Smartfren minat sisa frekuensi 2,3 GHz yang akan dilelang
Merdeka.com - Smartfren mengakui tertarik terhadap rencana pemerintah untuk melakukan lelang frekuensi di pita 2,3 GHz. Hal itu diungkapkan oleh VP Technology Relations and Special Project Smartfren, Munir SP.
Menurutnya, frekuensi merupakan sumber daya bagi seluruh operator telekomunikasi sehingga hal itu menjadi alasan pihaknya tertarik dengan rencana itu. Terlebih, mereka berada di frekuensi yang sama.
"Masa enggak minat," ujarnya kepada awak media saat acara ujicoba teknologi Massive MIMO Smartfren di kawasan BSD City, Tangerang Selatan, Senin (16/1).
-
Mengapa XL Axiata dan Smartfren ingin merger? Dian mengungkapkan bahwa konsolidasi atau penggabungan dua operator tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan yang terlibat, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan industri secara keseluruhan.
-
Kenapa XL Axiata ingin merger dengan Smartfren? Pasalnya, pihak XL Axiata menyadari bahwa persaingan di industri seluler akan berat jika mereka berdiri sendiri dan tidak melakukan merger.
-
Bagaimana frekuensi dibagi setelah merger? Dalam konferensi pers yang diadakan untuk memaparkan capaian Smartfren pada kuartal ketiga tahun 2024, Merza Fachys, Presiden Direktur dan CEO Smartfren, menjelaskan bahwa isu mengenai spektrum frekuensi merupakan domain kewenangan Menteri Komunikasi dan Digital.
-
Siapa yang menyatakan dukungan terhadap merger XL dan Smartfren? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan Pemerintah Indonesia mendukung dilakukannya merger atau penyatuan usaha antara dua operator seluler di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Smartfren.
-
Bagaimana Menkominfo berpendapat tentang merger XL dan Smartfren? 'Saya sudah bilang, ‘kami mendukung. Soal yang lain-lain, komersialnya, silakan kalian omongin sendiri,' Ia mengungkapkan bahwa Kominfo tidak akan ikut campur mengenai urusan bisnis ke bisnis (B2B) dalam upaya merger tersebut.
-
Mengapa XL Axiata dan Smartfren bergabung? Kehadiran dari entitas hasil merger XL Axiata-Smartfren ini diharapkan dapat memberikan kekuatan baru dalam industri telekomunikasi, berkat penggabungan sumber daya spektrum dari kedua perusahaan tersebut.
Sebagai informasi, di frekuensi 2,3 GHz itu masih ada lebar pita 30 MHz yang kosong. Namun, pemerintah rencanannya akan melepas setengah dari lebar pita itu, yakni 15 MHz. Sejatinya, frekuensi 2,3 GHz memiliki total lebar pita sebanyak 90 MHz. Dari jumlah itu, 30 MHz ditempati oleh Smartfren dan 30 Mhz digunakan pemain broadband wireless access (BWA). Pemain BWA ini sebut saja seperti Bolt.
Meski begitu, pihaknya juga akan mengkaji kembali kebutuhan akan hal itu di lihat dari sisi saat ini dan peluang masa depan.
"Tentu perlu pertimbangan tetapi kami tertarik. Kami akan melihat apakah kebutuhan kami di frekuensi 2,3 GHz sekarang sudah overload atau tidak. Jika iya, kita akan ikut kalau dari pemerintah mengizinkan," katanya.
Hanya saja, rencana pemerintah untuk melelang frekuensi 2,3 GHz tersebut, belum didapatkan pihaknya melalui surat resmi.
"Justru kami lagi menunggu," jelas dia.
Sebagaimana diketahui, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara sempat mengatakan bahwa frekuensi 2,3 GHz akan dilelang untuk operator selular yang sudah existing. Persiapan teknis mengenai itu, sedang dalam penggodokan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Sudah terlalu padat di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Jadi butuh frekuensi tambahan. Saya juga tidak mengalokasikan bagi yang tidak membutuhkan. Karena yang saat ini desperate itu operator existing," kata pria yang akrab disapa Chief RA ini.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kominfo mendapatkan masukan dari operator seluler agar langsung melelang 3 frekuensi 5G sekaligus.
Baca SelengkapnyaProses merger antara XL dan Smartfren semakin mendekati tahap akhir.
Baca SelengkapnyaStarlink tetap diperlakukan sama seperti operator satelit lain di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenggelaran jaringan 5G yang massif masih terganjal 'ketiadaan' frekuensi.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.
Baca SelengkapnyaSetelah dirumorkan merger, kini Axiata dan SinarMas saling mulai menjajaki.
Baca SelengkapnyaPresiden Direktur Smartfren justru menanyakan balik statement pemerintah soal BTS tak lagi dipakai setelah ada Starlink.
Baca SelengkapnyaPemerintah saat ini sedang menggodok kapan lelang frekuensi bisa dilakukan.
Baca SelengkapnyaPemerintah terlalu memberatkan keuangan perusahaan telekomunikasi dengan biaya penggunaan frekuensi yang semakin naik.
Baca SelengkapnyaPersaingan internet lewat satelit nampaknya semakin memanas.
Baca SelengkapnyaTak mudah bagi industri telekomunikasi untuk menatap masa depan. Butuh bantuan pemerintah agar bisnis mereka terus berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSmartfren for Business dan PT Alita Praya Mitra mengumumkan kolaborasi strategis memperluas portfolio solusi teknologi Internet of Things.
Baca Selengkapnya