Smartphone berdampak buruk untuk anak-anak
Merdeka.com - Mungkin Anda sering mendengar jika smartphone bisa berdampak buruk bagi hubungan sosial seseorang. Namun tak hanya berpengaruh ke orang dewasa, smartphone juga bisa memberikan efek negatif ke anak-anak.
Dampak buruk smartphone untuk anak-anak ini diungkap salah satu ahli psikoterapis bernama Julie Lynn Evans, yang telah mendalami ilmu di bidang psikoterapi anak selama 25 tahun. Seperti dilansir ITProPortal (24/3), dirinya menemukan satu gejala masalah psikis baru di anak-anak yang diduga sangat berkaitan dengan teknologi modern yang ada saat ini.
Kenaikan gejala permasalahan psikis ini sudah diungkap Julie di Inggris yang menunjukkan adanya kenaikan jumlah anak yang masuk rumah ke rumah sakit karena masalah psikis seperti depresi yang mencapai dua kali lipat dalam empat tahun terakhir.
-
Siapa peneliti yang melakukan penelitian ini? Para peneliti mencatat bahwa bias visual mereka ini bahkan mampu memprediksi persentase suara yang akan diterima oleh masing-masing kandidat.
-
Bagaimana smartphone memengaruhi fungsi otak? Melihat ponsel segera setelah bangun tidur menghambat fungsi kognitif. Otak yang seharusnya bangun secara alami jadi terganggu dengan informasi yang masuk begitu cepat.
-
Siapa yang melakukan penelitian ini? Penelitian yang dipublikasikan di European Journal of Heart Failure ini dipimpin oleh Profesor Neil Herring, Profesor Kedokteran Kardiovaskular dan Konsultan Kardiologi di DPAG, bekerja sama dengan Profesor Pardeep Jhund dari University of Glasgow.
"Sesuatu jelas sedang terjadi karena saya melihat bukti peningkatan jumlah kasus depresi atau anoreksia anak-anak yang datang menemui saya. Dan selalu ada hubungannya dengan komputer, internet dan smartphone." ungkap Julie.
Memang masalah psikis ini bukan sepenuhnya pengaruh dari dari teknologi, tetapi makin mudahnya anak-anak mengakses perangkat seluler seperti smartphone juga memainkan peran.
"Jadi ada ruang yang menyediakan jasa chatting, situs terkait tren anoreksia, pornografi, dan sebuah dunia yang ibaratnya tak terlihat dari tempat gelap. Dalam kehidupan nyata, kita memang terkadang merasa dekat dan selalu berhubungan dengan anak-anak kita. Namun ketika mereka terhubung ke web melalui smartphone mereka, maka mereka sebenarnya sedang berada di dunianya sendiri." tambahnya.
Terkait meningkatnya kasus permasalahan psikis pada anak-anak, Julie mendorong orang tua untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak mereka. Selain itu, dirinya juga menyebutkan jika orang tua sebaiknya bisa mengurangi waktu anak bermain dengan gadget mereka.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paparan yang terus-menerus terhadap layar ponsel dapat memengaruhi perkembangan kognitif, kesehatan fisik, serta kesejahteraan emosional dan sosial anak.
Baca SelengkapnyaPenggunaan gawai atau gadget yang terlalu berlebih bisa menimbulkan sejumlah dampak bagi perkembangan anak.
Baca SelengkapnyaScreentime pada anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya dihindari karena sejumlah alasan.
Baca SelengkapnyaPenggunaan gadget atau gawai pada anak di bawah dua tahun bisa memicu munculnya sejumlah masalah kesehatan yang tidak bisa dikesampingkan.
Baca SelengkapnyaUntuk mencegah kecanduan gadget pada anak secara efektif, orangtua perlu menetapkan beberapa langkah ampuh. Simak di artikel ini!
Baca SelengkapnyaPenelitian mengungkap bahwa anak yang sering menggunakan tablet mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur emosi.
Baca SelengkapnyaPada anak, terdapat cara yang perlu diterapkan orangtua untuk mengatasi penggunaan layar berlebihan.
Baca SelengkapnyaWHO menyarankan batasan waktu yang jelas, namun seringkali pola pengasuhan terpengaruh oleh perkembangan teknologi
Baca SelengkapnyaLantas, seberapa lama idealnya seseorang menggunakan gadget dalam sehari?
Baca SelengkapnyaPada era digital ini, anak perlu dilindungi dari permasalahan digital yang muncul akibat gawai.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaPenggunaan media sosial secara teratur dapat mengubah perkembangan otak anak-anak secara berbahaya, bahkan anak-anak di usia 13 tahun.
Baca Selengkapnya