernyataan Apple yang dikutip The Verge, untuk mencapai hal tersebut, Apple akan memangkas polusi gas rumah kaca sebesar 75 persen dan kemudian mencari solusi untuk mengurangi 25 persen dari sisa emisinya.
Apple sendiri telah mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 4,3 juta metrik ton pada 2019 lalu, menurut laporan dari Environmental Progress Report tahun 2020. Angka ini membuktikan bahwa Apple berhasil menurunkan 35 persen emisi karbon dioksida, sejak Apple mencanangkan proyek ini 2015 lalu.
Meski demikian, Apple tetap menyubnag banyak karbon dioksida pada 2019 lalu, yakni sebesar 25,1 juta metrik ton, atau setara enam pembangkit listrik tenaga batu bara yang beroperasi tanpa henti selama setahun penuh.
Apple sendiri mampu mengurangi polusi dengan cara menggunakan bahan daur ulang dan meningkatkan efisiensi energi di produk-produk besutannya. Saat ini, semua produk Apple menggunakan energi yang 73 persen lebih rendah dibanding produknya 11 tahun lalu.
Apple menyebut bahwa operasi global dari perusahaannya telah menjadi netral karbon sejak April lalu. Apple memang telah mengumumkan sejak 2018 lalu kalau pihaknya telah dan akan membekali operasi globalnya dengan energi terbarukan. Apple Campus sendiri secara penuh menggunakan energi berbasis cahaya matahari.
Apple pun juga akan bekerjasama dengan mitra yang menggunakan energi terbarukan, dan telah mendapatkan komitmen tersebut dari 70 supliernya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini merupakan komitmen jangka panjang di dunia bisnis yang berkelanjutan bagi perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaPemerintah ingin melihat kesiapan pengelolaan sampah plastik di Recycle Business Unit (RBU) Bali PET Center di Denpasar.
Baca SelengkapnyaBeberapa produk SIG tercatat 21 persen sampai dengan 38 persen lebih rendah karbon dibandingkan semen konvensional.
Baca SelengkapnyaPenting untuk melakukan tindakan yang tepat agar permasalahan tumpukan sampah kronis ini tidak berlarut-larut terjadi.
Baca SelengkapnyaKekhawatiran sampah elektronik menjadi penyebab rencana ini muncul.
Baca SelengkapnyaBisnis PGN diselaraskan dengan strategi dan fokus keberlanjutan pada aspek ESG dengan prioritas pada kepedulian lingkungan.
Baca Selengkapnya