Semut rangrang lebih siap hadapi banjir ketimbang manusia
Merdeka.com - Semut Rangrang atau semut api, atau juga semut merah (angkrang=bahasa jawa), adalah sejenis semut yang mampu menggigit dengan menyisakan rasa sakit serta gatal, bahkan panas. Semut jenis ini ternyata memiliki salah satu keistimewaan yang sungguh mengagumkan, yaitu mampu bertahan saat banjir.
Bagaimana bisa?
Baru-baru ini telah dikemukakan sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli mengenai kemampuan semut rangrang bertahan saat banjir, seperti yang dikutip dari The Tech Journal (29/11).
-
Apa yang ditemukan peneliti tentang semut? Para peneliti menemukan bahwa semut tukang kayu Florida (Camponotus floridanus) mengidentifikasi luka anggota badan pada teman sarangnya, lalu mengobatinya dengan pembersihan atau amputasi.
-
Kapan penelitian tentang semut ini diterbitkan? Tim tersebut menerbitkan temuannya pada Selasa (2/7/2024) di jurnal Current Biology.
-
Siapa yang menemukan jumlah semut sebenarnya? Penelitian ini dilakukan oleh para ahli dari Universitas Wurzburg, Jerman, yang menggunakan data empiris dari berbagai penelitian.
-
Dimana penelitian tentang semut tukang kayu dilakukan? Berdasarkan hasil penelitian mereka terhadap semut di Florida, Amerika Serikat, hewan kecil tersebut melakukan prosedur penyelamatan nyawa jika ada sesama semut mereka yang terluka, sama seperti manusia.
-
Apa yang istimewa dari perkutut katuranggan? Mengutip Instagram @madiuntoday.id, konon perkutut katuranggan adalah jelmaan dewa.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
Pada umumnya, semut akan tenggelam dan terseret oleh air, namun tidak bagi semut ini. Mungkin Anda sering menjumpai koloni semut rangrang yang mengapung membentuk deretan seperti jembatan yang terapung di atas air. Bahkan saat banjir datang, koloni ini tak sekalipun tergoyangkan.
Para peneliti mulai melakukan investigasi lebih lanjut dan mengamatinya selama beberapa hari. Hasilnya, ribuan semut akan berbondong-bondong untuk 'merajut diri' membentuk deretan kuat serta melekat satu sama lain saat banjir datang memenuhi sarang mereka. Penggabungan tersebut dilakukan dengan mengaitkan rahang serta cakar sehingga akan dapat kuat dan tahan lama. Yang lebih mengejutkan lagi, mereka dapat melakukan itu hanya dalam waktu 100 detik!
Tidak diragukan lagi, 'rakit tahan lama' tesebut adalah kendaraan utama untuk melarikan diri dari banjir versi semut rangrang. Bahkan rakit tersebut sangat sulit dihancurkan. Di bawah ini adalah sebuah video yang menampilkan usaha menghancurkan rakit semut rangrang, namun hasilnya gagal.
Ini adalah keistimewaan yang sangat luar biasa. Anda bisa melihatnya dari video di atas. Bahkan saat ditenggelamkan, koloni semut ini masih tetap bertahan dengan kuat. Lantas, dapatkah manusia melakukan hal tersebut?
Baca Juga:
Botol minuman mineral dituding sebagai penyebab migrain
Kolesterol tinggi bikin kanker payudara makin ganas
Orang Inggris malas ngeseks jika sedang bokek
Peneliti berhasil temukan bahan bakar cair dari karbondioksida
Tak hanya manusia, paus juga lakukan seks threesome (mdk/ega)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Manusia memiliki batasan waktu yang ketat untuk bertahan hidup tanpa oksigen dan air. Namun, di dunia hewan, ada yang memiliki kemampuan adaptasi luar biasa.
Baca SelengkapnyaPeradaban ini ada di bawah kaki kita, tapi mungkin seringkali tidak kita sadari.
Baca SelengkapnyaAda banyak hewan cantik dan unik yang tinggal di gurun. Ada hewan apa saja? Yuk simak daftar 10 hewan di bawah ini!
Baca SelengkapnyaMakhluk hidup perlu beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Berikut hewan yang mampu beradaptasi dengan mudah, yuk simak!
Baca SelengkapnyaSemut melakukan prosedur untuk menyelamatkan nyawa sesama semutnya yang terluka atau cedera.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkapkan kehebatan alamiah semut ini dalam menangani risiko kematian yang diakibatkan oleh infeksi luka. Simak selengkapnya disini!.
Baca SelengkapnyaSebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa populasi semut di Bumi mencapai 20 kuadriliun, jauh lebih tinggi dari estimasi sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDi balik eksotisnya Sungai Musi dan Jembatan Ampera, terdapat mitos bagi masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaMusim kemarau adalah saat di mana kekeringan menjadi ancaman di beberapa tempat dengan aliran air yang rendah. Sumur resapan bisa jadi solusi alternatif.
Baca SelengkapnyaSebuah temuan baru dari para ilmuan mengungkap kecanggihan dunia pengobatan di bangsa semut.
Baca SelengkapnyaKadal basilisk, reptil cantik dari hutan hujan sungai di Amerika Tengah/Selatan. Variasi warna unik membedakan spesies.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan penampakan sarang semut raksasa yang berada di Merauke.
Baca Selengkapnya