Sering berisi berita hoax, 5 cara konsumsi berita tak lewat Facebook
Merdeka.com - Muakkah Anda ketika sering melihat banyak berita dengan sumber tak jelas dan mengangkat headline yang sangat 'lebay'? Tentu Anda malas, karena tentu Anda tahu bahwa itu adalah berita hoax. Namun yang lebih menyedihkan lagi, berita demikian mendapat angka share yang tinggi.
Di era sekarang, banyak isu yang mudah dipelintir untuk menjadikan orang terprovokasi. Berita hoax pun jadi medium empuk untuk menyasar masyarakat yang tak terlalu cermat untuk memilah mana yang hoax mana yang tidak. Hal ini membuat Facebook tak menjadi tempat yang nyaman untuk cari berita, meski jejaring sosial bikinan Mark Zuckerberg dkk tersebut memiliki fitur News Feed yang punya banyak regulasi ketat.
Bahkan di Amerika Serikat, Facebook berperan serta jadi tempat menjamurnya berita palsu yang viral untuk sekedar menjelekkan nama calon presiden Donald Trump dan Hillary Clinton menjelang Pemilu awal November lalu. Di Indonesia yang isunya juga tak kalah luas, Facebook juga jadi tempat banyak berita hoax dishare para pengguna.
-
Bagaimana berita hoaks dibuat? Beberapa bahkan menggunakan konten yang dibuat oleh AI atau kecerdasan buatan.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Bagaimana cara membedakan hoaks dengan berita asli? Jika dilihat lebih detail, ada sejumlah kejanggalan yang terlihat pada layout unggahan tersebut dengan tampilan pada situs asli Liputan6.com. Satu di antaranya yaitu perbedaan font tulisan, struktur tanda baca, serta tata letak penulisan, nama penulis, dan tanggal unggahan artikel.
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Kenapa informasi ini hoax? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks. Pada tanggal 28 Agustus 2024, Gibran terlihat mendampingi pasangan bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maemoen mendaftar ke KPU Jawa Tengah, Rabu (28/8). Kemudian tidak juga ditemukan berita dari media nasional yang memberitakan soal penangkapan Gibran karena pakai narkoba.
Hal ini makin diperburuk oleh trending algoritma yang membuat berita yang memiliki banyak engagement akan berada di bagian atas tab home. Dengan ini akan banyak yang tertipu dengan judul dan percaya dengan berita hoax.
Ketimbang 'kerja dua kali lipat' untuk mengidentifikasi berita ini hoax atau tidak, berikut ada berbagai cara untuk mengonsumsi berita tanpa harus membuka Facebook.
Gunakan berbagai aplikasi reader
Jika Anda memang adiktif terhadap berbagai berita online, aplikasi reader adalah sesuatu yang harus ada di smartphone Anda. Ada sangat banyak pilihan: Feedly atau Inoreader adalah yang paling umum dipakai. Sementara Samsung biasanya sudah menyediakan Flipboard, Apple telah menyediakan Apple News, dan Google biasanya secara default telah memasang Google Newsstand.
Berbagai aplikasi ini menyediakan berbagai konten sesuai tema yang Anda sukai dan menyediakan tautannya untuk Anda. Jika Anda suka konten teknologi, aplikasi reader akan mengkurasi berbagai berita teknologi dari berbagai media.
Jika Anda memakai Flipboard, berbagai konten pilihan ANda bahkan diperlihatkan dengan lebih indah dengan format layaknya majalah. Hal ini akan mengurangi kedepresian Anda dalam membaca berita.
Jika Anda pengguna Apple dan masih menggunakan Facebook untuk cari berita, Anda sungguh rugi karena Apple pun menawarkan ide yang serupa dengan Flipboard melalui Apple News.
Mendengarkan radio online atau podcast
Sebagai ganti radio konvensional, kini radio sudah bisa diakses secara online dan berbagai berita dan informasi bisa Anda konsumsi asalkan Anda terkoneksi dengan internet. Ini adalah cara yang cukup praktis untuk mengakses informasi, tinggal cari stasiun radio yang Anda suka, yang tentu kebanyakan telah memberi link untuk internet streaming siarannya. Terkadang bahkan Anda bisa mengaksesnya secara on-demand jika siarannya telah berlalu.
Meski belum berkembang pesat di Indonesia, podcast juga seringkali jadi pengganti radio masa kini. Podcast dengan berbagai tema sudah jadi tren di negara seperti Amerika Serikat dan sedikit banyak telah mengganti radio.
Cari situs berita yang bereputasi tinggi melalui Google
Ketimbang Anda hanya scroll-scroll Facebook dan menemukan berita yang mungkin tak jelas asal-usulnya, Anda lebih baik mencari sumber berita dengan mudah di Google.
Caranya? Mudah. Tinggal ketik tema yang ingin Anda simak informasinya, klik tab 'news' (biasanya tepat di sebelah tab image), dan berita dari situs terpercaya akan muncul.
Tentu situs berita yang terpercaya memiliki penamaan yang sederhana dan tidak ribet, seperti merdeka.com, atau kapanlagi.com. Jika Anda menemukan berita dari situs dengan nama yang terlalu panjang dan sulit dibaca, terlebih lagi masih menggunakan domain blogspot, hampir bisa dipastikan bahwa berita tersebut tidak punya kredibilitas dan mungkin saja itu hoax yang hanya bertujuan memprovokasi Anda.
Online newsletter
Jika Anda sudah menemukan situs yang Anda suka, berlanggananlah ke situs tersebut dan Anda tak akan pernah lagi terjebak dalam berita hoax. Biasanya, berbagai media online menyediakan kolom 'subscribe' yang hanya mengharuskan Anda untuk mengisi email saja. Merdeka.com juga punya lho.
Jika Anda mengira Twitter telah ditinggalkan, dan mungkin Anda juga telah meninggalkan jejaring sosial berlogo burung tersebut, Anda sedikit rugi. Hal ini dikarenakan masyarakat Twitter masih suka membagi berita-berita yang berkualitas, ketimbang yang hoax. Hal ini dikarenakan publik figur dan para jurnalis masih menggunakan Twitter sebagai sosial media ternyaman mereka.
Dengan ini, berita hoax tak akan menyebar dengan mudah. Terlebih lagi, ada fitur 'mute' dan 'block' yang dengan mudah bisa mengalienasi provokator dari ranah Twitter. Serta kredibilitas seseorang bisa dilihat dengan mudah dari jumlah followers, bagaimana pola dia 'ngetweet,' dan juga bagaimana dia beropini.
Dengan ini saja Twitter jauh lebih baik dari Facebook dalam hal penyebaran berita, video konten, dan penyaluran opini dan argumentasi.
Tetap ingin baca berita di Facebook? Lebih baik coba dulu berbagai cara ini agar kita jadi masyarakat digital yang lebih maju. (mdk/idc)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam setelah serangan Hamas ke Israel, X atau Twitter dibanjiri video dan foto hoaks serta informasi menyesatkan tentang perang di Gaza.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaJangan sampai jadi korban berikutnya, saatnya lebih waspada dengan modus kejahatan soceng.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca Selengkapnya