Siapa yang lebih mencintai manusia, anjing atau kucing?
Merdeka.com - Perdebatan antara hewan peliharaan apa yang terbaik, tak akan berakhir bagi pecinta anjing dan kucing. Perdebatan siapa yang lebih pintar ataupun yang lebih tidak beresiko untuk dipelihara muncul dari berbagai kubu. Namun belum pernah diputuskan, siapa yang lebih mencintai manusia di antara kedua hewan lucu tersebut?
Sebuah studi baru yang dilakukan oleh para ahli saraf dan Profesor di Claremont Graduate University akan berusaha menjawabnya.
Ternyata spesies anjing terbukti lebih mencintai manusia. Bahkan anjing 5x lebih cinta kepada manusia ketimbang kucing mencintai manusia. Hasil ini tak didapat dengan mudah, justru hal ini cukup rumit.
-
Kenapa penelitian menggunakan anjing dan manusia? Peneliti tertarik untuk membandingkan testis anjing dan manusia karena kesamaan biologis antara kedua spesies tersebut, serta karena anjing hidup di lingkungan yang sama dengan manusia.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang kucing? 'Saya sangat terkejut, karena itu berarti kucing dapat mendengarkan percakapan manusia dan memahami kata-kata tanpa pelatihan khusus berbasis hadiah,' ungkap Saho Takagi, seorang ilmuwan kognitif komparatif dari Universitas Azabu dan anggota studi tersebut.
-
Siapa yang meneliti kucing? Pada tahun 1954, penelitian menarik dilakukan dengan menempatkan kucing dalam labirin besar.
-
Bagaimana cara peneliti mengukur otak anjing? Studi ini melakukan perbandingan antara rasio ukuran otak anjing dan ukuran tubuh dengan mengukur 1.682 tengkorak anjing dewasa yang berasal dari 172 ras yang disimpan di Natural History Museum Bern, Swiss. Para peneliti menghitung 'volume endokranial relatif' anjing, yang merupakan ukuran otak dibandingkan dengan ukuran tubuhnya.
-
Siapa ilmuwan yang melakukan eksperimen anjing berkepala dua? Ilmuwan ‘gila’ yang melakukan eksperimen ini adalah Vladimir Demikhov. Ia merupakan ilmuwan yang berasal dari Soviet.
-
Siapa yang meneliti otak kucing? Metode Studi Dalam penelitian ini, para ilmuwan melakukan replikasi terhadap sejumlah studi lama dari tahun 1960-an dan 1970-an yang membandingkan ukuran tengkorak antara kucing domestik dan kucing liar.
Salah satu peneliti, Dr Paul Zak, mengambil sampel darah dari 10 anjing dan 10 kucing rumahan, sebelum dan sesudah anjing dan kucing tersebut diajak bermain oleh sang pemilik. Sang peneliti menguji sampel darah tersebut dua kali, untuk mengukur kadar oxytocin di dalamnya.
"Oxytocin adalah senyawa yang diproduksi di otak kita ketika kita peduli dengan seseorang. Ini adalah mekanisme alami mamalia untuk selalu punya ikatan kasih sayang kepada keturunannya," ungkap sang Dokter.
Menurutnya, manusia juga memproduksi oxytocin ketika ia menjalani berbagai pengalaman positif, dan jumlah produksi hormonnya tergantung dari tingkatan positif dari pengalaman tersebut. Normalnya, seseorang akan memproduksi 15 hingga 25 persen oxytocin ketika dapat perilaku positif dari orang yang tak dikenal; 25 hingga 50 persen ketika mendapat reaksi positif dari orang yang telah dikenal; dan jika seseorang merilis 50 persen atau lebih oxytocin, itu adalah tanda cinta layaknya yang diperlihatkan ibu ke anak atau ke pasangan.
Dalam konteks binatang, dalam eksperimennya sang Dokter menemukan bahwa rata-rata anjing merilis 57,2 persen oxytocin. Dengan ini, tanpa keraguan anjing sangat mencintai manusia.
"Jadi, anjing sangat mencintai Anda... sangat!" ungkap Dr. Zak. "Namun yang membuat hal ini jadi luar biasa adalah tingkat oxytocin yang tinggi ini ditujukan untuk spesies lain, yakni kita. Sangat luar biasa untuk mengetahui bahwa otak mereka memberitahu kita bahwa dia mencintai kita," imbuhnya.
Di sisi lain, kucing hanya memproduksi 12 persen oxytocin. Bahkan lebih buruk lagi, hanya separuh dari semua kucing yang sampelnya diuji yang memproduksi oxytocin. Separuh sisanya tak memproduksi oxytocin sama sekali.
Hal ini mungkin cukup menyedihkan bagi para pecinta kucing, namun Dr. Zak menyatakan bahwa faktor ini memang dipengaruhi oleh sifat kucing dan tak melulu benar. Sang dokter menyatakan bahwa kucing memang tak seberapa mampu 'bersosialisasi' jika dibandingkan anjing. Tingkat stressnya mudah bertambah jika dia berada di tempat baru, dan kebetulan eksperimen ini dilakukan di Laboratorium.
Hasil ini mungkin berbeda ketika uji coba ini dilakukan di tempat yang nyaman bagi kucing, tingkat oxytocin mungkin akan bertambah, atau akan ada lebih banyak kucing yang memproduksinya.
Jadi, apakah Anda tim kucing atau tim Anjing?
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata ada alasan menyentuh di balik kesetiaan anjing pada manusia.
Baca SelengkapnyaHewan peliharaan yang kita miliki bisa mencerminkan banyak hal termasuk kepribadian kita.
Baca SelengkapnyaSiapakah yang lebih pintar di antara anjing dan kucing? Pertanyaan akan kedua hewan peliharaan favorit itu mungkin pernah terlintas di pikiran kita.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai mitos tentang anjing yang tak perlu dipercaya.
Baca Selengkapnya