Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Smartfren dan Esia selamatkan CDMA tahun ini

Smartfren dan Esia selamatkan CDMA tahun ini CDMA. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Merdeka.com - Sejumlah pengamat telekomunikasi telah mengungkapkan bahwa teknologi code division multiple access (CDMA) akan mati tahun ini. Hal itu karena dipicu makin langkanya ponsel CDMA di pasar, sementara vendor perangkat jaringan pun sudah enggan memproduksinya lagi karena peminatnya di dunia sudah hampir tidak ada.

Hal tersebut tentu saja membuat gelisah pengguna CDMA karena sewaktu-waktu layanannya di switch off oleh operator yang bersangkutan sementara nomor ponselnya sudah telanjur tersebar di relasi bisnis maupun keluarganya.

Namun, kegelisahan pengguna CDMA sedikit terobati setelah dua operator CDMA besar, yaitu PT Bakrie Telecom Tbk dan PT Smartfren Telecommunication Tbk berkomitmen akan tetap menyediakan layanan CDMA tahun ini.

Bahkan Smartfren sudah menyiapkan sederetan ponsel Andromax dual simcard tahun ini yang menandakan bahwa layanan CDMA belum akan mati tahun ini.

Smartfren menjamin tetap akan menggelar jaringan CDMA dan melayani pelanggannya, dan untuk tahun ini akan dimodernisasi di 2 ribu titik dengan investasi mendekati USD 100 juta.

Untuk menggelar jaringan, Smartfren menggunakan vendor ZTE dan Samsung, yang mana, sekitar 90 persen dari menara telekomunikasinya adalah menyewa. Sayangnya, jangkauan Smartfren tidak sampai wilayah Indonesia timur. Hal itu diklaim karena pihaknya selalu ingin memberikan layanan data dan suara yang prima, tidak asal-asalan.

Smartfren mengungkapkan pihaknya menargetkan jumlah pelanggan hingga 18 juta sampai akhir tahun ini dengan tambahan 4-5 juta.Operator tersebut masih enggan mengungkapkan rencana Smartfren untuk migrasi ke LTE mengingat pemerintahnya pun belum selesai menata frekuensinya.

Tak hanya Smartfren , Bakrie Telecom lewat brand Esia-nya pun menggebrak dengan memperkuat layanan data berbasis CDMA tahun ini. Esia menyatakan akan tetap menggunakan CDMA tahun ini dengan menggandeng lebih banyak lagi vendor handset.

Saat ini Esia baru menjalin kerja sama dengan PT Air Hidup (Alcatel) dan PT MKN (Cyrus). Namun, ke depan, anak usaha Bakrie & Brothers itu akan menggandeng lebih banyak lagi vendor, termasuk vendor dari Korsel, China, dan lainnya.

Esia sendiri hingga akhir tahun 2013 mencatat jumlah pelanggan sebanyak 11,4 juta orang. Tahun ini BTEL menargetkan pertumbuhan jumlah pelanggan melebihi rata-rata industri yang masih di kisaran 6-7 persen.

Dari sisi layanan data, Esia menargetkan peningkatan pendapatan hingga 100 persen dari tahun lalu dan menembak segmen menengah ke bawah atau pengguna data pemula.

Esia akan meluncurkan sejumlah ponsel pintar lainnya setelah yang paling baru adalah Maxpic dengan menggandeng Cyrus. Operator itu juga tengah membangun sebuah platform social media yang berisi layanan chatting, social networking, dan telepon.

Berkat dua operator itu lah, teknologi CDMA masih bisa selamat, setidaknya untuk tahun ini. (mdk/nva)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren, Menkominfo: Kami Dukung!
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren, Menkominfo: Kami Dukung!

XL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.

Baca Selengkapnya
Smartfren dan Alita Kolaborasi Perkuat Solusi IoT, Begini Detailnya
Smartfren dan Alita Kolaborasi Perkuat Solusi IoT, Begini Detailnya

Smartfren for Business dan PT Alita Praya Mitra mengumumkan kolaborasi strategis memperluas portfolio solusi teknologi Internet of Things.

Baca Selengkapnya
Telkomsel dan Ericsson Manfaatkan Teknologi 5G Siarakan Upacara HUT RI di IKN
Telkomsel dan Ericsson Manfaatkan Teknologi 5G Siarakan Upacara HUT RI di IKN

Siaran ini memanfaatkan teknologi pembagian jaringan (network slicing) khusus yang memanfaatkan infrastruktur 5G Standalone (SA) terkini.

Baca Selengkapnya
Hilal Merger XL-Smartfren Kian Terlihat, tapi Masih Ada yang Mengganjal
Hilal Merger XL-Smartfren Kian Terlihat, tapi Masih Ada yang Mengganjal

Proses merger antara XL dan Smartfren semakin mendekati tahap akhir.

Baca Selengkapnya
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Temui Titik Terang
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Temui Titik Terang

Setelah dirumorkan merger, kini Axiata dan SinarMas saling mulai menjajaki.

Baca Selengkapnya
Presdir Smartfren soal BTS Tak Perlu Lagi setelah Ada Starlink: Yakin Kita Udah Enggak Dipakai?
Presdir Smartfren soal BTS Tak Perlu Lagi setelah Ada Starlink: Yakin Kita Udah Enggak Dipakai?

Presiden Direktur Smartfren justru menanyakan balik statement pemerintah soal BTS tak lagi dipakai setelah ada Starlink.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jenderal Polisi Akui Banyak Kasatlantas Jualan Lulus SIM
VIDEO: Jenderal Polisi Akui Banyak Kasatlantas Jualan Lulus SIM

Irjen Firman mengaku khawatir ke depan akan ada lagi Kasatlantas berjualan kelulusan SIM lagi

Baca Selengkapnya
Data PDNS 2 yang Kena Ransomware Tak Bisa Dipulihkan?
Data PDNS 2 yang Kena Ransomware Tak Bisa Dipulihkan?

Data-data yang terenkripsi oleh ransomware LockBit Brainchiper tidak bisa diselamatkan.

Baca Selengkapnya
Langkah-langkah Tradisional Menjaga Keamanan Siber Tak Ampuh Lagi
Langkah-langkah Tradisional Menjaga Keamanan Siber Tak Ampuh Lagi

Perkembangan jaringan telekomunikasi yang semakin kompleks dan rentan perlu didukung teknologi mumpuni

Baca Selengkapnya
Indosat Umumkan Kerja Sama dengan China Mobile, Buat Apa?
Indosat Umumkan Kerja Sama dengan China Mobile, Buat Apa?

Berikut adalah tujuan dari kerja sama Indosat Ooredoo dengan China Mobile.

Baca Selengkapnya
Modal Rp 25 Ribu Dapat eSIM Smartfren Kuota 13 GB
Modal Rp 25 Ribu Dapat eSIM Smartfren Kuota 13 GB

eSIM Smartfren Kuota S bisa didapat dengan mudah melalui situs resmi smartfren.com, dengan memilih menu eSIM dan produk Kuota S.

Baca Selengkapnya
Wacana SIM Seumur Hidup Bikin Negara Kehilangan Pendapatan Rp650 Miliar
Wacana SIM Seumur Hidup Bikin Negara Kehilangan Pendapatan Rp650 Miliar

Jika SIM seumur hidup diberlakukan, negara berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp650 miliar per tahun.

Baca Selengkapnya