Soal berbagi infrastruktur, Ericsson sependapat dengan Menkominfo
Merdeka.com - Head of CU Indonesia and Timor Leste, Ericsson, Thomas Jul, mengatakan sependapat dengan pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, soal berbagi infrastruktur operator selular.
"Itu merupakan isu fundamental efisiensi jaringan di Indonesia karena terlalu banyak operator selular di negeri ini," ujarnya pada acara pemaparan data riset Ericsson di Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (3/12).
Dia juga mengatakan, bahwa terlalu banyaknya operator saat ini tidak berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Di luar negeri saja, katanya, tak sebanyak di Indonesia. Operator selular di Indonesia saat ini tercatat ada tujuh, yakni PT. Hutchison 3 Indonesia (Tri), PT. XL Axiata (XL), PT. Indosat (Indosat), PT. Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria), PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT. Smartfren dan PT. Bakrie Telecom
-
Dimana kualitas jaringan telekomunikasi di Indonesia masih kurang? 'Penetrasi internet di masyarakat sudah 80% bisa kita bilang karena data terakhir APJII 2024, data menunjukkan 79,5%. Hanya saja, kita masih punya problem yang namanya digital divide, belum semua wilayah memiliki kualitas layanan telekomunikasi yang baik,' jelasnya.
-
Apa tantangan telekomunikasi di Indonesia menurut Wamenkomdigi? Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengungkapkan masih ada tantangan berkaitan dengan kualitas jaringan telekomunikasi di beberapa wilayah.
-
Dimana saja internet belum merata? Masalah pemerataan dan kecepatan itu ya memang harus dilakukan secara paralel gitu ya. Kalau pemerataan itu kan memang masih ada 20 persen dari wilayah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan-red) yang belum mendapatkan internet dengan bagus gitu ya, bahkan juga masih blank spot.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah kualitas internet di Indonesia? Nezar Patria optimis tantangan itu dapat diselesaikan melalui program penguatan sinyal dan peningkatan kapasitas jaringan.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas telekomunikasi Indonesia? Dua orang yang bertanggung jawab atas kondisi telekomunikasi Indonesia, yaitu Mayjen TNI Soehardjono (dirjen pos dan telekomunikasi) serta Ir Sutanggar Tengker Yahya (direktur telekomunikasi di ditjen pos dan telekomunikasi yang juga mantan dirut PN Telekomunikasi Indonesia), menyadari pentingnya menggunakan satelit untuk menyambungkan komunikasi di wilayah nusantara yang begitu luas dan terpisah jarak begitu jauh.
-
Mengapa peningkatan kualitas internet di Indonesia penting? Peningkatan kualitas konektivitas diperlukan agar adopsi teknologi terbaru, seperti 5G dan Internet of Things (IoT) bisa makin merata.
"Saya tidak melihat pasar di sini membutuhkan operator selular dalam jumlah banyak. Dan hal itu menurut kami adalah ide yang bagus. Nah, untuk memastikan network sharing bisa menguntungkan, kami pun sudah pernah melakukannya," jelas Dia.
Sebagaimana diketahui, Menkominfo pernah menyatakan bahwa pihaknya mendorong agar tarif internet per kilo byte bisa turun. Salah satu cara adalah meminta para operator selular untuk melakukan berbagi infrastruktur.
Hal ini, kata Dia, bertujuan agar terjadinya efisiensi sehingga berujung terhadap harga per kilobyte bisa dijual lebih murah.
"Ini yang terus dilakukan pemerintah," jelasnya belum lama ini.
Yang dimaksud dengan sharing infrastruktur ini berupa penggunaan Base Tranceiver Station (BTS) secara bersama-sama.
(mdk/lar)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penggelaran jaringan 5G yang massif masih terganjal 'ketiadaan' frekuensi.
Baca SelengkapnyaYang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemerataan akses internet.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.
Baca SelengkapnyaPemerataan dan kecepatan internet masuk dalam visi Indonesia Digital 2045.
Baca SelengkapnyaBTS akan tetap diperlukan meskipun ada teknologi satelit. Keduanya saling melengkapi.
Baca SelengkapnyaPersoalan ini menurutnya juga harus ditindaklanjuti oleh pemerintah agar tidak ada lagi kesenjangan kualitas internet di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaOperator seluler khawatir jika tidak ada ketidakadilan dalam berbisnis saat satelit Starlink Elon Musk masuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden Direktur Smartfren justru menanyakan balik statement pemerintah soal BTS tak lagi dipakai setelah ada Starlink.
Baca SelengkapnyaGara-gara kecepatan internet Indonesia masih kalah dengan negara tetangga, Menkominfo mau buat regulasi khusus.
Baca SelengkapnyaIndustri halo-halo sedang tidak baik-baik saja. Pemerintah harus hadir dengan terobosan regulasi.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/6).
Baca SelengkapnyaAda banyak tugas menanti Menkominfo pilihan Presiden Prabowo, salah satunya di sektor telekomunikasi.
Baca Selengkapnya