Smart Telekom akui, migrasi ke LTE butuh biaya besar
Merdeka.com - Meredupnya code division multiple access (CDMA) membuat PT Smart Telekom merasa harus segera melakukan migrasi ke teknologi Long Term Evolution (LTE).
Berpindahnya teknologi dari CDMA ke LTE tentunya dibarengi dengan migrasi frekuensi dari saat ini di pita 1.900 MHz ke pita lainnya. Pemerintah sendiri berencana memindahkan Smartfren ke pita 2,3 GHz, tempat operator BWA berada.
Direktur Smart Telekom Ubaidillah Fatah mengatakan untungnya pemegang saham mau mengerti dan siap menyuntikkan investasi untuk bermigrasi ke LTE yang juga butuh pergantian teknologi beserta perangkat-perangkatnya.
-
Kenapa Starlink mahal? Pembuatan sebuah satelit Starlink diperkirakan menelan biaya USD 500.000 atau sekitar Rp8,2 miliar.
-
Kenapa handphone mewah harganya mahal? Banyak dari masyarakat kini lebih memilih untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan melalui ponsel pintar yang mereka miliki. Dalam hal ini, ponsel telah menjadi alat utama yang memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
-
Mengapa pengusaha rela mengeluarkan biaya besar? 'Setiap kalori harus berjuang untuk hidupnya,' kata Jhonson.
-
Komponen apa yang bikin iPhone mahal? Apple menghabiskan USD 26,25 miliar untuk penelitian dan pengembangan pada tahun fiskal 2022, meningkat sekitar empat miliar dari total tahun 2021.
-
Kenapa Starlink lebih mahal dibanding provider lokal? Starlink menyediakan tiga paket, yaitu internet penggunaan di rumah seharga Rp750.000/bulan, penggunaan selama bepergian seharga Rp990.000/bulan, dan penggunaan di perairan seharga Rp4,34 juta/bulan.
-
Kenapa HP lama perlu diganti? Meskipun penggunaan kembali perangkat lama untuk keperluan tertentu masih mungkin dilakukan, akan tetapi ada waktu ketika peningkatan kualitas menjadi suatu keharusan.
"Yang mahal justru mengganti handset milik pelanggan, apalagi kalau vendor yang menyediakan perangkatnya di pita tersebut jarang," katanya.
Terkait dengan persoalan biaya hak pengelolaan (BHP) frekuensi yang sempat dibawa ke PTUN, Ubaidillah menegaskan pihaknya akan membayarkan BHP tersebut tahun ini juga setelah MA juga menerima besaran BHP yang diajukan Smart.
Anggota BRTI Nonot Harsono mengatakan vendor perangkat telekomunikasi sudah menghentikan memproduksi perangkat CDMA sehingga teknologi tersebut lambat laun akan mati dengan sendirinya, apalagi ketersediaan handset juga makin jarang.
"Sebaiknya operator mulai berpikir ke depan dan mulai bermigrasi ke teknologi LTE yang berbasis GSM agar tidak mati pelan-pelan," ujarnya.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak mudah bagi industri telekomunikasi untuk menatap masa depan. Butuh bantuan pemerintah agar bisnis mereka terus berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPemerintah terlalu memberatkan keuangan perusahaan telekomunikasi dengan biaya penggunaan frekuensi yang semakin naik.
Baca SelengkapnyaPresiden Direktur Smartfren justru menanyakan balik statement pemerintah soal BTS tak lagi dipakai setelah ada Starlink.
Baca SelengkapnyaMeskipun memerlukan biaya yang cukup fantastis, hal ini sebanding dengan kemudahan yang didapatkan manusia untuk beberapa aspek kehidupan.
Baca SelengkapnyaiPhone identik dengan harga mahal. Nah, berikut adalah komponen yang menyumbang mahalnya harga HP Apple ini,
Baca SelengkapnyaHuawei Mate XT, ponsel lipat tiga layar, memiliki biaya penggantian layar hingga Rp 17 juta, membuat pengguna perlu waspada akan potensi kerusakan.
Baca SelengkapnyaCakupan Hyper 5G Telkomsel saat ini telah mencakup sejumlah rute strategis di Jakarta dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaBiaya produksi merupakan salah satu faktor pemicu harga jual barang di pasar. iPhone 15 Pro Max salah satunya.
Baca SelengkapnyaPenggelaran jaringan 5G yang massif masih terganjal 'ketiadaan' frekuensi.
Baca SelengkapnyaKominfo mendapatkan masukan dari operator seluler agar langsung melelang 3 frekuensi 5G sekaligus.
Baca SelengkapnyaAda peningkatan selera orang Indonesia saat mau mengganti HP.
Baca Selengkapnya