Soal matikan 2G atau 3G, begini kata Menkominfo

Merdeka.com - Muncul wacana dari keinginan salah satu petinggi operator selular untuk mematikan 3G ketimbang 2G. Ini karena 2G dianggap cocok untuk teknologi suara daripada 3G. Ada yang bilang juga kalau 3G merupakan teknologi yang nanggung. Bahkan juga, ada yang sebaliknya. Kurang setuju dengan cara mematikan 3G.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) pun buka suara soal perbedaan hal ini. Menurutnya, nanti akan dilihat secara bersama-sama mana yang lebih memungkinkan untuk efisien termasuk dari beberapa studi terbaru.

"Nah nanti kita lihat, mana yang lebih bagus. Kalau teori 2G ini kemungkinan lebih efisien dari 3G, kalau memang iya kenapa tidak? Anggapan itu baru kan, Maret lalu di Barcelona, saya juga belum tahu studinya sejauh mana. Kalau memang iya kenapa tidak?" kata pria yang akrab disapa Chief RA saat ditemui di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Kamis (27/4).

Kendati begitu, ini hanya baru pemikirannya semata kalau yang dimaksud mematikan 2G bukan frekuensi. Mungkin saja frekuensi akan dimanfaatkan terus. Yang jelas, efisiensi dan sustainable harus tetap terjaga.

"Tetapi kan, 2G ini kan bukan berarti 2G yang SMS saja, frekuensinya barangkali yang bakal dimanfaatin terus. Pemikirannya kita harus pilih yang paling efisien dan sustainable. Kenapa? Karena kita harus teruskan efisiensi industri ke masyarakat, jangan bebani pasar dengan yang tidak efisien," ungkap dia.

Sementara itu, di kesempatan yang berbeda, operator selular Tri pernah mengatakan secara bertahap akan mematikan jaringan 2G. Rencana tersebut, akan memakan waktu setidaknya dua tahun dan melalui evaluasi terlebih dahulu. Evaluasi itu yakni wilayah-wilayah yang sudah tidak membutuhkan jaringan 2G lagi.

"Pastinya bertahap dan sudah dimulai di tahun 2017 ini. Kalau dimatikan semua secara langsung kasihan pelanggan kita yang masih pakai ponsel2G," ujar Wakil Direktur Tri Indonesia, M. Danny Buldansyah pada sebuah kesempatan.