Soal pajak Google, idEA tak ingin campur tangan
Merdeka.com - Persoalan yang membelit Google lantaran menolak diperiksa pajak belakangan ini, tak membuat Asosiasi e-commerce Indonesia (idEA) terlalu mencampuri urusan internal mereka. Saat ini Google memang terdaftar sebagai anggota idEA. Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum idEA, Aulia E. Marinto.
"Kita dalam kapasitas bukan mencampuri urusan internal Google. Yang akan kita lakukan nantinya adalah audiensi idEA dengan pihak Google dan pemerintah dalam hal ini Ditjen Pajak," terangnya kepada Merdeka.com melalui sambungan telepon, Senin (26/09).
"Hal ini kita lakukan agar tahu gambaran seutuhnya persoalannya. Karena kan banyak persepsi berbeda-beda yang muncul di media massa," pungkasnya.
-
Siapa yang Google ajak kerjasama? Dalam upaya implementasinya, Google menggandeng perusahaan asal India, Salcit Technologies, yang berfokus pada AI di bidang kesehatan pernapasan.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Apa yang Google batasi aksesnya? Mulai awal tahun 2025, hanya aplikasi yang memiliki fungsi inti dan memerlukan akses ke gambar serta video pengguna yang akan diizinkan untuk mengakses seluruh galeri.
-
Apa Google menyatakan soal berhenti di Indonesia? Melansir dari Antara, tidak ditemukan pernyataan resmi terkait Google akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas dari aksi boikot yang dilakukan.
-
Bagaimana Google akan melindungi privasi pengguna? Fitur ini memungkinkan aplikasi hanya untuk mengakses foto atau video tertentu yang dipilih oleh pengguna, bukan seluruh isi galeri di HP Android atau tablet.
-
Kenapa Google diklaim bakal berhenti di Indonesia? Masyarakat Indonesia ramai-ramai membuat Gerakan boikot terhadap merek, barang, dan jasa yang berasal dari maupun yang terafiliasi dengan Israel masih terus berlanjut hingga saat ini.Di media sosial pun beredar narasi yang mengeklaim pendiri Google akan menghentikan operasionalnya di Indonesia imbas dari gerakan boikot.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa pajak memang haruslah ditaati oleh seluruh perusahan yang beroperasi di Indonesia termasuk anggota idEA. Ditemui terpisah, mantan Ketua Umum idEA, Daniel Tumiwa juga mengatakan hal yang senada.
"Kita menganjurkan saja kalau masing-masing member harus mengurusi kewajiban masing-masing. Jadi kita tidak pandang bulu mereka itu siapa. Intinya, kalau urusan perpajakan itu merupakan sebuah kewajiban," ujarnya saat ditemui di acara Ideafest 2016 usai menjadi pembicara di Jakarta Convention Center (JCC), belum lama ini.
Dikatakannya, pemerintah memiliki hak untuk memeriksa pajak seluruh perusahaan yang beroperasi di Indonesia termasuk Google. Apalagi, kata dia, isu yang tengah ramai saat ini adalah 80 persen kue iklan di Indonesia lari ke perusahaan-perusahaan over the top (OTT) global seperti Google, Facebook, Yahoo, dan lain sebagainya.
"Masing-masing perusahaan kan status nya berbeda-beda. Ada golongan yang berbeda, ya mereka punya tanggung jawab masing-masing. Walaupun Google adalah member idEA dan statusnya adalah kantor perwakilan dan mungkin based on itu, jadi sah ya dilakukan itu. Pertanyaan lebih besar adalah ya memang isunya kan jadi isu politis kan ya. 80 persen periklanan di Indonesia larinya keluar," terangnya.
Sebelumnya, Google memulangkan surat perintah pemeriksaan pajak dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan. Dilaporkan Reuters kala itu, Kamis (15/09), Kepala Kantor Wilayah Jakarta Khusus Ditjen Pajak, Muhammad Hanif, menuturkan bahwa ikhwal kejadian itu saat pihaknya mencoba mengirimkan surat terkait pemeriksaan pajak pada bulan April ke manajemen Google, namun ditolak.
Penolakan itulah yang kemudian diasumsikan jika Google enggan bayar pajak. Kabarnya, peningkatan penyelidikan lebih mendalam terhadap Google, akan dilakukan paling cepat pada akhir bulan ini. Tak hanya Google saja, pemerintah juga telah meminta kepada tiga perusahaan raksasa internet seperti Yahoo, Twitter, dan Facebook untuk diperiksa mengenai laporan pajak.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Iuran Tapera akan dipungut dari pegawai swasta dan mandiri
Baca SelengkapnyaPertemuan Jokowi dan Airlangga dilakukan di Kantor Presiden, Jakarta.
Baca SelengkapnyaPDIP menegaskan menghindari pola transaksional dan pembagian sumber daya ekonomi dalam membangun koalisi politik.
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah tak terlibat timses mana pun di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBahlil mengaku tidak mengikuti dinamika Golkar, sehingga akan melihat dinamika di Munas.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar itu.
Baca SelengkapnyaSelain Pilgub Jakarta, Kaesang juga santer maju di Pilgub Jateng.
Baca SelengkapnyaDalam salah pertimbangannya, disebut Saldi membantah adanya komunikasi atau kesepakatan dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaAndi Gani memastikan Jokowi tak ikut campur dalam kisruh internal Kadin.
Baca SelengkapnyaSoal hak angket, Ganjar menyerahkan masalah itu ke partai politik dan anggota DPR RI.
Baca Selengkapnya"Saya enggak tahu karena hak angket itu bukan urusan paslon ya, itu urusan partai," kata Mahfud
Baca Selengkapnya