Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Soal pajak Google, idEA tak ingin campur tangan

Soal pajak Google, idEA tak ingin campur tangan Ilustrasi Google tak bayar pajak. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Persoalan yang membelit Google lantaran menolak diperiksa pajak belakangan ini, tak membuat Asosiasi e-commerce Indonesia (idEA) terlalu mencampuri urusan internal mereka. Saat ini Google memang terdaftar sebagai anggota idEA. Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum idEA, Aulia E. Marinto.

"Kita dalam kapasitas bukan mencampuri urusan internal Google. Yang akan kita lakukan nantinya adalah audiensi idEA dengan pihak Google dan pemerintah dalam hal ini Ditjen Pajak," terangnya kepada Merdeka.com melalui sambungan telepon, Senin (26/09).

"Hal ini kita lakukan agar tahu gambaran seutuhnya persoalannya. Karena kan banyak persepsi berbeda-beda yang muncul di media massa," pungkasnya.

Meski begitu, dia mengatakan bahwa pajak memang haruslah ditaati oleh seluruh perusahan yang beroperasi di Indonesia termasuk anggota idEA. Ditemui terpisah, mantan Ketua Umum idEA, Daniel Tumiwa juga mengatakan hal yang senada.

"Kita menganjurkan saja kalau masing-masing member harus mengurusi kewajiban masing-masing. Jadi kita tidak pandang bulu mereka itu siapa. Intinya, kalau urusan perpajakan itu merupakan sebuah kewajiban," ujarnya saat ditemui di acara Ideafest 2016 usai menjadi pembicara di Jakarta Convention Center (JCC), belum lama ini.

Dikatakannya, pemerintah memiliki hak untuk memeriksa pajak seluruh perusahaan yang beroperasi di Indonesia termasuk Google. Apalagi, kata dia, isu yang tengah ramai saat ini adalah 80 persen kue iklan di Indonesia lari ke perusahaan-perusahaan over the top (OTT) global seperti Google, Facebook, Yahoo, dan lain sebagainya.

"Masing-masing perusahaan kan status nya berbeda-beda. Ada golongan yang berbeda, ya mereka punya tanggung jawab masing-masing. Walaupun Google adalah member idEA dan statusnya adalah kantor perwakilan dan mungkin based on itu, jadi sah ya dilakukan itu. Pertanyaan lebih besar adalah ya memang isunya kan jadi isu politis kan ya. 80 persen periklanan di Indonesia larinya keluar," terangnya.

Sebelumnya, Google memulangkan surat perintah pemeriksaan pajak dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan. Dilaporkan Reuters kala itu, Kamis (15/09), Kepala Kantor Wilayah Jakarta Khusus Ditjen Pajak, Muhammad Hanif, menuturkan bahwa ikhwal kejadian itu saat pihaknya mencoba mengirimkan surat terkait pemeriksaan pajak pada bulan April ke manajemen Google, namun ditolak.

Penolakan itulah yang kemudian diasumsikan jika Google enggan bayar pajak. Kabarnya, peningkatan penyelidikan lebih mendalam terhadap Google, akan dilakukan paling cepat pada akhir bulan ini. Tak hanya Google saja, pemerintah juga telah meminta kepada tiga perusahaan raksasa internet seperti Yahoo, Twitter, dan Facebook untuk diperiksa mengenai laporan pajak.

(mdk/bbo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Iuran Tapera Disebut buat Program Makan Gratis Prabowo & Bangun IKN, Begini Kata Istana
Iuran Tapera Disebut buat Program Makan Gratis Prabowo & Bangun IKN, Begini Kata Istana

Iuran Tapera akan dipungut dari pegawai swasta dan mandiri

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Isi Pertemuan dengan Airlangga 3 Jam di Istana Kemarin
Jokowi Ungkap Isi Pertemuan dengan Airlangga 3 Jam di Istana Kemarin

Pertemuan Jokowi dan Airlangga dilakukan di Kantor Presiden, Jakarta.

Baca Selengkapnya
Tegas! Golkar Sikapi Seteru JK vs Agung Laksono di Kursi PMI 'Kalau Ada Masalah di Darat Jangan Dibawa ke Laut'
Tegas! Golkar Sikapi Seteru JK vs Agung Laksono di Kursi PMI 'Kalau Ada Masalah di Darat Jangan Dibawa ke Laut'

Diketahui, Kementerian Hukum (Kemenkum) telah mengesahkan PMI dibawah pimpinan Jusuf Kalla (JK).

Baca Selengkapnya
Golkar Batal Dukung Ganjar, PDIP Singgung Politik Transaksional
Golkar Batal Dukung Ganjar, PDIP Singgung Politik Transaksional

PDIP menegaskan menghindari pola transaksional dan pembagian sumber daya ekonomi dalam membangun koalisi politik.

Baca Selengkapnya
Muhammadiyah Tegaskan Netral, Bantah Klaim Ikut Kawal Suara AMIN di Pilpres 2024
Muhammadiyah Tegaskan Netral, Bantah Klaim Ikut Kawal Suara AMIN di Pilpres 2024

Muhammadiyah tak terlibat timses mana pun di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Reaksi Bahlil Digadang Jadi Ketum Golkar
Reaksi Bahlil Digadang Jadi Ketum Golkar

Bahlil mengaku tidak mengikuti dinamika Golkar, sehingga akan melihat dinamika di Munas.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Bantahan Jokowi Soal Tudingan Cawe-Cawe Munaslub Golkar
VIDEO: Bantahan Jokowi Soal Tudingan Cawe-Cawe Munaslub Golkar

Jokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar itu.

Baca Selengkapnya
Soal Kans Kaesang di Pilgub Jakarta atau Jateng, Begini Kata Jokowi
Soal Kans Kaesang di Pilgub Jakarta atau Jateng, Begini Kata Jokowi

Selain Pilgub Jakarta, Kaesang juga santer maju di Pilgub Jateng.

Baca Selengkapnya
Hakim Saldi Isra Tidak Terbukti Melanggar Etik Terafiliasi dengan Partai PDI Perjuangan
Hakim Saldi Isra Tidak Terbukti Melanggar Etik Terafiliasi dengan Partai PDI Perjuangan

Dalam salah pertimbangannya, disebut Saldi membantah adanya komunikasi atau kesepakatan dengan PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya
Bertemu Jokowi di Istana, Presiden KSPSI Andi Gani Yakin Tak Ada Keppres Penggantian Ketum Kadin
Bertemu Jokowi di Istana, Presiden KSPSI Andi Gani Yakin Tak Ada Keppres Penggantian Ketum Kadin

Andi Gani memastikan Jokowi tak ikut campur dalam kisruh internal Kadin.

Baca Selengkapnya