Situs BNN yang diduga terserang hacker mulai pulih
Merdeka.com - Sepertinya tak butuh waktu lama untuk membangkitkan situs bnn.go.id yang sebelumnya diduga diserang hacker. Kini, situs milik Badan Narkotika Nasional tersebut sudah pulih meskipun wujudnya masih compang-camping.
Pantauan merdeka.com (21/11), saat berita ini dimuat, situs tersebut ternyata sudah bisa diakses dengan alamat http://www.bnn.go.id/. Padahal, sebelumnya situs ini sama sekali tak bisa diakses dan dinyatakan down di segala penjuru oleh status.ws.
Namun begitu, meski sudah bisa diakses, situs ini tampilannya masih compang-camping. Tercatat, halaman index, atau laman depan situs ini tak ada. Hanya ada sebuah tampilan putih dengan empat tautan yang kemungkinan adalah folder dari situs tersebut.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Bagaimana cara hacker mengutak-atik pelaporan? Daripada mencoba mengubah jumlah suara yang sebenarnya, peretas juga dapat menargetkan mereka yang melaporkan total suara pada malam pemilu—dengan mencoba memanipulasi hasil di situs web Menteri Luar Negeri. Serangan semacam itu, jika dilakukan secara halus, dapat melemahkan kepercayaan terhadap hasil akhir.
-
Kenapa hacker menyerang negara-negara tertentu? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
Jika salah satu tautan ini diklik pun takkan menghasilkan apa-apa karena ternyata aksesnya ditutup oleh webmaster situs tersebut.
Padahal, sebelum serangan sendiri, atau tepatnya pada 20 November 2013 kemarin, terpantau situs ini masih beroperasi normal. Situs tersebut saat itu masih menampilkan berbagai informasi mengenai kinerja dan seluk-beluk seputar pemberantasan narkoba di Indonesia.
Jika diteliti lewat archive.org sendiri, tampilan yang ditunjukkan oleh bnn.go.id ini mirip dengan yang terjadi pada 17 dan 19 Oktober lalu. Sementara, archive.org memantau situs ini terakhir kali berjalan normal pada 5 Agustus.
Sebelumnya memang muncul dugaan bahwa situs ini juga jadi korban cyber war yang berkecamuk di Australia. Namun begitu, hingga kini belum diketahui kenapa atau siapa yang menyebabkan situs tersebut tidak bisa diakses. Dugaan serangan hacker pun menguat mengingat saat ini berbagai situs pemerintahan baik dari Australia maupun Indonesia silih berganti diserang hacker.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Bawaslu Makassar, Abdillah Mustari membenarkan domain website Bawaslu Makassar diretas. Hanya saja peretasan sudah dilakukan sejak lama.
Baca SelengkapnyaBSSN akan mengawasi penggunaan password di internal PDNS 2.
Baca SelengkapnyaPusat Data Nasional yang dibawah kendali Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengalami down. Pengamat menduga ada unsur serangan siber.
Baca SelengkapnyaBenarkan Menteri AS sebut Kemenkominfo bodoh usai data nasional dihack? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPolri masih melakukan asesmen atau pengumpulan data guna mengungkap penyebab lumpuhnya (down) server PDN pada Kementrian Kominfo.
Baca SelengkapnyaServer Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) mengalami gangguan sejak hari Kamis 20 Juni 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaPusat Data Nasional (PDN) yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengalami down.
Baca SelengkapnyaMengenai apakah sudah ada tersangka yang diperiksa, Himawan tidak menjawab dengan jelas.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam menegaskan sedang melakukan mitigasi untuk mengantisipasi dampak lanjutan pasca kebocoran data tersebut.
Baca SelengkapnyaKemenhub mengklaim sentral data kementeriannya selama ini berada di Pusat Data Informasi.
Baca SelengkapnyaMenurut Hadi, penyelidikan perlu dilakukan agar mencegah kejadian serupa terjadi di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaAdanya gangguan ini berdampak terhadap layanan publik, salah satunya imigrasi.
Baca Selengkapnya