Sisi bahaya Facebook, Twitter atau jejaring sosial lain
Merdeka.com - Apakah Facebook adalah sarana online yang berfungsi sebagai pemersatu? Coba pikir lagi. Menurut beberapa penelitian mengungkapkan sebaliknya.
Diakui atau tidak, dipercaya atau tidak, remaja saat ini sudah sangat mengenal apa yang disebut Facebook. Bahkan rata-rata dari mereka bangga apabila mempunyai friendlist banyak dan itu menandakan mereka populer atau dikenal banyak orang.
Namun, ironisnya, tidak semua orang yang ada di friendlist-nya tersebut dia kenal. Bahkan ada juga yang tidak dia kenal sama sekali. Nina Strochlic, seorang penulis di Daily Beast menuliskan bahwa saat ini remaja, anak muda bahkan orang-orang dewasa banyak yang menggemari Facebook, Twitter atau situs jejaring sosial lainnya.
-
Bagaimana TikTok dituding memicu bunuh diri? Menurut laporan dari Reuters, Rabu (6/11), konten tersebut dianggap berkontribusi pada dua kasus bunuh diri yang terjadi pada remaja berusia 15 tahun.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Kenapa media sosial berbahaya untuk otak anak? Otak anak-anak memiliki fungsi yang berbeda, dan dapat menjadi rentan selama fase perkembangan remaja. Kurang tidur bisa lebih berbahaya bagi remaja daripada orang dewasa, misalnya.
-
Mengapa Facebook Web populer? Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda.
-
Siapa yang paling rentan terkena dampak buruk media sosial? Penelitian yang dilakukan oleh Primack et al. (2017) menemukan bahwa remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan dan depresi.
-
Apa yang bisa menyebabkan stres akibat media sosial? Pencapaian, prestasi, kekayaan atau hal-hal glamor lainnya yang kamu lihat di media sosial bisa jadi hal sensitif yang membuatmu membandingkan diri. Nggak jarang hal ini bikin minder.
Strochlic juga menuliskan bahwa sejak munculnya situs-situs jejaring sosial khususnya Facebook, banyak orang yang 'kehilangan' sisi manusia mereka. Mayoritas para Facebook addict justru akan menjadi pemalu dan tidak segahar atau seramai ketika dia ada di Facebook.
Selain itu, dengan terus berkutat dengan account Facebooknya serta terhubung dengan account-account lainnya, secara tidak sadar mereka akan terbius dan menciptakan pertemanan atau persahabat ilusi sendiri. Mereka akan sadar ketika suatu waktu tidak ada status yang perlu dikomentari atau tidak ada berita-berita menarik lainnya di Facebook.
Dia akan merasa kesepian karena tidak ada teman untuk berbicara, bercanda atau lainnya. Bagi anak-anak yang beranjak remaja, Facebook adalah suatu kreasi, dunia, norma dan masalah baru. Generasi-generasi seperti ini akhirnya tidak mengetahui arti dari persahabatan atau pertemanan yang sesungguhnya.
Dr Gwenn O'Keefe, seorang pediatrician sekaligus penulis di CyberSafe menjelaskan bahwa siapa saja yang sudah 'kecanduan' Facebook hanya mengetahui apa arti komunikasi dan sosial di dunia maya saja. Ketika mereka dihadapkan dengan dunia nyata, mereka akan kebingungan karena waktunya habis untuk beraktivitas di dunia maya.
Mayoritas tidak tahu apa yang harus dilakukan atau topik pembicaraan apa yang harus dibangun ketika berinteraksi dengan orang lain di dunia nyata. So, jawaban tetap ada di tangan pengguna situs jejaring sosial.
Apakah sosial media seperti Facebook, Twitter atau lainnya tersebut secara tidak langsung membuat orang kehilangan 'sifat manusianya' atau bahkan menjadi jalan untuk saling menumbuhkan rasa kebersamaan. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaToxic adalah istilah yang sering dikaitkan dengan sifat buruk dan merugikan.
Baca SelengkapnyaToxic adalah istilah untuk seseorang yang “beracun” atau sifat pribadi yang suka menyusahkan dan merugikan orang lain.
Baca SelengkapnyaKata-kata poster anti narkoba memainkan peran krusial dalam kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Baca SelengkapnyaPerilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.
Baca SelengkapnyaJangan sering dipelihara karena bisa mengganggu kualitas hidupmu!
Baca SelengkapnyaDoomscrolling atau kebiasaan membuka media sosial dan ponsel secara berlebih bisa pengaruhi kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaBerikut peristiwa mengerikan saat internet mati total di seluruh dunia.
Baca Selengkapnya