Situs Deplu Australia rontok diserang hacker Indonesia
Merdeka.com - Pasukan hacker Indonesia kembali menggelar pasukannya untuk menyerang situs-situs pemerintah Australia. Untuk malam ini, korbannya adalah Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia yang beralamat di www.embassy.gov.au. Laman Department of Foreign Affair and Trade ini terlihat rontok alias tidak bisa diakses.
Serangan dimulai pukul 20:00 malam ini dengan target IP address yang diserang adalah 203.6.168.80. Serangan ini merupakan serangan kesekian para peretas menyusul kasus penyadapan dan mata-mata yang dilakukan pemerintah Australia terhadap pemerintah Indonesia, khususnya Presiden SBY, Ibu Negara, Wakil Presidien dan para Menteri.
Berdasar pengecekan melalui www.status.ws, situs ini yang dipakai sebagai koordinasi Kedutaan-Kedutaan Besar Australia di luar negeri ini positif down akibat serangan DDOS. Hanya belum apat dipastikan apakah situs ini akan segera pulih atau mengalami masalah berhari-hari seperti yang terjadi pada situs Polisi Federal Australia di www.afp.gov.au.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa saja serangan siber yang paling sering terjadi? Laporan tersebut menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara. Mulai dari yang berkaitan dengan ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.
-
Kenapa hacker menyerang negara-negara tertentu? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa yang melakukan serangan? Pada Sabtu (19/10), wilayah Beit Lahiya yang terletak di utara Gaza menjadi sasaran serangan oleh Israel.
-
Bagaimana cara serangan ini terjadi? SOPHOS menjelaskan bahwa para korban sering kali diarahkan untuk mengklik iklan atau tautan berbahaya yang tampak sah. Di Australia, risiko ini menjadi lebih tinggi karena tautan berbahaya hanya muncul ketika kata 'Australia' disertakan dalam pencarian.
Walaupun halaman fans kelompok hacker Anonymous Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Security Down Team ditutup oleh Facebook, tidak membuat para hacker patah semangat. Dan malam ini, serangan ke situs-situs pemerintah Australia tetap dilanjutkan melalui sebuah akun di twitter.
Beberapa hari lalu, tim hacker Indonesia terus melakukan penyerangan terhadap situs-situs pemerintah Australia. Dan yang menjadi sasaran adalah situs keamanan nasional Australia yang beralamat di www.nationalsecurity.gov.au. Akibat serangan DDOS, situs ini rontok dalam waktu sekejap.
Setelah dalam tiga minggu terakhir peretas Indonesia terus membombardir situs-situs pemerintahan Australia seperti ASIS, ASIO, Federal Police dan terakhir National Security Australia, ancaman giliran ancaman merusak situs Indonesia datang pihak 'lawan'. Anonymous Australia dikabarkan akan menyerang laman resmi pemerintah Indonesia seperti www.indonesia.go.id, www.kpk.go.id, www.polri.go.id, www.garuda-indonesia.com dan sejumlah situs lainnya, terutama adalah situs berita online seperti detik.com, viva.co.id maupun jejaring sosial KasKus.com.
Serangan tersebut, menurut video yang disebar dengan akun Anon Au itu, akan dilakukan kalau sekelompok peretas yang mengatasnamakan dirinya sebagai "Anonymous Indonesia" terus menyerang situs-situ Australia, baik situs pemerintahan maupun badan intelijen Australia.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher mengakui bobol data PDNS 2 tak sulit.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca SelengkapnyaPolri tidak menyerah begitu saja dengan kasus peretasan PDN.
Baca SelengkapnyaPodus yang dipakai para pelaku merupakan praktir terbaru dalam kejahatan menyelundupkan orang ke Australia.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi mengakui server PDSN yang lumpuh disebabkan oleh serangan LockBit.
Baca SelengkapnyaTim yang diterjunkan Bareskrim sedang bekerja memulihkan akun YouTube DPR RI.
Baca SelengkapnyaJika diketik kalimat ini di Google, semua data pribadi akan disedot hacker.
Baca SelengkapnyaIndonesia dilanda serangan siber dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling membuat geger adalah diserangnya Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaLockBit meminta tebusan sebesar 8 juta dollar agar server dipulihkan kembali
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca Selengkapnya