Serangan siber lebih mudah mengancam jaringan dengan sekuritas buruk
Merdeka.com - Sebuah temuan terbaru dari Global Threat Landscape Report diumumkan oleh Fortinet.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa secara global, termasuk di Asia Pasifik, kebersihan cybersecurity yang buruk dan penggunaan aplikasi berisiko memungkinkan serangan worm yang merusak untuk mengambil keuntungan dari eksploitasi panas pada kecepatan tinggi. Hal ini seperti yang dikutip Merdeka.com dari rilis pers Fortinet.
Para hacker akan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk mengembangkan cara penerobosan. Alih-alih, mereka justru akan fokus pada penggunaan alat berbasis otomatis dengan kemungkinan lebih banyak dampak terhadap kelangsungan bisnis.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Apa saja serangan siber yang paling sering terjadi? Laporan tersebut menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara. Mulai dari yang berkaitan dengan ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
-
Bagaimana cara kejahatan siber mendapatkan informasi sensitif? Beberapa pemateri juga menjelaskan mengenai social engineering atau praktik manipulasi psikologis yang dilakukan oleh penyerang (pelaku kejahatan siber) untuk memperoleh informasi sensitif, mendapatkan akses ke sistem atau sumber data yang seharusnya terbatas.
-
Dimana negara yang paling banyak kena kejahatan siber? Dengan 791.790 bisnis yang terkena dampak penipuan online, AS adalah salah satu negara yang paling banyak mengalami kejahatan dunia maya.
-
Dimana serangan siber diprediksi meningkat? Dalam beberapa tahun terakhir, serangan terhadap infrastruktur kritis telah meningkat, dengan penjahat siber yang menargetkan jaringan energi, infrastruktur kesehatan, dan bahkan sistem pemilihan umum.
Berikut beberapa hal yang layak untuk disoroti:
Pentingnya kebersihan cyber
Infrastruktur dan perangkat serangan yang otonom memungkinkan para hacker untuk dengan mudah beroperasi pada skala global. Ancaman seperti WannaCry menjadi luar biasa karena kecepatan penyebaran mereka dan kemampuannya menargetkan berbagai industri.
Namun, sebagian besar bisa dicegah jika lebih banyak organisasi mempraktekkan kebersihan dunia cyber yang konsisten. Sayangnya, hacker masih melihat banyaknya keberhasilan dalam memanfaatkan eksploitasi panas atas serangan yang belum di-patch atau diperbaharui.
Untuk memperumit masalah, sekali saja ancaman tertentu diotomatiskan, para penyerang menjadi tidak terbatas menargetkan industri tertentu saja, sehingga dampak dan tingkat serangan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Meningkatnya ransomworms
Baik WannaCry maupun NotPetya menargetkan kerentanan yang hanya memiliki persediaan patch untuk beberapa bulan. Organisasi yang terhindar dari serangan ini cenderung memiliki satu dari dua kesamaan, berupa mereka telah memasang alat keamanan yang telah diperbarui untuk mendeteksi serangan yang menargetkan kerentanan ini, dan atau telah menerapkan patch saat tersedia.
Padahal, sebelum munculnya isu WannaCry dan NotPetya, network worms telah absen selama lebih dari 10 tahun terakhir.
Tingginya tingkat keparahan serangan
Data Q2 secara keseluruhan menghitung 184 miliar total deteksi eksploitasi, 62 juta deteksi malware, dan 2,9 miliar upaya komunikasi botnet.
Tetap aktif selama downtime
Ancaman otomatis tidak berhenti pada akhir pekan atau malam hari. Volume rata-rata harian pada akhir pekan adalah dua kali lipat dari hari kerja.
Penggunaan teknologi merupakan isyarat risiko ancaman
Kecepatan dan efisiensi bisnis merupakan hal penting dalam ekonomi digital, ini berarti tidak ada toleransi untuk perangkat atau sistem yang tidak aktif.
Penggunaan dan konfigurasi teknologi seperti aplikasi, jaringan, dan perangkat evolusi, diiringi pengembangan eksploitasi, malware, dan taktik botnet para penjahat dunia cyber dimanfaatkan kelemahannya.
Secara khusus, penggunaan perangkat lunak yang dipertanyakan oleh bisnis dan perangkat IoT yang rentan terhadap jaringan hyperconnected menunjukkan risiko potensial karena tidak dikelola, diperbarui, atau diganti secara konsisten.
Anehnya, tidak ada bukti bahwa penggunaan aplikasi media berbasis cloud atau media sosial menyebabkan peningkatan jumlah infeksi malware dan botnet.
Perangkat IoT rentan diserang
Hampir satu dari lima organisasi melaporkan penargetan malware terhadap perangkat seluler. Perangkat IoT terus memberikan tantangan karena tidak memiliki tingkat pengendalian, visibilitas, dan perlindungan yang diterima sistem tradisional.
Encrypted Web Traffic justru rentan
Data menunjukkan rekor tertinggi kedua pada kuartal ini adalah di aspek komunikasi terenkripsi di web. Persentase lalu lintas HTTPS meningkat melebihi HTTP menjadi 57 persen. Hal ini terus menjadi tren penting karena ancaman diketahui justru mengarah pada yang menggunakan komunikasi terenskripsi untuk perlindungan.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ada perlindungan yang signifikan dalam sistem satelit. Semua disebut bisa dieksploitasi.
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaIndonesia mengalami 2.200 serangan siber per satu menit.
Baca SelengkapnyaLaporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaTak ada yang kebal terhadap kebocoran, karena mengetahui kekuatan informasi sebuah negara adalah sesuatu yang penting di era sekarang.
Baca SelengkapnyaBadan otoritas sudah sangat diwajibkan memperkuat sistem digital, dengan memanfaatkan next generation tools semacam AI.
Baca SelengkapnyaPelanggaran data dan ransomware merajalela, AI jadi senjata baru. Bagaimana Indonesia?
Baca SelengkapnyaMemiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaHampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.
Baca SelengkapnyaBagi perusahaan, serangan siber akan berdampak terhadap operasional organisasi.
Baca SelengkapnyaUMKM perlu waspada serangan hacker, seiring UU PDP bakal diberlakukan.
Baca Selengkapnya